Bab 41

5.3K 428 142
                                    

Kamu dan segala kenangan yang tercipta akan selalu hadir dan mengisi semua ruang di hati.

🌈 Happy Reading🌈

Pemakaman Alana berjalan dengan lancar, semuanya menangis ditinggalkan oleh gadis itu. Mengapa disaat semua orang mulai memberikannya rasa bahagia dan kasih sayang, dia harus kembali ke sisi Tuhan dengan secepat itu.

Pada ahkirya kita memang tidak akan bisa lari dari takdir Tuhan, Amara menangis tanpa henti sambil memeluk nisan bertuliskan ALANA CLARETTA HENDRAWAN. Kini tubuh gadis itu sudah tertimbun oleh gundukan tanah, Raga yang sebelumnya utuh itu perlahan akan hancur di dalam sana.

Alana sudah menutup masa hidupnya dengan jalan yang sangat indah, kini gadis itu sudah tidak akan lagi merasakan kesakitan.

"Jangan tinggalkan mama sayang, mama belum menebus semua kesalahan mama selama ini," Isak Amara memeluk nisan Alana.

"Ikhlaskan dia pergi sayang, biar Alana bisa tenang di atas sana,"ucap Farid menenangkan istrinya.

"Tidak mas dia harus kembali, aku belum sempat membahagiakan dirinya mas, aku ini ibu yang gagal," isakan Amara semakin kencang.

"Mama gak gagal mah, disini masih ada Caca," Bianca juga merasakan apa yang Amara rasakan karena ia selalu merasa bersalah atas perbuatannya dulu pada Alana.

"Kita gak boleh seperti ini mah, kita harus doakan Lala supaya dia tenang mah, dia akan sedih kalo tau mama menangis seperti ini," Bianca ikut Farid memeluk tubuh Amara.

"Semuanya telah berlalu sayang, kini Alana sudah bahagia di atas sana, dia sudah tidak perlu merasakan apa itu rasa sakit," Dengan perlahan Farid dan Bianca menuntut Amara untuk keluar dari area pemakaman.

Disana kini hanya tersisa Reyhan dan semua teman-teman mereka. Dibalik kaca mata hitam yang mereka pakai, air mata sudah berlinang di belakang sana.

"Maafin aku Al, aku udah gagal buat jaga kamu, selama ini aku udah banyak kasih kamu luka daripada kebahagiaan," Isak Reyhan.

"Aku gagal Al, aku gagal jadi pacar yang baik buat kamu. Aku menyesal, aku seperti orang gak berguna saat tau kamu memendam itu semua sendirian," Reyhan semakin hanyut ke dalam tangisannya.

"Cukup Rey, jangan salahin diri lo sendiri, semua yang ada disini juga sedih atas kepergian Alana. Lo harus inget apa pesan dia, agar lo gak terlalu hanyut ke dalam kesedihan," ujar Vino.

"Gue bodoh Vin, gue orang bodoh yang pernah ada," Reyhan memukuli dadanya sendiri secara brutal.

"Ikhlaskan kepergian Alana Rey, ini udah takdir yang harus lo terima." Vino dan yang lainnya menahan tangan Reyhan agar dia tidak melukai tubuhnya sendiri.

"Disini yang sedih gak cuma lo, lo juga harus tau porsi kesedihan yang pas. Gak kayak gini lukai diri lo sendiri," bentak Vino.

Reyhan semakin menangis, Reyhan sangat menyesali perbuatannya di detik-detik saat Alana akan pergi dia justru melukai gadis itu.

"Al, semoga lo tenang di atas sana, maaf kalo selama ini gue belum bisa jadi sahabat terbaik buat Lo," Ucap Keysha sambil mengusap nisan Alana.

"Salsa juga minta maaf sama Alana, karna salsa juga belum bisa jadi sahabat terbaik untuk Alana, Salsa masih sering bikin Alana kesel, Salsa masih punya banyak Salah, Salsa minta maaf Alana. Salsa gak akan pernah lupain Alana di kehidupan Salsa, Alana adalah sahabat terbaik yang pernah Salsa miliki,"

"Kita berdua gak akan pernah bisa lupain lo Al, kita tetap akan menjadi tiga sahabat karena lo akan selalu ada di hati kita berdua," Tambah Keysha, keduanya lalu saling memeluk.

"Selamat jalan Alana, kamu akan selalu berada di hati kita semua."

Kini semuanya telah terjadi, penyesalan pun sudah tak berarti. Gadis itu telah terbebas dari segala rasa sakit pada fisik dan batin yang selama ini ia rasakan.

Tuhan begitu sayang padanya hingga memanggilnya kembali di usia tujuh belas tahun. Siapapun tak ada yang bisa melawan takdir Tuhan, termasuk Alana. Dan kini, kita semua hanya perlu memberinya doa agar gadis itu tenang di alam sana.

Percuma kita terus larut dalam kesedihan, karena gadis itu tak akan kembali lagi. Toh kita juga nanti akan bertemu lagi di alam yang abadi hanya perlu menanti waktunya saja.

















Pelangi di penghujung hari [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang