Final Island

162 25 24
                                    

Vote juseyoo 😁

Khusus part yang ini, partnya agak panjangan dikit ya..Maaf kalau sampe 1000 kata alias kepanjangan...

Sorry for typo and happy reading....









Wonyoung berjalan dengan Tertatih-tatih memasuki hutan yang mungkin akan membawanya menuju sang master game.

Bajunya sebagian terkoyak dan terdapat darah di tangan, paha, dan juga bagian pelipis.




"Agar kita bisa kembali ke dunia nyata.."




Kata kata terakhir Hueningkai terus terngiang ngiang di kepalanya dan entah kenapa Wonyoung langsung menangis.

Kenapa tidak Yena saja yang berakhir melawan si master game.

Mengetahui mental Yena lebih kuat darinya.







Lamunan Wonyoung seketika buyar mendengar suara isak tangis yang tak jauh dari tempat nya berjalan.

Wonyoung berlari menuju asal suara tangis dan menemukan sebuah area suram, di penuhi obor,

Dan dengan seorang putri yang diikat menggunakan sulur pohon di tengah tengahnya.

Sepertinya sang putri menyadari kehadiran Wonyoung di tempat itu. Ia seketika menjerit meski mulutnya di plester.








"Stttt, gua bakal selamatin lu. Tenang sedikit."






Sang putri menurut, ia terdiam menggigil dan juga pucat. Entah sudah berapa lama ia diikat disana.

Wonyoung mengeluarkan cutter es dari tangannya.

Mengendap endap agar tidak ketahuan oleh siapapun terutama si master game.




Sayatan pertama, sulur tersebut masih tidak terbelah.

Wonyoung seketika mengernyit. Ia menyayat sulur tersebut berkali kali.





Tetap saja tidak mau putus.







Dan tiba tiba, beberapa buah bayangan mendekat. Wonyoung segera merangkak menuju semak belukar.

Kepalanya mengintip untuk memastikan sang putri aman.



"Ada jejak kaki" Salah satu dari 3 pria bertudung merah itu berjongkok di depan jejak kaki Wonyoung.

Mengendus nya lalu terkekeh.



"Seorang player."




Wonyoung tidak bisa diam begitu saja.

Waktunya sisa 1 setengah jam lagi dan ia hanya bersembunyi sementara nyawa teman temannya dipertaruhkan.






Wonyoung melompat dari semak semak. Melayangkan beberapa jaring perangkap kepada ketiga pria bertudung merah.


Ketiganya menggeliat berusaha lepas dari perangkap. Namun Wonyoung membekukan mereka. Matanya dingin penuh kebencian.

Jumlah mereka pastinya banyak. Jadi Wonyoung tidak mau membuang waktu.












Wonyoung kembali menyelinap, perlahan, ia melewati beberapa lorong, kebun, bahkan sungai.

Terkadang dirinya menjaring dan membekukan penjaga yang lewat.

Waktunya terisa 1 jam 15 menit...






Before Midnight| TXT x IZONE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang