Realized

3.2K 338 5
                                    

Halo
Vote + Comment
Enjoy!

.

.

.

Pipi Renjun terasa perih sekaligus nyeri, ditambah lagi rasa takut yang menyelimuti dirinya membuat pemuda kecil itu hanya bisa duduk terdiam dengan badan yang bergetar dan perasaan was-was saat preman itu mengeluarkan smirk menyeramkan yang terlihat seperti alarm berbahaya untuk Renjun. Bermacam doa ia rapalkan di dalam hatinya, berharap ada malaikat penolongnya yang datang.

"Udah gue bilang kan lo gak akan selamat kalau lo gak kasih uang lo?" pria berbadan kekar itu berbicara lalu menyeringai.

Bugh!

Lagi-lagi satu tinjuan melayang di pipi Renjun dengan cepat dan tiba-tiba.

"Argh!" Renjun berteriak, rasanya sangat sakit. Bahkan rasa sakit dari pukulan sebelumnya saja belum hilang dan kini satu pukulan keras kembali mendarat di pipinya. Badan dan kepala Renjun ikut membentur tembok dengan cukup keras. Sudut bibirnya pun terasa perih saat ia berteriak tadi, sepertinya bibirnya juga luka.

Kepala Renjun berdenyut sakit, badannya menggigil kedinginan karena bajunya basah. Bibirnya pun sudah sangat pucat sekarang. Renjun hanya bisa memejamkan matanya sambil menyender ke tembok, menahan rasa sakit yang menyerang tubuhnya.

Salah satu dari pria itu mengambil tas Renjun, mengacak-acak isinya dan kesal karena tidak menemukan uang di dalamnya.

Pria itu melemparkan kembali tas Renjun, dan setelahnya dia menendang badan Renjun membuat anak itu jatuh ke samping. Tendangannya memang tidak terlalu kencang, tapi karena badan Renjun yang sudah lemas membuatnya tidak bisa lagi menahan berat tubuhnya.

~~~

Jaemin memutuskan untuk keluar pergi ke supermarket. Dia berniat untuk membeli beberapa bahan makanan dan cemilan.

Mobil putihnya berjalan santai di jalanan yang cukup sepi karena sehabis hujan jadi kendaraan yang keluar tidak banyak.

Entah kenapa seperti ada sesuatu yang mendorongnya untuk menoleh kesamping. Dan Jaemin langsung memicingkan matanya saat melihat sosok kecil yang familiar di matanya terkapar di depan sebuah ruko kosong. Di depan pemuda kecil itu ada dua pria berbadan kekar.

"Itu...Renjun? Ngapain dia?" gumam Jaemin.

Jaemin segera menghentikan mobilnya di pinggir jalan, ia berlari keluar dari mobil mendekat ke arah pemuda kecil yang tergeletak lemas dan seketika ia terkejut melihat kondisi Renjun.

Tubuhnya sudah terkapar, matanya terpejam, wajahnya terlihat sangat pucat dan terdapat memar yang tercetak jelas di pipinya. Sudut bibirnya sedikit berdarah, bajunya sudah basah membuat tubuhnya bergetar kedinginan.

Dugh!

Dugh!

Jaemin langsung menendang dua preman yang berada di dekat Renjun dari belakang, membuat mereka berdua tersungkur. Ia sangat yakin mereka berdua yang sudah menyelakai Renjun.

"Lo apain temen gue?!" teriaknya marah.

Jaemin meninju kedua preman itu tanpa ampun, membuat mereka berdua terkapar dengan lebam dimana-mana.

Accept You || Jn x Rj ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang