- Part 5 -

152 4 0
                                    

Haiii lama kali gak update di dunia orange

Maaf yaa, kemarin sibuk ngurus proposal jadi baru sempet upload

jangan lupa vote + commentnya yaa

makasih, semoga suka & selamat membaca :D

###

Aku baru saja memarkirkan mobilku di halaman rumah, saat mataku menatap sosok tampan yang  sedang berdiri sambil menyenderkan tubuhnya di tiang dari kayu depan rumahku. Rekfleks aku langsung memekik tertahan dan berlari kearahnya yang sedang asik memainkan handphone ditangannya.

 “Adiiittt !!!” Jeritku sambil berhambur kepelukannya.

“Hei hei hei, calm down baby !” Dia tampak sedikit terhuyung kebelakang karena aku terlalu bersemangat memeluknya.

“Dasar Adit bodoh ! Kemana saja kau, kenapa tak pernah menghubungiku ? Apa kau tak merindukan sahabatmu yang paling cantik ini, huh ?” Aku memukul dadanya pelan, menumpahkan segala kekesalanku padanya.

“Hahaha, jadi kau merindukanku, huh ?” Dia menaikan satu alisnya dan menatapku sambil tersenyum miring.

“Kau menyebalkan ! Sudahlah, lebih baik kau kembali saja sana ke Jakarta. Lagi pula tak ada gunanya kau berada disini.” Aku melepaskan pelukanku dan berjalan menuju pintu utama untuk masuk ke dalam rumah, sampai aku merasakan ada tangan yang melingkar di perutku dan menahanku untuk tidak masuk kedalam.

“Aku sangat merindukanmu, kau tahu ? Hampir sebulan ini hidupku kacau karena tak ada kau disisiku. Kumohon, kembalilah ke Jakarta bersamaku.” Bisiknya pelan.

“Huh, kau pikir kau siapa bisa membuatku kembali ke Jakarta ?” Aku langsung membalikkan tubuhku dan menatapnya.

“Aku ? Aku Aditya Satria Chandra, Direktur Utama perusahaan Chandra Property yang muda, tampan, kaya raya, dan terkenal. Hei Naura, jangan meniru gaya bicaraku seperti itu !” Dia menatapku tajam karena aku meniru gaya bicaranya yang sudah kuhafal diluar kepala karena kebiasaannya yang suka memuji dirinya sendiri.

Aku menghembuskan nafas, lalu duduk di kursi kayu, “Aku sudah nyaman disini, Dit. Walaupun beberapa waktu lalu aku sempat bertemu dengan wanita itu, tapi aku bahagia, aku bahagia bisa berkumpul dengan keluargaku disini.”

“Tapi bagaimana denganku ? Kau tahu jelas bagaimana perasaanku padamu. Sungguh aku tak mengharapkan apapun darimu, aku hanya ingin melihatmu dengan kau berada disisiku. Tidakkah itu sulit ?” Adit memegang tanganku  sambil berlutut dihadapanku.

“Maafkan aku, Adit.  Kalau saja aku bisa memilih, tapi aku tidak bisa.”

Adit menundukan kepalanya, lalu bangkit berdiri, “Oke baiklah, tapi sebagai gantinya kau harus menemaniku sepanjang hari selama aku berada disini.”

“Apa kau gila ? Lalu bagaimana dengan pekerjaanku ?” Aku menatapnya tak percaya.

“Aku tak peduli, itu adalah urusanmu ! Ah, sepertinya mama mu sudah selesai menyiapkan makan malam, sebaiknya kita segera masuk sebelum mama mu memanggil kita.”  Dia lalu melenggang masuk kedalam rumahku dengan santainya.

“Adiiiiittttt !!!!!!”

###

“Apa kau pernah mendengar berita tentangnya ?”

“Apa kau serius menanyakan hal itu padaku ? Untuk mendengar namanya pun aku sudah sangat muak, bagaimana bisa aku tahu berita tentangnya ? Harusnya aku bunuh saja dia waktu itu.”

Dan Akhirnya ,,,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang