Suatu hari di kelas Yuki.
"Yuk, lo tau nggak kalo minggu depan ada pertandingan basket?" celetuk Vebby antusias.Saat itu sedang jam istirahat sehingga Vebby dan Yuki bisa mengobrol, sedangkan Chika hari itu tidak masuk karena ada urusan pribadi. Karena Chika tidak masuk, Yuki dan Vebby duduk sebangku.
"Tanding sama siapa?" tanya Yuki basa-basi.
"Sama sekolah lo dulu." jawab Vebby dengan mata agak melebar agar Yuki terkejut.
"Serius? Gue baru tau loh." respon Yuki yang memang terkejut akan informasi itu.
"Lo harus dukung sekolah yang sekarang bukan yang dulu." ucap Vebby mengingatkan.
"Gue netral ajalah. Emangnya elo nonton ke lapangan, Veb?" tanya Yuki penasaran.
"Udah pasti nonton lah. Udah kelas tiga, kapan lagi nontonin cowok pada tanding. Pasti seru." jawab Vebby bersemangat.
"Gue tapi males nonton yang gituan." respon Yuki dengan senyuman kikuk.
"Sayang banget sih." komentar Vebby sedikit geleng-geleng. Seperti itulah Vebby, reaksi dan eskpresi gadis itu terkadang berlebihan.
-
Seminggu kemudian.
Sore ini, pertandingan basket persahabatan antar sekolah akan dimulai. Pertandingan itu dimulai dari pertandingan antara SMA Harapan (sekolah baru Yuki) dan SMA Bintang (sekolah lama Yuki). Pertandingan itu diadakan di lapangan basket indoor SMA Harapan. Pertandingan ini merupakan inisiasi dari SMA Harapan sendiri.
Terkait ada pertandingan basket tersebut, maka jam pelajaran agak disesuaikan sehingga bisa selesai jam dua siang. Pertandingan basket sendiri mulai jam tiga siang.Ketika bel pulang berbunyi, Yuki langsung buru-buru ke kantin untuk menemui teman di sekolah lamanya, SMA Bintang. Yuki dengan ceria menghampiri teman-temannya yang tengah duduk di salah satu meja. Ada satu perempuan dan tiga laki-laki di sana. Kantin saat itu sudah sepi karena kebanyakan pelajar sudah berpulangan.
"Gue kira tampilan lo bakal berubah ngikut anak sini." celetuk seorang perempuan di sana saat Yuki menghampiri mereka.
"Apa sih lo, Nin?" balas Yuki langsung duduk di sebelah perempuan itu, Nina.
"Iya, Yuk. Lo kok nggak ikutan badai kayak cewek di sini?" celetuk laki-laki yang duduk di sebelah Nina, Adipati. Adipati segera berpindah duduk ke sebelah Yuki.
"Suka-suka dong." balas Yuki santai.
"Udah dapet pacar lo di sini?" tanya laki-laki yang lain yang duduk di hadapan Nina, Yuki dan Adipati. Dia adalah Joshua yang duduk bersebelahan dengan Ahyar.
"Ada nggak yah?" tanya Yuki menggoda.
"Lo selingkuh dari gue?" tanya Adipati dengan wajah masam lalu merangkul erat Yuki.
Yuki tersenyum lebar. Rasanya senang sekali bisa berkumpul dan mengobrol dengan para sahabatnya yang konyol dan selalu membuatnya tertawa.
"Serius, Yuk. Lo belom punya gebetan apa di sini?" tanya Nina dengan keingintahuan yang tinggi.
"Gue juga baru dua bulan di sini. Ya kali, secepet itu dapet gebetan." jawab Yuki seadanya.
"Gebetlah yang paling bening langsung." sahut Nina bersemangat.
"Apa sih lo, Nin? Kok lo ngotot nyuruh Yuki?" sahut Adipati sewot dengan masih merangkul Yuki.
"Yeee, elo kan udah ditolak Yuki, nggak usah ngarep deh." balas Nina protes.
"Udahlah, Nina jadian aja sama Adipati." sahut Ahyar meledek.
"Najong deh." balas Nina penuh penekanan.
YOU ARE READING
BACKSTREET
RomanceStefan William Yuki Kato Yuki tidak habis pikir, mengapa orangtuanya menyuruhnya pindah ke sekolah baru saat memasuki tahun terakhir SMA-nya? Bukan itu saja, sekolah baru itu adalah sekolah yang sama dengan Stefan, pacarnya. Yuki benar-benar tak suk...