Evanescent - Bagian : 16

721 116 23
                                    

Ia tergesa memasuki sekolahnya setelah beberapa hari absen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia tergesa memasuki sekolahnya setelah beberapa hari absen. Entah apa yang terjadi pada teman sekelasnya selama ia tidak masuk. Ia merutuki dirinya sendiri yang tak bisa cepat memberikan bukti itu. Memang, awalnya ia tidak peduli dengan masalah yang menimpa teman sekelasnya tersebut. Namun,  ia masih memiliki hati, lagipula yang ia lakukan tidak akan merugikan dirinya. Jadi berhubung ia sudah bisa masuk kembali, ia akan membongkar semuanya.

Kakinya melangkah memasuki kelas. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah Lalisa yang tengah diganggu oleh Joy dan antek-anteknya. Hati kecilnya ingin sekali membantu, tapi ada yang lebih penting dan harus ia tuntaskan sekarang juga.

Tunggu dulu!

Matanya melihat sesuatu. Ponsel Joy ada di atas meja. Sebuah ide terlintas di benaknya. Perlahan, ia dekati meja Joy dan menyalakan ponselnya. Dengan otak cerdasnya, ia berpikir cepat mencari sandi kunci layar ponsel Joy. Untungnya dulu ia pernah bergabung dengan Joy, sehingga memudahkan dirinya untuk mengetahui sandi ponsel itu.

Tangannya dengan lincah mencari pesan yang sekiranya mencurigakan. Netranya pun selalu waspada menelisik sekitar, berjaga-jaga jika ada yang melihat kearahnya.

'Eoh, ternyata Sana juga berkerja sama dengan Joy?'

Ia cepat-cepat memotret pesan-pesan itu dan segera keluar dari kelas. Syukurlah tidak ada yang mencurigainya. Tujuannya sekarang adalah ruang guru BK.

Tok tok tok!

Dengan percaya diri, ia masuk ke dalam ruangan. Menghampiri meja milik bu Suzy, selaku guru BK di sekolah mereka.

"Selamat pagi, Bu," sapanya.

"Selamat pagi. Ada apa, Ryujin?" tanya bu Suzy.

Ryujin mengeluarkan ponselnya dari saku baju dan menaruhnya di atas meja bu Suzy. Gurunya itu mengernyit bingung, untuk apa ponselnya ditaruh di sana?

"Chaeyoung dan Lalisa bukan pelakunya, Bu, mereka difitnah," ungkap Ryujin yang berhasil membuat bu Suzy berdiri dari duduknya.

"Apa maksudmu, Ryujin?"

"Kalau Ibu ingin tau lebih jelasnya, Ibu silahkan buka video yang ada di ponsel saya."

Bu Suzy meraih ponsel Ryujin dan mencari video yang dimaksud. Ia menonton nya dengan seksama, matanya melebar terkejut dengan apa yang ia saksikan. Ternyata yang mencuri kunci jawaban ujian semester kemarin adalah Joy dan teman-temannya.

"Kau mendapatkan video ini dari mana?" tanya bu Suzy.

"Beberapa hari yang lalu saya tidak upacara karena sedang tidak enak badan. Saat saya pergi ke toilet sebentar, saya melihat Joy, Momo dan Nancy yang sedang memasukkan map coklat ke dalam tas Lalisa. Saya juga makin yakin kalau map itu berisi kunci jawaban, karena Momo tiba-tiba menuduh Lalisa mencuri kunci jawaban. Menurut saya itu aneh, dari mana Momo tahu kalau Lalisa yang mencuri kunci jawabannya?" jelas Ryujin mengingat-ingat kejadian beberapa hari lalu. "Dan satu lagi, mereka juga kerja sama dengan Sana. Saya sempat melihat pesan mereka di ponsel Joy."

Ryujin kembali menunjukkan foto berisi pesan-pesan yang tadi ia lihat saat membuka ponsel Joy. Bu Suzy mengangguk percaya. Akhirnya kebenaran terbongkar. Untunglah saat itu Lalisa tidak sampai di keluarkan dari sekolah karena masalah ini.

"Baiklah, terima kasih atas buktinya, Ryujin. Ibu akan memproses mereka setelah ini. Sekali lagi terima kasih, ya."

Ryujin mengangguk. Setelah itu ia pergi dari ruang guru BK dan kembali ke kelasnya dengan senyum kemenangan. Walaupun ia tidak terlalu akrab dengan Lalisa, tapi ia ikut lega karena masalah ini akhirnya selesai. Ia juga senang, Joy akan segera mendapatkan ganjaran dari apa yang selalu ia perbuat.

"Stop!" teriak Ryujin ketika sampai di kelas.

Joy masih saja asik menganggu Lalisa. Dasar tidak punya hati!

"Kau tidak ada jengah-jengahnya ya merendahkan orang lain! Berhenti mengganggu Lalisa! Dia tidak pantas diperlakukan seperti itu denganmu!"

Joy menatap Ryujin dengan amarah. Sementara Lalisa menatapnya tak percaya. Baru kali ini Ryujin membela dirinya saat ia mendapatkan perundungan oleh Joy. Selama ini, Ryujin tidak pernah peduli jika Lalisa diganggu oleh Joy. Mungkin lebih tepatnya, ia tidak ingin ikut campur, selain karena pribadinya yang cuek akan sekitar ia juga malas berurusan lagi dengan Joy.

"Wow! Shin Ryujin, sudah berani melawanku ya sekarang?" tanya Joy tajam.

Ryujin tertawa sinis, lalu melangkah mendekati Joy, "Aku sudah bukan bawahanmu lagi, Joy! Dan setelah ini, aku akan memastikan bahwa kau segera mendapatkan ganjaran atas apa yang sudah kau lakukan!"

"Kau—"

"Permisi ... Joy, Nany dan Momo dipanggil oleh bu Suzy. Kalian diperintahkan untuk ke ruang BK dan menemui beliau," ujar salah satu siswi utusan bu Suzy.

Joy menatap nyalang Ryujin yang kini tengah tertawa senang, "Awas kau, ya! Lihat saja pembalasanku nanti!"

Setelahnya Joy dan teman-temannya pergi ke ruang BK dengan perasaan kesal. Kemudian Ryujin melirik Lalisa yang hanya diam menunduk, tungkainya bergerak untuk mendekati gadis itu dan memegang bahu nya.

"Are you okay?" tanya Ryujin seraya memastikan tubuh Lalisa, siapa tahu ada luka yang dihasilkan oleh Joy.

Lalisa tak membuka suara, ia hanya menggeleng pelan membuat Ryujin menghela napasnya kasar.

"Kau tenang saja, sekarang kau sudah aman. Pencurinya sudah ketauan, jadi kau tidak akan dituduh-tuduh lagi," ujar Ryujin mencoba menenangkan Lalisa.

"Maksudmu?" tanya Lalisa dengan tatapan bingungnya. Ia sama sekali belum mengerti atas apa yang Ryujin lontarkan.

"Joy and the geng yang sudah memfitnahmu, ternyata mereka lah yang memasukan kunci jawaban ke dalam tasmu waktu itu. Dan semua ini merupakan rencananya Sana dengan Tzuyu, mereka lah dalang dari semuanya. Tapi, kau tenang saja, mereka sudah diurus dengan bu Suzy."

Untuk pertama kalinya, Ryujin tersenyum manis pada Lalisa. Ryujin yang selama ini ia pikir begitu cuek, ternyata memiliki hati yang baik. Lantas ia memeluk Ryujin, kata terima kasih ia lontarkan pada gadis yang ia anggap sebagai penyelamat setelah Chaeyoung.

"Terima kasih banyak, Ryujin-ah! Terima kasih banyak, kalau saja tidak ada dirimu, mungkin aku akan terus-terusan dituduh pencuri. Sekali lagi terima kasih banyak, Ryujin!" ucapnya penuh haru.

Ryujin terkejut kala Lalisa dengan tiba-tiba memeluknya erat. Namun ia tidak menolak, ia justru membalasnya dan menepuk pelan punggung Lalisa.

"Iya sama-sama, Lalisa, semoga setelah ini kehidupanmu akan berjalan dengan normal seperti hari-hari biasanya."

Merasa ada yang menepuk punggungnya, Lalisa langsung tersadar jika ia tengah memeluk Ryujin erat-erat. Sontak, Lalisa langsung melepas pelukannya dan kembali menunduk. Ia terlihat takut pada Ryujin.

"M-maaf, Ryujin. A-aku kelepasan," cicitnya yang membuat Ryujin tertawa geli.

"Santai saja kali, Li. Kau seperti habis memeluk setan saja, deh."

To Be Continued

Evanescent [채리사]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang