•Bab 7

8.4K 1.1K 560
                                    





















Dimohon bersikap bijak karena cerita ini mengandung kata dan adegan kasar yang tidak patut ditiru.

















Visualisasi tokoh

Visualisasi tokoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leo's note

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leo's note

lihat vote dan baca komen teman-teman semua itu jadi bikin semangat hehehe,

selamat membaca ♡















○○○

"Tambal ban yang buka dimana ya Pak?"

Tanya Rayan ke beberapa bapak-bapak yang sedang nongkrong di pos ronda.

Hari sudah sore tapi Rayan malah terjebak di jalanan.

Ban motor maticnya bocor. Terpaksa dia harus mendorongnya. Mencari tukang tambal ban terdekat yang bisa menyelamatkan. Karena tentu saja Rayan harus segera pulang ke rumah.

"Lurus aja Mas, dari sini deket kok" jawab salah satu dari mereka.

Rayan bilang terima kasih dulu ke para bapak itu lalu kemudian pamit. Mau melanjutkan perjalanan dengan dorong motornya. Gak mau buang waktu lebih lama lagi.

Pun dia sebenarnya sudah lelah. Rayan juga sedang tidak dalam suasana hati yang baik.

Ini salah Rayan sendiri karena milih lewat jalan daerah tlekung. Sudah tau kalau jalanan banyak yang berlubang. Jadi kesempatan ban motornya bocor lebih tinggi.

Lalu disini juga gak banyak tambal ban yang buka. Kan jalanan gak ramai seperti jalan utama. Jadi nyarinya susah.

Kalau tau bakal begini Rayan pasti gak akan nolak tawaran Rafli buat antar dan jemput dia ke kampus. Lumayan kan jadi gak perlu susah payah dorong motor.

taruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang