Hibernasi merupakan kemampuan alami yang dimiliki oleh hewan berdarah panas untuk bertahan hidup dalam kondisi ekstrem di musim dingin. Namun apakah kemampuan serupa juga dapat dimiliki oleh manusia?
Pernahkah Anda membayangkan ‘tidur’ dalam jangka waktu berpuluh-puluh bahkan ratusan tahun lamanya, dan ketika bangun Anda langsung berada di masa depan, di zaman yang jauh berbeda dengan situasi sebelum Anda tidur?
Hal tersebut hanya dapat terjadi apabila Anda ‘tidur’ dalam kondisi hibernasi.
Meskipun ide tersebut masih terkesan fiktif, para ilmuwan sebenarnya telah lama memimpikan hibernasi agar dapat terjadi pada manusia. Kondisi hibernasi akan sangat berguna, terutama ketika manusia melakukan perjalanan luar angkasa menuju planet lain.
Misalnya saja, perjalanan menuju planet Proxima b yang letaknya paling dekat dengan bumi membutuhkan waktu hingga 50.000 tahun untuk bisa sampai. Ketika melakukan perjalanan antargalaksi tersebut, tidak mungkin ‘kan Anda menghabiskan waktu dan menunggu selama ratusan atau bahkan ribuan tahun di pesawat luar angkasa?
Bila Anda memilih untuk tidur sepanjang perjalanan atau berhibernasi, perjalanan ribuan tahun tersebut tidak akan terasa lama. Perjalanan dari bumi menuju planet Mars sendiri menghabiskan waktu selama 6-9 bulan, pada saat tersebut akan jauh lebih baik bila para astronot dapat menghemat energi selama perjalanan dalam kondisi ‘tidur’ atau hibernasi.
Pada film Passenger (2016) manusia digambarkan melakukan hibernasi di dalam sebuah tabung selama proses perjalanan menuju planet Homestead II yang berjarak 120 tahun dari bumi. (Sumber: Columbia Pictures)
Apa itu Hibernasi
Hibernasi merupakan tidur panjang yang dilakukan oleh hewan berdarah panas (homoioterm) seperti burung, beruang dan mamalia kecil lainnya, untuk dapat bertahan dalam kondisi ekstrem di musim dingin.
Ketika musim dingin tiba, persediaan makanan umumnya mulai berkurang menjadikan hewan-hewan tersebut memilih untuk istirahat dalam jangka waktu yang cukup lama (hingga 9 bulan) sebagai upaya untuk dapat bertahan hidup.
Pada saat berhibernasi, kondisi metabolisme hewan-hewan ini (detak jantung, suhu tubuh) akan menurun secara drastis dan cadangan lemak yang ada di dalam tubuh mereka akan dimanfaatkan sebagai sumber energi selama tidur.
Namun, apakah mungkin hal yang sama juga dapat terjadi pada manusia? Jawabannya, mungkin saja.
Hibernasi pada manusia
Bradford dan koleganya dari SpaceWorks Enterprises dan NASA melaporkan telah berhasil menginduksi kondisi hibernasi ringan pada manusia (hipometabolik) selama 14 hari melalui metode hipotermia terapeutik.Pada metode ini suhu tubuh manusia diturunkan hingga mendekati suhu titik beku air untuk memperlambat fungsi sel dan otak. Berdasarkan hasil percobaan tersebut tidak ditemukan adanya kerusakan pada tubuh pasien sehingga metode tersebut dianggap aman untuk manusia.
Selain metode hipotermia terapeutik, ditemukannya molekul 5’-Adenosin Monofosfat (5’-AMP) oleh Zhang dan kolega pada tahun 2006, membuka peluang lebih besar terhadap terwujudnya hibernasi pada manusia. Injeksi molekul 5’-AMP pada mencit dilaporkan dapat memicu fase hipometabolik berat, dimana kondisi metabolisme mencit tersebut menurun hingga <10%. Molekul 5’-AMP ini mampu menurunkan afinitas sel darah merah berikatan dengan oksigen dan menekan proses respirasi sel (glikolisis), proses yang mengarah pada kondisi hibernasi.
Tidak hanya itu, gen yang berperan terhadap proses hibernasi ternyata juga terdapat dalam tubuh manusia, lho!
Misalnya saja gen pengkode protein UCP (mitochondrial uncoupling proteins) yang berfungsi untuk proses hibernasi pada tupai, ternyata juga dimiliki oleh manusia. Selain UCP, terdapat 8 gen pengaktivasi hibernasi lainnya yang juga diketahui terdapat pada manusia. Melalui proses rekayasa genetika, kemungkinan manusia untuk bisa berhibernasi semakin mungkin untuk menjadi kenyataan.
Fungsi lain hibernasi
Selain untuk keperluan perjalanan luar angkasa, hibernasi pada manusia juga akan sangat berguna dalam bidang kesehatan di masa depan. Hibernasi dapat mengurangi kemungkinan rusaknya organ pada penyakit kronis seperti stroke, jantung, dan hipoksia.
Aspek lainnya yakni berkaitan dengan teknologi kryogenik―dimana tubuh pasien penyakit kronis yang belum dapat disembuhkan pada masa kini akan diawetkan selama beberapa tahun dan mereka akan dibangunkan kembali pada saat teknologi medis yang dibutuhkan telah tersedia.
Masih butuh waktu
Meski saat ini telah banyak penelitian yang berfokus untuk mempelajari kemungkinan hibernasi pada manusia, impian untuk melakukan hibernasi selama bertahun-tahun seperti yang ditayangkan dalam film-film fiksi ilmiah masih jauh dari perkiraan.
Teknologi yang dimiliki manusia saat ini masih belum memungkinkan hibernasi dalam jangka waktu yang lama dapat terjadi.
Tidak hanya itu, efek samping yang mungkin ditimbulkan pasca hibernasi juga masih perlu diteliti lebih lanjut, mengingat hibernasi bukanlah kemampuan alami yang dimiliki oleh manusia. Kondisi tidur dalam jangka waktu yang sangat lama, apalagi sampai bertahun-tahun, tentu dapat mempengaruhi fungsi otak serta memori.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan suatu saat hibernasi benar-benar dapat dilakukan oleh manusia di masa depan!
Referensi:
Pan, M. 2018. Hibernation Induction in Non-hibernating Species. Bioscience Horizons: The International Journal of Student Research, 11: 1-10.
Bradford, J., Schaffer, M., dan Talk, D. 2014. Torpor Inducing Transfer Habitat for Human Stasis to Mars. Phase I Final Report, NASA NIAC Grant No. NNX13AP82G
Zhang, J., Kaasik, K., Blackburn, M.R. 2006. Constant Darkness is A Circadian Metabolic Signal in Mammals. Nature, 439 (7074).
KAMU SEDANG MEMBACA
Science Education
Non-FictionMemuat berbagai konten edukasi sains yang menarik dan bermanfaat!