12. Kembali Pulang

1.9K 272 49
                                    

Musim panas kali ini terasa berbeda untuk Sasuke. Jantungnya semakin berdebar tak karuan ketika hari yang ditunggu semakin mendekat. Kemarin ia sudah membicarakan banyak hal dengan Itachi mengenai masa depan. Meskipun kakaknya belum sampai tahap sepertinya, bagaimanpun juga dialah sosok panutan yang diam-diam Sasuke kagumi.

Sasuke mengetuk pelan pintu kamar Sakura. “Boleh aku masuk?”

Derap langkah terdengar dari dalam dan pintu itu terbuka menampilkan Sakura dengan surai merah mudanya yang diikat tinggi. Peluh terlihat di wajah dan sepanjang leher gadisnya membuat Sasuke cukup dilanda meriang.

“Ayo masuk, Sasuke-kun sudah selesai berkemas?” Sakura kembali melanjutkan kegiatannya mengemasi pakaian. “maaf ya berantakan sekali di sini.”

“Biar ku bantu.” Ujar Sasuke sembari melipat baju Sakura.

Sakura merebut kembali potongan pakaiannya. “Eh tidak, tidak perlu, Sasuke-kun duduk saja ya.”

“Kau menolak niat baik ku?”

“Bukan seperti itu,” Sakura mendelik ketika mendapati Sasuke kembali mengambil bajunya. “ma-salahnya ada beberapa hal yang tidak boleh Sasuke-kun lihat.”

Sasuke menaikkan sebelah alisnya. “Apa itu?”

“Ada pokoknya, sudah Sasuke-kun duduk saja.”

Sasuke tersenyum samar. Tangannya dengan jahil tetap melakukan kegiatannya mengabaikan penuturan Sakura.

“Sasuke-kun!”

“Kalau begitu katakan apa yang tidak boleh aku lihat?”

Onyx nya melihat kedua pipi Sakura merona merah dan sebenarnya Sasuke tahu apa yang dimaksud Sakuranya itu. Sedikit memancing tak masalah bukan, toh ia juga sudah pernah melihat sekilas dan sebentar lagi ia akan melihat semuanya luar dan dalam.

“Tidak bisa menjawab kan?” Tangan kanan Sasuke kembali terulur hendak mengambil kembali pakaian Sakura namun terhenti oleh sentuhan halus milik gadisnya. Ia tersenyum tipis dan berbalik menggenggam tangan Sakura. “apa yang tidak boleh ku lihat hm?”

“Itu ... pakaian ...”

“Pakaian?” Sasuke menyelipkan anak rambut Sakura. “jangan bilang kau menyimpan pakaian sexy? Baguslah aku akan meli–”

“Tidak, tidak. Itu tidak benar,” Sakura menyerat paksa tubuh tunangannya ke arah ranjang. Ia yakin wajahnya sudah memerah sempurna sekarang. “diam di sini dan jangan aneh-aneh aku akan segera selesai.”

Sasuke kembali tersenyum tipis lalu mengambil potret mereka di atas nakas. Ia memandang potret dirinya dan Sakura waktu upacara kelulusan, tepat satu pekan setelah mereka jadian. Sasuke tersenyum miring kala tak menemukan banyak kenangan dengan Sakura di masa sekolah.

Sasuke memang memiliki perasaan dengan Sakura sejak tahun pertama, tapi ia terlalu malu untuk mengatakannya. Tiba saatnya ujian akhir ia baru memiliki keberanian untuk merealisasikan perasaannya di hari terakhir ujian. Pacaran sebentar kemudian mereka terpaksa merajut hubungan jarak jauh demi impian masing-masing dan hampir kandas di tengah jalan.

Sasuke mengusap pelan potret Sakura. “Setelah menikah nanti, bagaimana jika aku tidak lagi mengantar atau menjemput mu dengan mobil?”

“Tidak masalah, bus dan kereta di tokyo banyak aku bisa naik salah satu dari mereka,” Sakura melirik sebentar kemudian dengan cepat mengambil dan memasukkan pakaian dalamnya ke koper. “kenapa Sasuke-kun?”

“Jika aku menjemput mu dengan jalan kaki apa tidak masalah?”

“Tentu, kita bisa jalan-jalan sebentar di pusat kota kemudian pulang bersama naik kereta atau bus juga boleh.”

Keep [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang