•prolog

21.5K 1.7K 444
                                    











Dimohon bersikap bijak karena cerita ini mengandung kata dan adegan kasar yang tidak patut ditiru.

















Visualisasi tokoh

Visualisasi tokoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leo's note

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leo's note

hola! lama aku engga muncul :(

hadiah diakhir tahun ehe,

semoga suka dan doain idenya ngalir terus, jadi ngga berhenti di tengah jalan :(

















○○○


Sore ini seharusnya Rayan sudah ada dirumah. Bermalasan di kamar tidurnya atau sekedar menghadap meja komputer buat main game kesukaan. Bisa juga menemani sang Bunda menonton acara teve yang menguras emosi atau bergabung dengan Ayahnya yang hobi main catur.

Bukan malah berdiri di depan gedung fakultas dengan kaki pegal dan kesemutan. Ditambah angin sore yang cukup membuatnya kedinginan.

Kalau saja bukan karena ajakan kawannya buat ikut taruhan. Dia pasti gak akan terjebak dalam situasi begini.

Apalagi suasana fakultas teknik sudah kelihatan semakin sepi.

Gak banyak mahasiswa yang masih bertahan. Mengingat sudah gak ada lagi jadwal kelas mereka di sore hari. Mereka lebih milih buat masuk kelas siang ataupun pagi. Kecuali beberapa orang yang mungkin gak kebagian kelas atau memang sengaja milih kelas sore yang katanya gak ada peminat.

"Sialan!" umpat Rayan kesal.

Rayan seharusnya tahu. Dia gak pernah menang kalau pas lagi diajakin taruhan. Selalu saja berakhir dengan dia yang disuruh ini dan itu sama kawannya.

taruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang