Evanescent - Bagian : 10

767 134 35
                                    

Awal bulan Desember tahun ini, anak-anak sekolah disibukkan dengan yang namanya 'Penilaian Akhir Semester' atau yang biasa disingkat PAS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awal bulan Desember tahun ini, anak-anak sekolah disibukkan dengan yang namanya 'Penilaian Akhir Semester' atau yang biasa disingkat PAS. Banyak hal yang harus mereka persiapkan demi mendapatkan nilai bagus dan tinggi.

Contohnya Chaeyoung dan Lalisa selama seminggu kemarin, mereka menghabiskan banyak waktu untuk belajar, belajar dan belajar.

Lalisa, awalnya gadis itu tidak pernah peduli dengan nilai ujian. Namun, semenjak mengenal Chaeyoung, Lalisa berubah drastis. Gadis itu sedikit menjadi orang ambisius seperti Chaeyoung.

Hari ini, ujian pun dimulai. Di dalam kelas, banyak murid yang terlihat bingung, ada juga yang mencontek, dan tak sedikit pula yang pasrah dengan nilainya nanti. Begitu terus sampai ujian ini selesai.

Ujian yang diadakan selama 1 minggu ini, berhasil membuat Chaeyoung dan Lalisa semakin dekat bak kancing dan baju. Tiada hari yang mereka lewati sendiri, pasti selalu berdua. Entah itu belajar, bermain, menonton drama atau melakukan kegiatan-kegiatan lain yang menyenangkan.

Seperti malam ini, mereka berdua tengah berada di atas balkon kamar Chaeyoung, berbincang-bincang kecil tentang hari-hari yang mereka lalui saat ujian seminggu kemarin.

"Li, kalau misalkan nilai ujianmu bagus, kau ingin memberi hadiah apa untuk diri sendiri?" Chaeyoung bertanya kemudian menyeruput susu coklat hangatnya.

Lalisa mengernyitkan dahi, "Memangnya harus ya, Chaeng?"

"Harus dong, sayangku," balas Chaeyoung dengan senyuman. "Kan dirimu sudah kerja keras, nah kau harus memberi hadiah ke diri sendiri, apa pun hasilnya nanti. Bagaimanapun juga, membahagiakan diri sendiri itu penting, loh."

"Oooh seperti itu ya, Chaeng?"

Kepala Chaeyoung mengangguk, "Iya, dong. Jadi, apa nih hadiah untuk dirimu sendiri nanti?"

Lalisa bergumam, menaruh jari telunjuknya di bawah dagu dengan mata yang menerawang ke atas. Seperti sedang berpikir keras.

"Uhm ... aku ingin membeli gitar deh sepertinya," balas Lalisa kemudian. "Tapi, nanti-nanti saja deh belinya, aku harus menabung dulu."

"Waaah, kau bisa bermain gitar?" Chaeyoung bertanya dengan mata berbinar.

"Bisa dong, kan cita-citaku ingin menjadi musisi. Doakan semog cepat tercapai, ya," seru Lalisa meminta doa.

"Amin pakai toa gereja!" teriak Chaeyoung semangat. Seperti tidak takut jika tetangganya akan terganggu dengan teriakannya.

Lalisa tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Suara Chaeyoung ketika berteriak itu sangat lucu, cempreng seperti kaleng rombeng soalnya.

"Ih, kok malah tertawa sih, Li? Orang lagi didoakan juga!" Chaeyoung merengek kesal karena Lalisa menertawakan dirinya.

"Aduuuh," Lalisa memegang perutnya yang terasa sakit akibat tertawa. "Habisnya suaramu lucu, seperti kaleng rombeng, hahahaha."

Evanescent [채리사]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang