14

1.7K 200 5
                                    


Jed melepaskan pagutannya dari bibir Junkyu, tersenyum lembut dan membelai surai coklat gelap pemuda Kim yang ada di dekapannya.

" Jika aku ingin menikahimu, apakah kamu bersedia?" Tanya Pangeran Jed lembut. Junkyu masih mendongak, menatapnya. Bibirnya bergerak-gerak lucu, kemudian Junkyu mengangguk kuat membuat pangeran Jed tersenyum senang, lalu kembali mengecup bibir tipis Junkyu.

" Tapi bisakah kamu menungguku sebentar? Aku harus menuntaskan permasalahan yang sedang menimpaku. Membersihkan diri dari segala tuduhan. Karna aku bersumpah demi apapun, aku tidak membunuh putri Nancy."

Junkyu tersenyum, begitu manis.


" Tidak perlu bersumpah, Yang Mulia. Aku sangat-sangat memercayaimu."

Pangeran Jed tersenyum kecut.


" Kadang aku merasa putus asa, Junkyu. Entah apa yang telah aku lakukan sebelumnya sehingga kini aku di rundung masalah yang begitu besar."

Junkyu mengulurkan tangannya untuk menyentuh rahang tegas sang pangeran.


" Begitulah kehidupan yang harus kita jalani, Yang Mulia. Selalu ada waktu untuk bahagia dan menderita."

Jed menjangkau tangan Junkyu lalu di genggamnya, di cium sepuasnya.

" Kadang aku ingin menyerah, membiarkan diriku menganggap bahwa memang akulah pembunuh putri Nancy."

Junkyu segera bangkit mendengar kata-kata pangeran itu.


" Tidak! Jangan katakan lagi! Sekarang aku menggantungkan hidup padamu, Yang Mulia. Kita akan hadapi ini bersama, aku akan membantumu." Ujar Junkyu tegas. Pangeran terpaku mendengarnya, lalu ia meraih kembali tubuh Junkyu dan di dekapnya. Pangeran mengangguk pelan di kepala Junkyu.


" Terimakasih." Gumamnya.


" Jangan katakan hal seperti tadi. Aku benar-benar tidak menyukainya." Gerutu Junkyu di dada Pangeran. Sekali lagi pangeran mengangguk.


" Aku bahagia, Junkyu. Sangat bahagia sekarang ini. Aku tidak pernah menyangka hari ini akan tiba. Saat ibuku dan Lady Berwick merencanakan pernikahanku dengan putri Nancy, aku teramat putus asa."

Junkyu hanya diam, menempelkan telinganya di dada pangeran, merasakan detak jantung dan gema suara pangeran yang berat.

" Kamu tau, Junkyu? Bahwa saat putri meninggal, ia dalam keadaan hamil."

Junkyu mengangguk, Justin memberitahunya hal itu.

" Itu bukan anakku, aku tidak pernah menyentuhnya barang seincipun."

Junkyu kini terlonjak kaget. Bangkit dan menatap pangeran yang juga menatapnya.

" Bagaimana dia bisa mengandung anakku jika aku saja tidak pernah menidurinya. Aku sangat marah ketika dokter kastil mengatakan bahwa Putri Nancy sedang mengandung. Kami bertengkar, dan ia mengakui semuanya. Hari itu, hari dimana Putri Nancy di temukan meninggal di atas batu karang."

" L-lalu?"


" Dia mengatakan bahwa ayah dari anak yang tengah di kandungnya itu telah beristri. Ia menangis kepadaku, mengatakan bahwa ia akan di gantung jika keluarga Berwick mengetahui itu semua. Akhirnya aku menyerah, mengatakan kepadanya bahwa aku akan membiarkan anak yang bukan keturunan Mc.Craig itu hidup di Stratcraig. Setelah itu aku pergi meninggalkannya untuk menenangkan diri. Dan entah apa yang terjadi setelah itu, Putri Nancy di temukan sudah tidak bernyawa. Dan aku di tuduh telah membunuhnya."

The Castle | Hwankyu Vers. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang