Part 5

12 3 1
                                    

Pagi ini Akiran bangun sebelum matahari terbit ia membantu sang Bunda untuk membuat sarapan dan bekal yang akan ia bawa ke sekolah nanti. Cewek itu sudah mengenakan seragam sekolah, lengkap dengan atributnya. Setelah menyiapkan bekalnya Akiran berniat untuk berpamitan dengan bundanya namun bundanya tidak ada di dapur. Dia lihat seorang wanita berparuh bayah lengkap dengan baju kantornya sedang berjalan di lorong menuju dapur.

"nak, ada yang nungguin di depan." panggil Bunda

"hah? Siapa?" Kening Akiran mengerut bingung.

"Itu yang kemarin nganterin kamu sampai rumah." Nincy mengingatnya sejenak, nama cowok kemarin yang disebutkan Akiran. "Rif--Rifqi... ya, Rifqi."

"Bunda pasti bercanda!"

"Ngapain Bunda boongin kamu sayang?!" Sambil mengelus rambut anaknya. "Samperin dulu gih. Kasian, lho, udah ditunggu."

"Ya udah, Aku berangkat ya bund!" pamitnnya untuk berangkat ke Sekolah.

Akiran itu tidak pernah lupa rutinitas sebelum berangkat. Salim kepada bunda dan mencium kedua pipi bundanya. Setelah memastikan tidak ada barang atau buku yang tertinggal, ia berjalan ke arah pintu rumah.

"Ehem.." Deham Akiran membuat Rifqi menoleh.

"Eh Kiaran, udah selesai? Ayo--"

"nama gue Akiran bukan Kiaran understand?"

"gue lebih suka manggil lo Kiaran dari pada Akiran." Elak Rifqi

"Terserah. BTW, Motor gue kemana?" tanyanya

Rifqi bingung untuk menjawab pertanyaan Akiran kali ini. Motor AKiran berada di bass camp THE FLASH. "oh motor lo, udah sampai di sekolahan duluan." sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. Ia terpaksa berbohong agar Akiran tidak marah padanya. "yaudah yuk, berangkat." mengambil tangan Akiran dan menariknya ke arah mobil yang sudah berada di depan rumah Akiran.

Rifqi membukakan pintu mobil untuk Akiran layaknya seorang putri. Dengan cepat Rifqi kembali ke kursih pengemudi untuk menyalakan mesin mobil dan segera berangkat ke sekolah.

^_^

Di tengah perjalanan menuju sekolah Rifqi memberhentikan mobilnya dan membuka ponsel untuk segera mengabari temannya yang berjaga di bass camp.

Rifqi Ketua: rakka bawa motor Akiran ke sekolah sebelum gue sampai ke sekolah! kalau mau nyawa lu selamat.

Raja Neraka: Siapp boss

"kok berenti?" tanya Akiran heran

"oh, tadi chat temen dulu. kan kalo ngechat sambil nyetir bahaya!" ucapnya sambil mengelus rambut Akiran

sontak membuat Akiran menghempas tangan Rifqi sebelum dia menyentuh rambutnya itu. "nggak usah pegang-pegang!"

^_^

Para anggota THE FLASH sedang berkumpul di lapangan parkir SMA Teresha mereka menunggu ketua THE FLASH tiba. Hanya berselang beberapa menit orang yang mereka tunggu datang membawa mobil kesayangannya dan juga di samping kursi penumpang ada seorang gadis yang tadinya dia benci kini telah bersamanya. Takdir lah yang mempertemukannya alam lah yang mempersatukannya.

Akiran membuka pintu mobil. Tanpa bilang terima kasih dia langsung pergi menuju kelas. Rasanya risih jika dia terlihat selalu bersama Rifqi karena Akiran tau teman-temannya Rifqi akan mengolok-olok gadis yang tidak bersalah itu.

"Ekhem... abis jemput masa depan niee."ucap Leonil tiba-tiba yang menghampiri Rifqi yang baru saja keluar dari mobilnya

"Asiqq.. PJnya jangan lupa ya bossqu" ritcuh Galang kegirangan seperti anak kecil yang baru saja di belikan permen

Melihat tingkah teman-temannya yang mengolok-oloknya Rifqi hanya bersikap tak acuh. Kini ia mengalihkan pandangannya ke arah motor Akiran. "Kunci motor akiran mana?"

"ini boss" ucap Raka memberikan kunci motor milik Akiran

"Kuy, kantin!" ajak Leonil

Serentak mereka pun meninggalkan area lapangan Parkir menuju kantin. Bukannya menuju kelas mereka beralih kantin menjadi kelas mereka.

Dikantin seperti biasa Leonil mulai tebar pesona dengan para penghuni kantin

"Rumah perdu berjendela kaca, salam rindu abang ke neng Naca"

"Gas terus bang jangan kasih kendor." ucap Galang menyemangati

"Burung gelatik terlihat anteng, eneng cantik abang ganteng." sambil memainkan jenggot tipisnya

"yeh kang surip" ketus Galang

Melihat Rifqi tengah melamun Raka berinisiatif untuk menanyakan kisah cintanya bersama Akiran "Rif, lo belom cerita gimana kelanjutan lo sama tuh cewek?"

Mendengar pertanyaan sang sahabat Rifqi hanya diam dan tak mau memikirkannya lagi. Begitupun Leonil dan Galang yang sedari tadi adu cekcok kini perhatiannya teralihkan ke pertanyaan Raka.

"Rif, kalo emang lo suka dia lo kejar, lupakan dia yang menghilang dari bumi." bijak Leonil

"Eh kadal, dia nggak hilang namun hempas ke lautan" canda Galang sedikit menghibur suasana, namun gagal. "Livia aja udah bisa melupakan lo, masa lo enggak. Move on dong Rif! mana Rifqi yang gampang buat Move on." lanjutnya menyemangati sahabatnya

"Terima keadaan dan mengalir lah seperti air" ucap Samuel yang selalu bijak.

"Gue bakal mencoba untuk Move on dari Livia." ucap Rifqi semangat

"nah ini baru Rifqi yang gue kenal" ucap Galang antusias

^_^

Jam pulang sekolah Rifqi keluar kelas sebelum bel berbunyi. Dia menghampiri kelas Akiran untuk memberikan Kunci motor milik gadisnya itu.

"Qiaran" panggilnya setelah Akiran keluar dari kelas

"Khemm.." deham Akiran "nama gue Akiran bukan Kiaran!" ucapnya kesal mendengar namanya sering diubah oleh lelaki yang berada di depan matanya saat ini

"bukan Kiaran tapi Qiaran pake Q. okeh manis!" sambil menyolek dagu Akiran

"Whatever, ada apa lo kesini?"

memberikan kunci motor "nih!"

"Thank you." Ingin meninggalkan Rifqi namun tangannya ditarik oleh Rifqi. "What?" ucap cueknya

Tiba tiba saja suasananya agak sedikit canggung "Mmm.. lo langsung balik?" tanya Rifqi sedikit grogi.

"Bukan urusan lo" langsung pergi meninggalkan Rifqi

Rifqi hanya bisa melihat pundak Akiran yang berbelok ke arah kolam renang dan menghilang

kok dia ke kolam renang? tanya batinnya

"Dorr" kejut Aldino yang datang tiba-tiba

"Ngapain lo?" tanya Rifqi dengan muka dinginnya

"yang harusnya tanya itu gue, Ngapain lo dikelasnya Akiran? hah gue tau jangan-jangan.." menyipitkan mata layaknya detektif yang sedang menyelidiki Rifqi

"Paan sih lu, noh Naomi" membuyarkan lamunan Aldino dan mengalihkan pandangan Aldino pada dirinya. Dan pergi meninggalkan Aldino untuk membuntuti Akiran

"Mana Naomi.." belum sempat menyelesaikan pembicaraan Aldino melihat Rifqi seperti sedang mengejar seseorang. "Aneh banget sih Rifqi!"






QiaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang