Evanescent - Bagian : 12

700 121 26
                                    

"Lalisa, tolong antar ini ke bu Suzy, ya," ujar bu Hani pada Lalisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lalisa, tolong antar ini ke bu Suzy, ya," ujar bu Hani pada Lalisa.

"Lima menit lagi istirahat, anak-anak," titah bu Hani seraya keluar kelas, dibarengi Lalisa yang membawa  setumpuk buku bahasa Korea.

Tepat 5 menit, bel berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas, berdesakan menduduki kantin. Sahut-sahutan memesan pengganjal perut.

Lalisa yang masih sibuk oleh urusannya meminta Chaeyoung ke kantin duluan. Memesan meja dan makanan untuk mereka. Meski masih ada, cacian itu sudah tak lagi mereka hiraukan. Sudah mulai terbiasa oleh bisikan jahat atau kelakuan jahil.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, kini Lalisa sudah selesai menyerahkan buku-buku tadi pada bu Suzy. Ia hanya tinggal berjalan untuk menyusul Chaeyoung di kantin.

Namun sial, di lantai dua ini ia dihadang oleh Sana dan Tzuyu.

"Ingin ke mana, Lalisa?" tanya Tzuyu sembari tersenyum miring.

"Aku ingin ke kantin untuk menyusul Chaeyoung," balas Lalisa cepat. "Minggir," sahutnya dengan tampang dingin.

Ada banyak peruntungan bagi Lalisa bergaul dengan Chaeyoung. Kenapa? Karena semenjak bergaul dengan Chaeyoung membuatnya berani melawan siapa yang menginjaknya. Ia bukan lagi Lalisa yang diam ketika harga dirinya dihancurkan.

"Aduh ... melawan," desis Sana sambil terkekeh jahat.

Kemudian tangan dua wanita itu tergerak mencengkram tangan Lalisa keras. Sedangkan Lalisa dengan sekuat tenaga memberontak agar tangannya lepas dari cengkeraman Sana dan Tzuyu. Tapi sia-sia, tenaga dua orang bukan tandingannya.

Lalisa inisiatif menggigit tangan Sana, lalu ia lari sekencang mungkin untuk menjauh. Namun Tzuyu tidak lengah, ia justru menarik rambut Lalisa hingga ia terjatuh.

Lalisa merasakan pusing bukan main kala rambutnya ditarik paksa. Kala ia jatuh, Sana dan Tzuyu tak buang waktu lagi, mereka langsung membawa dan mengurung Lalisa di kamar mandi. Kamar mandi perempuan lantai dua sudah lama terbengkalai karena rusak, dan tak akan ada yang memasukinya.

Sana membenturkan kepala Lalisa ke dinding. Punggung Lalisa yang terantuk keramik sakit bukan main. Ia tak bisa melawan, hanya diam menangis.

"Ya! Berani-beraninya kau merebut sahabatku dan Sana!" maki Tzuyu tak terima. "Jangan merasa sok paling iya, deh! Padahal kau itu hanya bisa menjadi benalu untuk Chaeyoung! Kau hanya bisa merepotkan dia saja! Kau sudah membuat nama Chaeyoung buruk! Kau sudah membuat ketenaran Chaeyoung hancur!"

Tzuyu semakin mengeraskan cengkramannya di dagu Lalisa, "Jika sampai terjadi apa-apa pada Chaeyoung, jangan pernah berharap kau akan mendapatkan kata maaf dari kami!" ujarnya penuh penekanan.

Sedangkan Lalisa hanya bisa diam, ia tidak bisa melawan Tzuyu. Bahkan hanya sekedar membalas ucapan sarkas mereka pun, Lalisa tidak sanggup. Ia merasakan kepalanya sangat sakit, serasa ditusuk-tusuk dengan paku tajam, ditambah Sana juga menjambak rambutnya.

Evanescent [채리사]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang