10. Cara

1.7K 289 46
                                    

Mobil hitam Sasuke berbalik arah setelah diam-diam memastikan Sakuranya sampai di kampus. Ia harus bergegas sampai rumah dan mencari sesuatu yang menyebabkan senyum Sakuranya tak sampai di sudut matanya.

Sasuke memutar kunci kamar Sakura yang telah ia siapkan sebelumnya. Onyx nya memindai setiap sudut kamar tunangannya. Tak kunjung menemukan hal yang mencurigakan, ia segera membuka lemari, mengecek setiap laci dan memeriksa meja belajar. Sasuke menarik pelan kursi kayu, ia mendudukkan dirinya kala tak menemukan satupun keanehan yang ia dapatkan.

Jelaga hitam itu kembali memindai seluruh ruangan. Tubuh tegapnya seketika berdiri lalu melangkah perlahan menuju ranjang Sakura. Sasuke setengah berjongkok, tangan kananya terulur menarik sebuah kertas cokelat yang terselip di bawah kasur.

Jantungnya berdebar tak teratur ketika ia mulai membuka dan menarik lembaran kertas yang terdapat di dalam amplop. Onyx nya seketika menajam, napasnya memburu, kedua tangannya meremat erat amplop dan lembaran tersebut. Terkutuklah orang yang telah mencetak dan mengirim foto laknat ini.

Sasuke dengan kasar memasukkan kembali foto tersebut. Ia melangkah lebar dengan tangan yang masih menggenggam erat amplop cokelat. Sadar akan tindakannya, Sasuke melempar asal amplop tersebut di ruang tamu apartemen. Tujuannya hanya satu, menemui kekasih hatinya yang ia yakin seratus persen berubah karena foto laknat itu.

Ting.

Sakura Taken
Sasuke-kun maaf tidak bisa makan siang bersama, ada beberapa laporan yang harus diselesaikan. Jangan lupa istirahat dan makan siang, semangat.

Dan Sasuke tahu, Sakura mencoba melupakan masalahnya dengan menghindarinya.

“Bukan begini caranya Sakura.” Lirih Sasuke.

Sasuke menekan salah satu kontak ponselnya. Ia menunggu dering ponsel sembari menyusuri lorong apartemen.

“Sasuke?”

“Hn.”

“Ada yang bisa ku bantu?”

“Aku menghargainya karena kau sahabat ku Neji. Jika dia berani mengusik kehidupan Sakura, maka jangan halangi aku.

“Aku mengerti.”

Sasuke menutup sepihak ponselnya. Ia memasuki mobilnya lalu bergegas menemui Sakura. Ia harus meluruskan beberapa hal di sini.

***

Sakura menopang kepalanya dengan lesu. Sebenarnya ia bisa langsung pulang karena tak memiliki jadwal kuliah lagi. Namun, kali ini ia sama sekali tak berniat untuk makan siang bersama Sasuke.

Alhasil di sinilah dia, di sudut perpustakaan dengan alibi mengerjakan laporan. Sebenarnya dia memang mengerjakan laporan, namun rentang pengumpulannya masih sangatlah lama.

“Sakura ya?”

Sakura memiringkan kepalanya dan detik itu juga ia merasa menyesal.

“Boleh aku duduk di sini?”

“Ini tempat umum, anda boleh duduk dimanapun.” Jawab Sakura sembari berusaha fokus pada rangkaian kata di bukunya.

Hinata menyeringai tipis. “Kau terlihat sibuk, boleh aku membantu mu?”

“Saya sangat tersanjung dengan tawaran anda, tapi tidak terima kasih itu akan sangat merepotkan.”

“Tidak perlu terlalu formal Sakura.” Kata Hinata dengan senyum manisnya membuat Sakura ingin mengeplak muka duanya dengan buku tebal anatomi.

Keep [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang