Chapter 3

25.3K 2.8K 38
                                    

"Ehm," berdeham pelan, Aku mengerjabkan mataku.

Gila ni anak! Bisa bisanya pedang sepanjang itu dilempar ke punggung ku, mana pedangnya tajem lagi!

Untung yang menghantam punggungku tadi ganggang pedangnya saja, coba kalo yang tajem itu nancep ke punggungku?!

Uhuk, jan dibayangin!

Aku beralih menatap kearah pemuda yang masih menatapku dengan tampang datarnya itu.

"Ini punyamu?" Tanyaku padanya yang masih memandangiku dengan sorot matanya yang tajam itu, dan itu serem pak, udahan atuh!

Lama menunggu respon akhirnya aku menghembuskan nafas kasar, ku pandang mangga yang tepat berada di depanku, "Begini ehm, karna kau baru saja hampir mencelakaiku! Jadi sebagai gantinya pedang mu ku pinjam sebentar!" Kataku mencoba bernegoisasi, bagaimanapun mangga ini kalo kaga di potong ya gimana mau makanya? Yakali di gigit langsung sama kulitnya.

"Pinjam? untuk apa?" Tanyanya bingung.
Dia menatapku heran, alisnya terangkat, dan kepalanya sedikit miring ke samping, imut banget dah.

"Ehm, Jadi gini, kau baru saja hampir mencelakai ku, dan kau tau! Itu tindakan yang amat berbahaya untuk ukuran bocah sepertimu! Karna aku baik, aku tak akan menuntut mu, cukup kau pinjamkan pedangmu untuk ku pakai mengupas mangga ini," jelasku panjang lebar.

Aku memperhatikan gerak geriknya yang malah mendekat ke arah tembok pembatas saat ini heran.

Dia mau manjat kah?,

Ketika sudah dekat dengan tembok pembatas, kau tau apa yang dia lakukan!

Dia beneran manjat dung! melompat dengan lihainya, bagaikan monyet,  hingga saat ini dia telah sampai di ranting tempatku duduk.

Aku menatapnya dengan tak percaya, gila ni anak, bener bener gila!

"A-apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku padanya gugup.

Pria tampan itu menatap diriku datar namun menusuk, namun setelahnya, dia merampas pedang yang ku pegang juga merampas mangga yang sedang ku genggam.

"Mengambil pedangku,"
Katanya dingin.

Aku sih oke oke aja kalo dia mau ngambil pedang, tapi kenapa manggaku ikut di ambil sama dia?!

Aku memperhatikan kelakuan kurang ajarnya saat ini, dengan antengnya dia mengupas mangga ku menggunakan pedangnya, dan memakannya dengan aman damai dan tentram!

"Hei! Itu punya ku,"
Protesku tak terima mangga ku dicuri.

"Kau mau?" Tawarnya menyodorkan mangga itu padaku.

Lah?,

Malah nawarin ni anak, itu buah punya ku woy!

"Tapi itu kan emang punyaku?!" Ujarku bingung sendiri.

Lelaki itu mengedikkan bahunya, "Tak mau yasudah."

He? Kesal dengan sikapnya aku memalingkan kepalaku kesal, ga ada ahlak orang didepannya ini.
Kalo di pikir pikir penduduk disini sama semua kelakuanny, tidak berahlak.
Membuat diriku stres saja.

Lama suasanya menjadi hening, aku menoleh kearah pria tadi, yang kini juga sedang menatapku dengan intens.

Astaga! salting akunya mas.

"A-apa?," tanyaku tergagap, dia masih mempertahankan mimik mukanya, hingga kemudian di detik ke 4, dia mulai berdiri, beranjak dari duduknya.

Kurasa dia akan kembali ke habitatnya saat ini, mari kita pantau.

Tak kusangka, dengan mudahnya orang ini, anak ini, cowok ini, mengangkatku! Dan melompat melewati tembok pembatas ini!

Jantung ku rasanya mau copot, Astaganagadragon

Ku pukul bahunya, ni anak ngajak war jadi manusia, ga tau jantung anak orang hampir copot apayak?,

"APA YANG KAU LAKUKAN HA!?,"

"JIKA TIBA TIBA AKU JATUH, TRUS MATI, KAU MAU TANGGUNG JAWAB!," teriak ku tepat didepan wajahnya.

Posisi ku saat ini masih tetap berada di gendonganya, bukan bukan, lebih tepatnya itu semacam dia mengendongku dari depan layaknya bayi,

Kaki ku melingkar di perutnya dan tanganku melingkari punggungnya, layaknya koala.

Dia hanya mamandangku sekilas, dengan masih aku yang berada di gendongannya, dan membawaku kearah pohon besar yang ada di tengah tengah hutan itu, tepat setelah sampai disana, dia menurunkan ku dari gendongannya.

Aku menatap kesal kearah nya,  sedangkan dia hanya memandangku dengan raut datarnya itu,

Makin kesel kan jadinya!

Lagian ni anak ngapain ngajak aku kesini?

.
.
.
.
.
.
Typo bertebaran, papay next chapter.

Vote yak, aku maksa🍫🍫

Mike [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang