『BLOOD/BitE』
1st Bite: Sakamaki Shuu
'Feel&Pain'Sumber gambar:
Sephirot Animate Card Game, @lanlan-derNote:
Jika ada tanda bintang ★ di area yang karakter DL menghisap darah Aria, itu artinya tempat hisap favorit mereka.Cerita antara book ini dan TWE sangat berbeda. Jadi tolong jangan bertanya/memprotes.
✅Chapter terevisi✅
Enjoy.
======
Hari menjelang tengah malam di daerah Kaminashi, tempat kediaman Sakamaki berada. Gadis pindahan dari Indonesia, Aria Yusmawati, tengah terbaring lesu di kasur kamarnya. Ia menetap sementara di kediaman Sakamaki karena dirinya tengah dicari oleh sekumpulan serigala dari klan First Blood. Kediaman enam saudara vampir lah yang menurut para Sakamaki aman. Jika terjadi sesuatu di kediaman mereka, Aria akan segera dipindahkan ke kediaman Mukami.
Sakamaki Reijiーsaudara urut keduaーsudah menyiapkan kamar tamu untuk gadis Indonesia ini. Kamarnya juga terpisah jauh dari kamar Yui, gadis bersurai pirang pucat yang sekelas dengannya. Selama ini, Aria diperintahkan untuk berdiam diri dan tidak keluar kamar apapun yang terjadi. Ia harus memanggil Reiji terlebih dahulu jika ingin sesuatu dari luar kamar. Nah, masalahnya apa sekarang? Sudah 3 jam yang lalu Aria mengungsi, bermain ponsel dan laptopnya, dan tidur-tiduran diatas kasur, sementara itu semua hanya dilakukan di dalam ruang pribadinya.
Yup, sekarang dia bosan.
Ingin dirinya keluar kamar, tapi takut bertemu dengan vampir yang lainnya, seperti contohnya Laito dan Ayato. Berbahaya jika bertemu dengan mereka. Sekali bertatap muka, kalian tidak dapat lari. Mereka terus menerus menghantuimu dimanapun kau berada. Mereka diuntungkan dengan kekuatan teleportasi, sedangkan kalian hanya diuntungkan dengan sisa tenaga. Untung Aria tenaganya unlimited sama seperti husbu chibinya di anime voli. Kalau masalah lari, Aria jagonya. Ia tak dapat membayangkan kalau dirinya kehabisan tenaga ketika para vampir itu sedang haus darah di bawah sinar bulan purnama, apalagi darahnya dibilang sangat menyengat.
Membayangkannya Aria menghela napasnya, "Repot, deh, kalo aku lemah. Untung sama Bapak diajarin bela diri sama olahraga. Walopun aku males sebenarnya, sih," gumamnya. Tangannya direntangkan lalu dibenturkan pada kasurnya yang super empuk itu. Sebagai anak yang lahir dari keluarga sederhana, Aria merasa ia berada di kamar kerajaan sesaat dirinya berbaring diatas kasur queen size itu. Luasnya tidak terbatas pikirnya. Kita lihat dan perhatikan kasur kamar kosnya yang lama. Itu bahkan tak bisa disebut sebagai large bed juga.
'Tapi, kalo aku digigit sama vampir sekali aja gimana rasanya, ya? Eh, mikirin apa sih? Mana mau aku digigit sama vampir yang mulutnya bau jengkol,' batin Aria menyindir. Entah kenapa Aria sekarang berpikiran seperti itu. Apakah ini efek setelah lama memandang dua lubang kecil yang membekas di leher Yui?
Lagi-lagi, dirinya menghela napas panjang. Tidak mau ia ingin merasakannya. Area yang digigit para vampir ke gadis malang itu tempatnya dekat atau pas dengan tulang. Ia tak ingin merasakan kalau dua buah taring tajam menancap kulitnya hingga menembus ke tulang.
Berpikir secara logis membuat Aria tambah bosan di kamarnya. Ia ingin keluar, tapi pintu kamarnya dikunci dan kuncinya dipegang oleh Reiji. Seandainya para vampir tahu kalau manusia bisa juga merasa bosan dan akan berakhir kematian. Ponselnya sempat kehabisan baterai, tak ada stop kontak disana. Aria hanya membawa cas ponsel dan power banknya. Karena ia ingin hemat baterai power bank miliknya, ia mengurungkan niatnya seketika untuk mengisi ulang baterai ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The աҽíɾժ Eve: Alternative Story - 『BLOOD/BitE』
VampiroBagaimana jika Aria, yang awalnya tak pernah dihisap darahnya sama sekali, langsung merasakan sepasang taring menancap di lehernya? Anehnya, gigitan vampir tersebut tak memengaruhi berjalannya sistem 'Apel Adam', sistem yang diciptakan oleh sang Raj...