- Part 6 -

122 5 0
                                    

Haii, Author balik lagi nih, masih di cerita yang sama :D

Sekalian mau promosi cerita baru nih, judulnya "Him"

Jangan lupa vote + comment yaa

Selamat membacaa ^_^

###

Aku masih sibuk dengan kertas-kertas desain terbaruku. Ada beberapa perusahaan yang akan membuka cabang sehingga memakai jasa timku untuk mendesain gedung kantor mereka. Ya, seperti yang tadi sudah ku sebutkan, aku mendapatkan tugas untuk membuat sketsa gedung sebelum proses pembangunan. Masih dalam wujud sketsa kasar memang, namun nanti akan di visualisasikan oleh rekan kerjaku yang lain agar bisa dipresentasikan.

Aku sangat menikmati pekerjaanku saat ini. Benar-benar memanfaatkan ilmu yang aku dapat selama kuliah. Setidaknya apa yang aku pelajari selama tiga tahun lebih tak sia-sia. Aku kembali mengecek satu per satu desain dan mengelompokkannya berdasarkan nama perusahaan.

"Nampaknya kau sangat sibuk sampai melupakan jam makan siangmu." Seru Bila, salah satu rekan kerjaku.

Aku hanya tersenyum masam mendengar sindirannya, "Tanggung Bil, sedikit lagi nih tinggal beresin aja terus langsung diserahkan deh ke Galang."

"Baiklah aku tunggu." Dia melangkah masuk keruanganku dan duduk di hadapanku.

"Kalau sudah lapar, makan saja dulu. Sepertinya ini akan sedikit lama."

"Tak apa, anak-anak yang lain sudah duluan. Aku tak suka makan sendiri." Dia mengeluarkan handphone-nya dan asyik memainkannya sambil menungguku selesai.

Abila Firasati Nurmansyah. Wanita bertubuh berisi ini sudah menjadi temanku sejak pertama kali aku masuk ke kantor ini. Hampir setiap jam makan siang dia selalu menyempatkan mampir ke ruanganku dan berakhir dengan kita makan bersama di luar ataupun di kantin kantor. Aku membereskan kertas-kertas yang sudah aku susun. Lama kelamaan aku tak tega membiarkan Bila menungguku, mengingat dia yang mudah sekali kelaparan.

"Sudah selesai ?" Tanyanya mengalihkan pandangan padaku.

"Belum, aku lapar. Yuk ke kantin." Aku berdiri dan berjalan keluar ruanganku.

"Huh, aku bilang juga apa. Makanya jangan sok sibuk, urusan perut harus nomer satu." Dia ikut berdiri dan menyusulku.

Aku dan Bila duduk di kursi setelah sebelumnya memesan makan siang kami. Kami berbicara ringan mengenai masalah kantor dan beberapa gossip yang beredar di kantor. Ternyata temanku yang satu ini termasuk dalam biangnya gossip, dia selalu update berita terbaru yang terjadi di kantor. Aku sampai heran, jangan-jangan Bila menyiapkan satu mata-mata untuk setiap orang di kantor ini.

"By the way, siapa pria tampan yang menjemputmu kemarin, Ra ?" Tanyanya sambil menatapku penuh selidik.

"Oh, Dia sahabatku dari Jakarta, kebetulan dia sedang berkunjung ke sini."

"Lalu kemana dia sekarang ?"

"Dia sudah kembali ke Jakarta. Ada beberapa urusan pekerjaan yang harus dia selesaikan."

"Kurasa kalian cocok jadi sepasang kekasih." Dia menyuapkan makanannya lalu kembali bicara, "Orang yang tak tahu hubungan kalian pasti akan mengira kalian adalah sepasang kekasih. Cara dia memperlakukanmu, sungguh luar biasa." Tambahnya sambil menerawang.

"Tak usah berlebihan begitu." Kataku sedikit kesal.

"Aku tidak berlebihan. Mungkin menurutmu itu adalah hal biasa, tapi menurut para mata yang melihat tentu saja lain lagi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dan Akhirnya ,,,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang