Chapter 35~ (spesial 💞)

2.5K 307 9
                                    

****

Disaat ini aku tengah berada di jembatan yang berada di dekat sungai. Di sini tidak hanya ada aku tetapi masih banyak lagi dan aku lebih memilih untuk melihat langit malam dalam keadaan sepi. Disaat enak enaknya memandangi langit tiba tiba muncullah 2 orang yaitu 1 laki laki dan 1 nya lagi perempuan yang aku tahu yaitu putri dari keluarga Jendral yang bernama Wei Wei datang menghampiri ku.

" Ada apa yah? " Tanyaku dingin pada mereka.

" Adikku hanya ingin tahu siapakah nama tuan muda? " Tanya laki laki yang berada disamping gadi bernama Wei Wei yang bisa kuyakini adalah kakaknya.

" Maaf saya tidak menyebutkan nama saya dengan orang yang tidak saya kenal " Ucapku kembali dingin dan kembali menatap langit yang tengah disinari dengan lentera yang diterbangkan oleh orang orang. Ternyata acaranya telah dimulai yang membuat semua orang menerbangkan lentera kelangit dengan harapan mereka agar bisa dikabulkan oleh Tuhan.

" Perkenalkan nama saya Wei Jian, saya adalah anak dari perdana menteri " Ucap laki laki yang bernama Wei Jian itu sopan dan aku hanya melirik laku menghela nafas.

" Nama saya Yo Feng " Ucapku dingin seperti biasa tapi itu tidak membuat mereka berdua takut malahan gadis yang bernama Wei Wei itu tersenyum bahagia.

" Emmm nama saya Wei Wei " Ucap Wei Wei dengan wajah yang dia tundukkan karena merasa malu dan itu membuat ku memutar mata karena terlalu malas untuk mengenal mereka.

" Apa tuan muda ini bukan dari Dinasti ini? " Tanya Wei Jian penasaran karena dia tidak pernah melihat seorang tuan muda yng tampan berjalan jalan ditempat umum.

" Hmmm, saya bukan dari Dinasti ini " Jawabku santai sambil melihat langit langit yang sekarang cahayanya telah memudar dikarenakan lentera yang sudah terbang ke langit jauh.

" Oh, jika boleh tau mengapa tuan muda ke Dinasti Ge? " Tanya Wei Jian sopan.

" Aku hanya ingin berjalan jalan saja " Jawabku enteng dan melangkah pergi dari jembatan tanpa menghiraukan kedua kakak dan adik itu.

Aku lebih memilih pergi ke sebuah toko kecil yang memang sedang sepi dan memilih duduk dikursi yang disediakan di toko itu. Tidak berapa lama keluar lah seorang laki laki paruh baya yang sekitar 40 tahunan dan duduk disamping ku.

" Apa tuan muda ini tidak ingin mengikuti acara lentera? " Tanya laki laki tua itu dan hanya ku lirik sekilas lalu mengangguk sebagai jawaban. Laki laki tua itu yang melihat kelakuanku hanya mengangguk pelan lalu kembali menatap keramaian yang berada dijalan.

" Kenapa tidak ada yang kesini? " Tanyaku dingin dengan bercampur penasaran, pasalnya hari ini adalah hari lentera dan seharusnya setiap toko pastilah ada pembeli walaupun tidak banyak tapi toko toko itu tetap ada pembelinya. Tapi ditoko kecil ini tidak ada yang menghampiri dan membeli sesuatu dari toko ini, melirik saja tidak pernah dan itu membuat ku bingung.

" Hahahaha, anakku kamu tidak usah mengkhawatirkan tokoku. Sebenarnya toko ini dilindungi dengan aray yang sangat kuat dan hanya orang yang terpilih saja yang bisa melihat toko ini dan memasukinya, seperti dirimu! " Jawab laki laki tua itu dengan tawa kecilnya lalu menepuk pundakku dan aku yang mendengar perkataan laki laki tua itu terdiam beberapa menit.

" Maksud anda bahwa saya adalah orang yang terpilih itu? " Tanyaku pada laki laki tua itu kembali agar bisa memastikan pendengaran ku lagi sedang tidak ada masalah.

" Hmmmm, kamu lah orang yang terpilih itu nak " Jawab laki laki tua itu santai lalu bangkit dan memberi isyarat agar aku mengikuti nya dan aku pun menurutinya saja lalu masuk kedalam toko kecil itu. Didalam sungguh lah indah dekorasi yang sangat kuno tapi elegan yang membuat siapa saja merasa nyaman tinggal disini.

Transmigrasi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang