•Bab 18

7.2K 955 345
                                    




















Dimohon bersikap bijak karena cerita ini mengandung kata dan adegan kasar yang tidak patut ditiru.









Visualisasi tokoh

Visualisasi tokoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○○○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○○○

"Adek Ziel sudah boleh makan buah?" tanya Rayan.

Lihatin Satria yang berjalan pelan di samping. Berusaha menyamakan langkah kaki pendeknya. Memastikan kalau Rayan baik-baik saja dan gak tersenggol lalu lalang para manusia. 

Tatapan tajam milik si berandal gak lepas mandangin Rayan yang hari ini kelihatan ceria. Gak lupa juga buat genggam tangan mungil erat. Sepertinya sudah jadi kebiasaan Satria kalau lagi berduaan.

Lalu tentu saja Rayan gak merasa keberatan. Malahan nyaman karena selalu dijagain begitu sama Satria. Diperlakukan dengan penuh sayang. Membuatnya jadi semakin jatuh cinta.

Mereka sedang berada di sebuah pasar tradisional.

Mau belanja bahan makanan segar yang dibutuhkan Mama. Katanya beliau pingin bikin acara uji coba resep masakan dari internet. Sekalian pendekatan sama mantu mumpung main ke rumah.

"Sudah, mau beli buah apa?"

"Em.. stroberi?"

"Rayan yang suka stroberi,"

"Hehehe iya,"

Satria ikutan ketawa.

Habis itu mengusap pelan pucuk kepala Rayan. Merapatkan genggaman tangan biar gak lepas. Mengingat suasana di pasar memang cukup ramai.

taruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang