Siang hari ini, kelas Yuki memasuki jam pelajaran olahraga. Setiap siswa dan siswi diwajibkan untuk berganti baju olahraga lalu turun ke lapangan seperti biasa. Perlu diketahui, jam pelajaran olahraga mulai efektif pada minggu kedua sekolah.
"Guys, guys, guys." Vebby menghampiri Yuki dan Chika yang sedang berjalan menyusuri koridor lantai kelas mereka. Mereka sedang berjalan menuju lapangan tentunya.
"Vebby, lo sehari nggak bawel bisa nggak sih?" protes Chika pedas karena Vebby tiba-tiba saja muncul dan membelah dirinya dan Yuki dengan suara nyaringnya.
"Hehehe." Vebby cengengesan mendengar komentar pedas Chika, "gue punya info penting tau." seru Vebby antusias yang paling bisa membuat siapapun yang mendengar dan melihatnya jadi penasaran.
"Info apa?" tanya Yuki agak tertarik.
"Mendekat sini." seru Vebby langsung merangkul Yuki dan Chika agar mendekat.
"Cepet." seru Chika sudah tidak tahan dirangkul erat oleh Vebby.
"Jam olahraga kita barengan sama kelas Stefan." Vebby berbisik antusias. Setelah mengungkapkan informasi tersebut, Vebby langsung melepaskan rangkulannya.
"Serius?" tanya Yuki tak bisa menyembunyikan keterkejutannya membuat Chika dan Vebby menoleh ke arahnya dengan wajah penuh selidik.
"Wah, gara-gara baru dikasih makanan kemaren, lo langsung naksir ya sama dia?" tanya Chika agak tak suka.
"Eum, nggak gitu kali." balas Yuki langsung buru-buru mengelak.
"Yaelah Chik, kalo si Yuki emang suka sama Stefan biarin aja sih." Vebby memprotes.
"Bukannya gitu, gue nggak mau aja si Yuki jadi korban phpnya dia." sewot Chika.
"Yaelah, nggak bakal kali. Udah ah, kita turun yuk, nanti telat lagi." ajak Yuki bersemangat karena ini pertama kalinya ia mengikuti jam olahraga di sekolah barunya.-
Jam pelajaran olahraga Yuki akhirnya dimulai. Kini, tampak seorang pria berumur sekitar 30 tahunan yaitu guru olahraga kelas Yuki sedang memberikan pengarahan pelajaran olahraga. Setelah memberikan pengarahan, sang guru olahraga menyuruh para siswa-siswi untuk melakukan pemanasan yaitu melakukan gerakan pemanasan atau peregangan singkat lalu lari berkeliling lapangan dua putaran.
Setelah semua siswa berlari, mereka kembali ke lapangan lagi termasuk Yuki. Saat kembali ke lapangan dan duduk santai di sana, Yuki langsung disuguhkan pemandangan segerombolan siswa kelas lain yang berada di area sebelah lapangan karena memang kelasnya hanya menggunakan separuh area lapangan. Mau tak mau, kedua kelas itu harus berbagi lapangan dikarenakan jadwal mereka yang sama.
"Liatin siapa hayooo?" seru Vebby menepuk keras pundak Yuki yang saat itu mengedarkan pandangannya ke kelas lain.
"Ngagetin aja deh." protes Yuki sebal.
Vebby menampilkan cengirannya lalu ikut duduk di sebelah Yuki.
"Tuh cowok-cowok emang ya kalo udah main basket ganteng banget." seru Vebby tiba-tiba dengan penuh kekaguman. Gadis itu menopangkan dagunya pada satu tangannya sambil memandangi ke arah kelas lain.
Yuki melirik Vebby sekilas lalu mengikuti arah pandangnya, siapa lagi kalau bukan Stefan dan kawan-kawan segeng yang katanya tampan. Benar saja, Stefan memang keren saat berolahraga, Yuki tahu betul kalau pacarnya itu menyukai dan memang menguasai beragam olahraga.
"Ya ampun, gue nggak nyangka kalo setiap seminggu sekali gue bakalan liat pemandangan kayak gini. Ckck, beruntungnya gue." Vebby berbicara sendiri dengan senyuman bahagianya.
"Lebay banget sih lo, Veb." sahut Yuki tak bisa menahan tawa gelinya melihat tingkah Vebby yang berlebihan baginya.
"Buset dah, baru nyampe lapangan udah mandangin cowok-cowok aja kalian." seru Chika yang baru sampai. Ia juga langsung ikut bergabung dengan Yuki dan Vebby.
"Yeee, Vebby doangan kali." balas Yuki menunjuk Vebby yang masih fokus memandangi Stefan dkk dengan dagunya.
"Ckck, Vebby emang nggak ada malunya ngeliatin mereka sejelas itu." Chika sampai geleng-geleng kepala sendiri.
"Yaelah, mantan cowok idaman lo jugakan itu." sahut Vebby sewot.
"Eh, mantan cowok idaman?" sahut Yuki tak mengerti.
"Iye, si Chika dulunya pas kelas satu udah naksir sama si Stefan. Sampe kelas dua malah. Eh, pas dia liat cowok idamannya ternyata playboy, dia langsung makan ati. Untung belom sempet pedekate." seru Vebby terang-terangan.
Chika mendelik tajam ke arah Vebby, "ember aja kalah bocor dari mulut lo, Veb." respon Chika sinis.
"Gitu toh ternyata." Yuki mengangguk-angguk saja meresponnya. Ia merasa belum terlalu dekat dengan Chika dan Vebby, jadi terkadang ia merasa tak enak hati jika bersikap lancang atau berlebihan kepada keduanya.
"Abis ini olahraganya bebas nih, lo pada mau di sini aja sambil ngeliatin cowok-cowok itu?" tanya Chika malas.
"Lo sendiri mau ngapain emangnya?" tanya Vebby meminta pendapat.
"Main basket aja, Veb. Kali aja mereka ngelirik lo." seru Yuki tersenyum menggoda.
"Yeee, gue mah cuman demen ngeliatin kegantengan dia doang. Kalo buat lebih jauh, aku sih no." balas Vebby sombong.
"Yaelah, mereka juga mana mau sama elo, Veb." balas Chika meledek dengan pedasnya.
"Terus, mereka mau gitu sama lo?" balas Vebby tak kalah pedas.
"Udah ah, gue mau ke kantin aja." seru Yuki langsung beranjak berdiri karena mulai tak tahan dengan perdebatan Chika dan Vebby yang semakin jadi. Tak mau melihat dan mendengar mereka berdebat lebih lanjut, Yuki memutuskan untuk pergi ke kantin saja.
YOU ARE READING
BACKSTREET
RomanceStefan William Yuki Kato Yuki tidak habis pikir, mengapa orangtuanya menyuruhnya pindah ke sekolah baru saat memasuki tahun terakhir SMA-nya? Bukan itu saja, sekolah baru itu adalah sekolah yang sama dengan Stefan, pacarnya. Yuki benar-benar tak suk...