Contoh QR – Code
Kamu pasti sudah familiar dengan kode batang atau barcode yang ada di setiap kemasan produk yang kamu beli di swalayan. Kini, kode batang tak hanya digunakan di swalayan atau buku perpustakaan tetapi juga di kartu tanda pengenal. Bagaimana cara kerja kode batang ini?
Kode batang merupakan suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin pemindai. Kode batang terdiri dari garis hitam dam putih. Ruang putih di antara garis-garis hitam merupakan bagian dari kode.
Perbedaan ketebalan garis ini dapat dikonversikan menjadi bentuk angka. Garis paling tipis melambangkan angka “1”, yang sedang “2”, yang lebih tebal “3”, dan yang paling tebal “4”. Setiap digit angka terbentuk dari urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112. Standar kode batang yang digunakan di sebagian besar belahan dunia adalah EAN-13 (European Article Number-13) yang memuat empat informasi, yaitu kode negara tempat pabrik terdaftar, kode pabrik, kode spesifik produk, dan kode untuk verifikasi bahwa barcode telah dipindai dengan benar.
Kini kode batang telah berkembang menjadi bentuk 2 dimensi, yang datanya diwakili dengan bentuk persegi, titik, heksagon, dan bentuk geometri lainnya pada gambar yang berada dalam sebuah bujur sangkar. Kode batang 2 dimensi ini disebut kode QR (quick response). Kode QR jauh lebih canggih daripada kode batang karena mampu menyimpan semua jenis data, seperti data numerik, data alfabetis, kanji, kana, hiragana, simbol, dan kode biner. Selain itu, kode ini mampu menampung data secara horizontal dan vertikal, sehingga ukuran dari tampilan gambar kode QR bisa hanya sepersepuluh dari ukuran sebuah kode batang. Kode QR juga tahan terhadap kerusakan karena kode QR mampu memperbaiki kesalahan hingga 30% sehingga meskipun sebagian simbol kode QR kotor atau rusak, data tetap dapat disimpan dan dibaca. Tiga tanda berbentuk persegi di tiga sudut bujur sangkar berfungsi agar simbol dapat dibaca dengan hasil yang sama dari sudut manapun.
Kode QR ini dapat digunakan pada ponsel yang memiliki aplikasi pembaca kode QR dan memiliki akses internet GPRS atau WiFi atau 3G untuk menghubungkan ponsel dengan situs yang dituju via kode QR tersebut. Penggunaan teknologi ini semakin luas. Di Jepang, kode QR diberikan pada berbagai jenis sandwich untuk menyimpan data nilai gizi dan informasi alergi dari sandwich tersebut. Kode QR juga dapat diletakkan di halte bus untuk mengetahui posisi bus yang sedang ditunggu dengan membuat hipertaut kamera CCTV di setiap jalan dengan koneksi internet yang ada di ponsel. Hmm, nampaknya kode QR ini banyak sekali manfaatnya, tapi di Indonesia, belum semua orang terbiasa dengan teknologi yang satu ini. Bagaimana dengan kamu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Science Education
Non-FictionMemuat berbagai konten edukasi sains yang menarik dan bermanfaat!