Hyunjin semangat banget pagi ini, biasanya jam delapan dia masih rebahan di pulau kapuk pribadinya sekarang sudah wangi dan tampan.
Kenapa? Dia mau ambil laundry-an sekalian ngapelin calon ayang beb lah.
Waktu keluar dari kamar kostnya, dia ditatap aneh sama Jeno dan Haechan yang lagi ps-an di ruang tamu.
“Buseh, mau kemana lo?” tanya Haechan.
“Ambil laundry, kenapa? Mau nitip?” jawab Hyunjin.
Haechan menggeleng, “Kaga kaga.” jawabnya.
“Lo mau ambil laundry atau mau ke kampus anjir?” tanya Jeno sambil melihat penampilan Hyunjin dari atas ke bawah.
Gimana nggak heran? Hyunjin pakai celana jeans, kaos oblong putih, sama kemeja sebagai outer-nya padahal biasanya ke laundry cuma pakai kolor sama kaos oblong doang.
“Berisik deh kalian, udah ya, pangeran sibuk.” kata Hyunjin, kemudian segera keluar dari kostan, berjalan sambil lompat kecil persis seperti anak TK yang diperbolehkan beli es krim di Indoapril.
Sampai di tempat laundry, senyumnya mereka waktu lihat si manis.
“Hai, Seungmin!” sapa Hyunjin lebih dulu.
Seungmin terkekeh, “Hai, mau ambil baju?”
Hyunjin mengangguk, “Heem.” jawabnya.
“Kamu mau pergi kah?” tanya Seungmin sambil mencari plastik berisi baju Hyunjin.
“Enggak.” jawab Hyunjin sambil tersenyum bodoh.
“Lah, terus? Rapi banget, nggak mungkin kalau cuma mau ambil baju ke sini soalnya outfitmu kayak mau ke kampus.” kata Seungmin diakhiri tawa kecil.
“Mau ngapel calon pacar.” jawab Hyunjin, iseng doang sih siapa tau Seungmin peka.
“Oh gitu, good luck ya semoga cepat jadian.” kata Seungmin sambil menyodorkan plastik berisi baju Hyunjin.
Hyunjin tersenyum getir, ternyata si manis nggak peka.
“Udah dibayar ya minggu lalu.” ucap Seungmin, “Nih.” lanjutnya.
Hyunjin masih diam, asik menatap wajah Seungmin yang rasanya pengin Hyunjin unyel-unyel.
“Hyun?” panggil Seungmin, “Katanya mau apelin calon pacar? Kok masih—”
“Ya kan calon pacarnya di sini.” potong Hyunjin.
Seungmin melihat ke segala arah, hanya ada dirinya dan Hyunjin di tempat laundry.
Seungmin peka kali ini, telinganya memerah.
“Apa sih, Hyun!” katanya.
Hyunjin tertawa menahan diri supaya nggak mencubit pipi gembil Seungmin, laki-laki manis ini sangat lucu jika sedang tersipu.
“Udah sana pulang ih.” usir Seungmin.
Hyunjin menggeleng, “Nggak mau.” jawabnya.
Seungmin terkekeh, “Yaudah iya, terserah Hyunie.” ucapnya.
Hyunjin membulatkan matanya, “H-hah?! Hyun-Hyunie?” katanya.
Seungmin tertawa, “Hahaha apa sih, segitunya banget kamu!” ujarnya.
Ya Tuhan, rasanya Hyunjin pengin melebur. Barusan dia dikasih pet name? Iya nggak sih?
♡
Yang biasanya habis ngambil baju langsung pulang, kali ini berbeda, mereka berbincang sedikit. Iya, sedikitnya itu lima puluh menit. Untung saja belum ada pelanggan yang datang.
Pulang-pulang ke kostan senyum Hyunjin merekah, dia bahagia banget meskipun masih belum berani ngajak Seungmin tukeran sosial media.
Minho yang lagi nyuci motornya bareng Jeno jadi merinding, Hyunjin seperti orang kerasukan!
Changbin dan Haechan yang sedang ngopi di ruang tamu menggelengkan kepala melihat tingkah Hyunjin.
“Lo kenapa sih anjir senyum-senyum mulu? Ketarik bibir lo noh!” kata Changbin.
“Berisik lo jomblo.” celetuk Hyunjin.
“HEH GUE UDAH JADIAN SAMA FELIX YA!” seru Changbin.
“KAPAN?!” seru Jeno, Hyunjin, Haechan, dan Minho bersamaan.
Changbin merutuk dalam hati, kenapa bisa kelepasan sih?
♡
Note: Jangan lupa pencet bintang di kiri bawah ya, itu sangat berarti buat aku :]
Makasih ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Laundry Boy | Hyunmin ✔
FanfictionHwang Hyunjin jatuh cinta dengan cowok manis yang ia temui di tempat laundry langganannya. ©TERBUAI, 2021