Bab 41 End

4.4K 309 20
                                    


HAPPY READING

Hari-hari berlalu dengan begitu cepat, namun Reyhan masih saja larut ke dalam kesedihan. Hari ini tepat satu tahun kepergian Alana dan hari ini juga hari kelulusan tiba. Reyhan berdiri di depan cermin sambil merapikan jas tuxedo berwarna hitam yang ia pakai.

Reyhan mengambil sebuah bingkai foto yang ia taruh di atas nakas samping tempat tidurnya, itu adalah fotonya bersama Alana.Reyhan duduk di tepi ranjangnya sambil termenung menatap foto itu, Seharusnya gadis itu sekarang ada di sampingnya dan mereka lulus bersama. Reyhan membuang nafas kasar setiap mengingat kilah kenangannya bersama Alana.

Lamunan Reyhan terhenti saat pintu kamarnya di ketuk dan terbuka, "Rey, kamu sudah siap?" Tanya Anna pada putranya itu.

Reyhan menatap Anna lalu menaruh kembali bingkai foto itu ke atas nakas, "udah Bun."

Anna mendekat ke arah Reyhan dan duduk di sampingnya, ia sangat tau apa yang dirasakan Reyhan saat ini karena dulu Anna juga pernah mengalaminya saat Tomi meninggal.

"Ikhlaskan dia sayang, Bunda yakin dia disana sudah bahagia dan juga ingin melihat kamu bahagia," ucap Anna sambil mengelus bahu putranya.

Reyhan mengangguk, "Rey, akan berusaha Bun."

"Yaudah sekarang kita berangkat ya, takutnya mancet di jalan,"

"Bunda kedepan dulu, Rey mau rapiin baju Rey bentar,"

"Yaudah Bunda tunggu di depan, tapi jangan lama-lama."

Reyhan mengangguk sambil menatap kepergian Bundanya, Kemudian ia bangkit berjalan ke arah kamar mandi, membasuh wajahnya Sebelum menyusul Anna keluar.

🍁🍁🍁

Satu tahun yang lalu

Seorang gadis terkekeh geli saat melihat surat yang baru saja ia tulis di depannya, ia lalu melipat dan memasukkan surat itu kedalam sebuah amplop.

Setelah surat itu tersimpan aman di dalam amplop, ia menuliskan sebuah kalimat di atas amplop.

Berjanji untuk tidak bersedih
Ucapan terimakasih untuk yang tersayang

Gadis itu menghela nafas panjang, entah mengapa ia merasa kalau sebentar lagi ia akan pergi meninggalkan semua orang yang sangat ia sayangi.

Setelah itu, ia menitipkan surat itu kepada seorang yang ia percaya agar memberikan surat itu pada orang yang ia sayang saat ia pergi nantinya.

🥀🥀🥀

Setelah selesai acara perpisahan di sekolah, Reyhan memutuskan untuk mengunjungi makan Alana karena mungkin ini adalah terahkir kalinya ia bisa pergi ke makam itu. Sebab, lusa ia akan terbang kembali ke Australia dan melanjutkan kuliahnya di sana.

Sebelumnya, Reyhan mampir terlebih dahulu ke sebuah toko buka untuk membeli bunga mawar putih kesukaan Alana.

Setelah sampai di makan Alana, Reyhan berjongkok di samping makam Alana dan meletakan bunga mawar putih yang telah ia beli tadi di samping batu nisan Alana.

"Selamat hari kelulusan sayang,"lirih Reyhan sambil mengusap batu nisan Akan.

"Apa kabar kamu disana? Harusnya kamu sekarang ada di samping aku, kita lulus sama-sama," ucap Reyhan dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Oh iya, hari ini aku mau pamitan sama kamu. Lusa aku akan terbang ke Australia dan melanjutkan kuliah aku disana," Reyhan menghela nafas panjang.

"Kamu tau Al? Sebenarnya aku berat buat ninggalin kamu, tapi perusahaan opa yang ada disana perlu aku. Tapi kamu jangan khawatir, kamu akan selalu ada di hati dan di setiap doa ku,"

Reyhan mengeluarkan sebuah surat yang ia simpan di balik jasnya, "kamu masih ingat surat ini? Surat yang kamu tulis untuk aku dan kamu titipkan pada Bianca, sampai sekarang aku belum membukanya karena aku gak bisa janji untuk gak bersedih saat membacanya. Tapi, karena ini hari terakhir kita ketemu, aku akan buka surat ini di depan kamu."

Dengan gemetar Reyhan membuka surat itu dan membacanya.

Untuk dirimu yang berhasil membuat ku mengenal apa itu cinta.

Hanya satu kata yang ingin aku ucapkan 'terimakasih Rey'

Terimakasih untuk segalanya, aku tak pernah berfikir akan ada alasan untuk aku bisa kembali tersenyum bahagia.

Dunia ini begitu pahit untuk aku jalani, tersenyum bahagia adalah hal yang sangat sulit untuk aku ciptakan.

Namun, karna kamu. Senyuman yang telah lama hilang itu kembali terukir dengan manis.

Aku selalu merasa aman, setiap kali mata tajammu menatapku.

Aku selalu merasa nyaman, setiap kali kamu membawa aku yang rapuh ke dalam dekapan mu.

Terimakasih, kamu telah memberiku kisah yang manis di ujung hidupku. Maaf, kalo aku gak bisa menepati janji untuk selalu ada di samping kamu.

Jangan terlalu larut dalam kesedihan dan jangan pernah menangis untuk aku karena aku benci air mata. Biar aku yang merasakan sebuah kesedihan.

Jaga diri kamu ya, aku tau kamu orang yang kuat, kamu gak perlu pikirin aku lagi karena aku akan bahagia saat kamu bahagia disana.

Aku harap kamu cepat menemukan seseorang yang bisa menggantikan posisi aku, karna aku ingin kamu bahagia.

Aku sayang kamu.

Alana Claretta ♡

Tanpa sadar air mata Reyhan terus mengalir saat ia membaca isi surat yang Alana tulis untuknya.

"Maaf Alana, aku telah mengingkari janji buat gak menangis," lirih Reyhan sambil mencium nisan Alana.

"Gak akan ada yang bisa ganti kamu, meski kamu udah jauh di atas sana. Namun, nama kamu selalu ada di hati dan setiap doa aku. Aku yakin kita akan bertemu lagi nanti." Reyhan bangkit.

"Selamat tinggal Alana, I love you more." Pamit Reyhan lalu beranjak meninggalkan pemakan.

🍁🍁🍁

Pelangi di penghujung hari [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang