🔹2. How it All Began🔹

676 48 12
                                    

Musim panas tahun 2014

Entah sejak kapan ini semua dimulai...

Aku tak dapat mengingatnya...

Mungkin sudah terlalu lama...

Membiarkannya seolah tidak pernah terjadi apa-apa...

Seolah...

....aku baik-baik saja...

🔹🔹

Ini di mana...??

Kedua kelopak mata itu terbuka memandang sekeliling dengan cepat, namun anehnya semua pergerakan itu terasa seperti efek lambat sebuah film.

Sangat lambat.

Seluruh tubuhnya terasa dingin, menyegarkan sebetulnya, tapi tidak bila itu terjadi di malam hari.

Tubuhnya melayang, seakan terus mengambang.

Namun dadanya terasa berat, seakan ada tekanan massa tak terlihat yang menghimpit dadanya.

Persis seperti yang kau rasakan saat berada di dalam air.

Air laut.

Rasa sesak itu semakin menyiksa.

Ia menutup mata dengan keras.

Berusaha berteriak.

Tapi hanya gelembung air ynag muncul ke permukaan.

Ia terjebak.

Apakah ia sekarang tenggelam??

Tidak!!

Ia membuka mata dengan paksa.

Rasa perih menghujam kelopak matanya.

Tenggorokannya sakit seakan ribuan galon air memaksa masuk ke dalam kerongkongan.

Ini sangat aneh.

Kenapa kamarnya terbenam air??

Mengapa kamarnya tenggelam dalam lautan air yang tak berujung.

Anak itu semakin panik.

Seluruh tubuhnya menggelepar tak karuan.

Ia berusaha naik ke permukaan.

Namun tak kunjung melihat cahaya.

Kepanikan mulai meliputi dirinya.

Tidak!!

Biarkan aku naik!!

Aku ingin keluar!!

Tolong aku!!

Appa!!

Tolong!!

Teriakan tanpa suara itu tenggelam seiring tubuhnya yang seakan tertarik semakin dalam dengan cepat.

Appa...

Tolong...

Dan ia merasakan tubuhnya terus tenggelam....

🔹🔹

" Sehun ayo bangun nak..."

" Sudah berapa lama alarmmu berbunyi...??"

" Appa sudah menyiapkan sarapan untukmu..."

" Appa harus segera berangkat untuk pertemuan klien baru.."

" Kau pun bisa terlambat..."

Suara sang ayah terdengar dari ruang makan.

Sehun masih berusaha mengatur napasnya yang memburu.

Drowning : A Darker Shade of the Blue Where stories live. Discover now