Awas Jadi Bohong

829 10 1
                                    

Aku semangat banget main aplikasi kalau pas lagi butuh. Apalagi kalau pas login langsung nemu tipeku: brondong, imut, putih. Biaya besar juga kurelakan asal bisa dapet dia.

Cuman kadang yang terjadi sebaliknya: orang yang bukan tipeku ngejar-ngejar aku sampai aku bete banget. Lalu terpaksa bikin-bikin alasan. Lalu terpaksa bohong.

Tet toooottt.

Kenapa sampai harus bohong...? Cuman buat menghindari orang, ngapain sampai bohong? Apa susahnya block? (Susah sih... akunya gak tegaan).

Aku jadi tercenung. Setahuku, banyak sekali orang yang bohong di aplikasi itu. Cara mengetahuinya mudah: tanyakan beberapa pertanyaan dasar, lalu tanyakan lagi beberapa hari kemudian. Jawabannya sering tidak konsisten. Ada juga yang bohong sejak awal. Pasang wajah editan lah, ngaku lebih tua/muda lah, ngarang cerita top/bot yang hebat lah, dan sebagainya.

Kalau aku terus-terusan main aplikasi, bukannya aku akan seperti mereka juga?

Solusinya sih seharusnya gampang: stop main aplikasi, beres. Sayangnya kenyataan gak segampang itu. Ada yang tidak tersalur kalau aku tidak main aplikasi, dan itu bisa membuatku bad mood, labil sampai merusak hubungan dengan orang-orang normal di dunia nyata.

Jadi problem.

Padahal sebenarnya aku tidak terlalu rugi kalau menutup akun sekarang. Toh sudah banyak kenalan. Salah satunya brondong yang mau datang sebentar lagi.

Brondong yang ini agak lucu, karena setelah ngobrol akrab ternyata kami sama-sama top. Nah terus gimana?

Kami kemudian janjian, nanti gede-gedean saja. Yang lebih gede boleh masuk, yang kecil harus nerima ditusuk.

Hahaaa aku yakin akan menang. Dan aku jadi gak sabar nunggu bel pintu berbunyi.

Catatan Harian Seorang GadunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang