Bum... bum... bum...
Bunyi drum terdengar dari tribun penonton pasukan biru-biru. Yel-yel kebanggan sekolah tercinta turut dinyanyikan untuk menyambut pasukan Pasgantar, Pasukan SMA Dirgantara sesaat lagi akan memasuki lapangan perlombaan.
"PASGANTAR!"
"PASGANTAR!"
"PASGANTAR!!!"
Semangat hidupku takkan pernah luntur
Pasgantar beraksi selalu di hati
Jadilah juara!!!
Woooooo hoooo wooooo hooooo
Jadilah juaraa!!!
"Inilah dia... penampilan dari nomor peserta 57 SMA Dirgantara!!"
Ketika pembawa acara memanggil, pasukan Pasgantar serentak berdoa dalam barisan sebelum melangkahkan kaki ke lapangan.
"SIAP GRAK!"
"LANGKAH TEGAP MAJU, JALAN!"
Suara hentakan sepatu pantofel putih memenuhi acara. Tepuk tangan dari tribun membuat hentakkan kaki semakin keras sebagai bukti bahwa mereka sangat menghargai dukungan yang telah diberikan.
"LAPOR, PESERTA DENGAN NOMOR 57. SMA DIRGANTARA, SIAP!"
Setelah memastikan pasukan yang dibawa rapi, komandan barisan memerintahkan pasukannya untuk periksa kerapian sebelum melakukan aba-aba selanjutnya.
Baju biru ketat dengan tali kur kuning-merah di dada kanan dan atribut yang menempel hampir diseluruh baju memberikan kesan tegas dan wibawa yang tinggi di setiap gerakan. Topi putih yang bertengger dikepala turut mendukung ketegasan yang diciptakan oleh wajah datar pasukan.
"HORMAT GRAK!"
"TEGAK GRAK!"
"SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN, GRAK!"
"TEGAK, GRAK!"
"LENCANG KANAN, GRAK!"
Suara lantang diikuti gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pasukan biru tersebut membuat suasana mencekam. Gerakan tegas, patah-patah, setiap langkah diciptakan dengan rapi dan kompak membuat siapapun yang melihat merinding. Para penonton, peserta lain maupun panitia hanya melihat dengan diam dan hikmat.
"BUKA BARISAN, JALAN!"
"BALIK KANAN, GRAK!"
"TUTUP BARISAN, JALAN!"
"Itu komandannya siapa? Keren juga!" tanya Sekar tertahan yang melihat penampilan peserta dari stand yang ditempatkan paling pojok lapangan acara. Bukan tanpa alasan karena penampilan peserta-peserta sebelumnya biasa saja dan tidak ada yang menarik perhatian lebih, jadi wajar jika bereaksi sedikit berlebihan. apalagi penampilan Pasgantar yang katanya saingan Paskar memang ditunggu-tunggu Sekar. fakta dilapangan pasgantar memang keren, itulah sebabnya Paskar sedikit tidak suka dan merasa tersaingi. Berlaku pula sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Teen FictionPermusuhan tak nyata dan tak terlihat yang tercipta tanpa sebab membuat dua insan sulit untuk bersama. Setiap perbedaan pasti mendatangkan masalah. Perbedaan seragam turut membuat hubungan mereka terguncang. "Jangan pedulikan orang lain, yang ngej...