"Bukan aku tidak mampu untuk melewati semuanya,bukan aku tidak ingin berjuang,tetapi kenyataan yang sesungguhnya tidak memihak kepadaku"
_AraaMata lembam,rambut acak acakan,khas orang menangis,sendu jadi candu Ara melilitkan selimut halusnya ke badan mulusnya
Matanya terpejam ia buka perlahan lahan,yang ia tatap hanyalah langit langit putih,bersih,terang cahaya lampu.
"Tuhan...bisakah aku menjaganya,bisakah aku memilikinya untuk waktu yang lebih lama lagi,meski dia tidak berpihak kepadaku setidaknya aku selalu menjadikan prioritas,posisi dia dihatiku gak bakalan terganti oleh siapapun"Gumam Ara perlahann
Tuk tuk tuk tukk....suara ketukan pintu terdengar sedikit jauh ditelinga Ara
Tuk tuk tukk tukkkkkk Suara ketukan pintu yang mulai nyaring Ara perlahan lahan bangkit dari tidurnya berjalan perlahan membukakan pintu
"Araaaaaaaaaaaaa,lo gak kenapa kenapa kann,apa yang sakit?sekarang keadaan lo gimana?udah mendingan?masih pusing?yaampun Araa lo ko pucat sii,lo udah minum obat?makan udah??" Suara cempreng khas Ana cerewet bawel sambil ngelus ngelus kepala Ara
"Udah Ana stop,gue gapapa ko santai aja"Jawab Ara simple
"Ribet banget si lo Ana,sakit telinga gue anjir"pekik Bagas
"Yehhh apaansi lo kutil badak,Gue tu khawatir sama lo"
"Bisa bisa nyaa ya Reyhan kaya gitu ke gue"gumam Ara
"Udah lo gak usah mikirin dia dulu,sekarang kesehatan lo dulu Ra"ujar Bagas
KAMU SEDANG MEMBACA
Sindaraa
Dla nastolatkówSindaraa Alea Anantha orang orang biasa memanggilnya Araa. Gadis berumur 17tahun yang duduk di bangku Sma Cahaya.