21

18 11 27
                                    

Saat ini ketiga gadis itu sedang menikmati kue kering setelah habis habisan bertengkar mereka pun menyudahi pertengkaran mereka dan melanjutkan acara memakan kue kering saat ini mereka sudah berpindah posisi tepat di atas kolam renang sembari menyelupkan kaki mereka ke dalam kolam renang memang nikmat rasanya makan kue kering di atas kolam renang itu yang mereka rasakan saat ini

"Za gue mau renang tapi salahnya gue lupa bawa baju renang gimana dong "ujar Dinda dengan wajah memelas menatap kedua sahabatnya

"Ya elah udah kek orang susah aja Lo tinggal ambil baju renang si Khanza kan ada banyak gitu aja kok rempong sih Lo "balas Hanin jengah menghadapi tingkah sahabatnya itu

" Emang baju renang Lo ada berapa Za ?" tanya Dinda

"Kayaknya tiga sih satu punya Abang gue dua punya gue , yang satunya punya gue udah gak muat sama gue jadi kalok Lo mau pakek Lo pakek yang di gue gak muat itu aja ya " balas Khanza dengan melirik ke arah Dinda sebentar lalu ia melanjutkan memakan kue keringnya lagi 

"Bangke Lo Za demi semvak nya Mimi peri iya kali gue harus pakek baju renang Abang Lo bangke gue kan nanya baju renang Lo lah kenapa jadi bawa bawa bang khenzo si Za hah buat kesel gue aja sih Lo "sewot Dinda yang dibalas dengan dengusan sebal oleh Khanza

Hening sesaat tidak ada yang berbicara diantara mereka , sekarang mereka hanyut dengan pemikiran mereka masing masing Dinda yang sedang memikirkan gimana nasib si Ujang kambing kesayangannya yang lupa ia masukan ke kandang karena memang ia dan Hanin berencana untuk menginap di rumah Khanza sedangkan sih Hanin ia memikirkan bagaimana melunasi utangnya kepada bik Marni di kantin sekolahnya berlawanan dengan Khanza yang sekarang sedang dilema harus memilih yang mana diantara tiga pilihan  jujur saja kalau seandainya ia harus memilih maka ia lebih memilih ketiganya saja biar lah Khanza di cap seraka karena menurutnya selagi bisa memiliki semuanya kenapa harus memilih salah satunya

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan mereka bertiga
" Siapa tuh Za sore sore gini biasanya juga mama Lo jarang pulang kan Za , apalagi Abang Lo yang selalu nginep di rumah temennya itu jadi itu siapa yang ngetok pintu " ujar Hanin penasaran dengan sosok orang yang mengetuk pintu di rumah Khanza

"Ntah gue juga gak tau bentar deh gue bukain pintu dulu ya Lo pada tunggu di sini aja ga usah kemana mana " balas Khanza dengan hati hati lalu ia berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu tersebut

"Gue rasa ini udah kayak uji nyali aja dah sore sore gini siapa coba yang datang , malah rumah Segede goa gini gak ada matenya lagi kalau gini kan gue jadi parno gue heran dah kenapa sih Khanza berani banget ya di rumah Segede goa kek gini "ujar Hanin sambil melihat lihat seluruh rumah Khanza ia seperti orang misqueen padahal ia juga punya rumah yang sama seperti Khanza tapi masih sempat sempatnya ia menatap kagum seisi rumah Khanza itu

" Yaelah terserah Lo la "balas Dinda tidak peduli akan tingkah Hanin ia terlalu malas untuk memikirkan itu semua

Oke skip kita balik lagi ke Khanza yang saat ini tengah menatap pintu rumahnya ia ragu untuk membuka pintu tersebut walaupun sekarang ia telah di temanin oleh ketiga sahabatnya tetapi sama saja ia terkadang masih parnoan sendiri apalagi di dalam rumahnya tidak ada abangnya atau pun papanya ya setidaknya kalau ada seorang pria setidaknya Khanza merasa aman untuk saat ini 

"Siapa Za "teriak Dinda dan juga Hanin dari arah kolam renang

" Gak tau gue ini masih mau gue buka pintunya mending Lo pada diam "teriak Khanza menggelegar

Tidak ada balasan dari arah kolam renang dan saat ini Khanza sedang memberanikan diri untuk membuka pintu

"Oke Za tarik napas buang fyuhh tarik napas lagi buang " ucap Khanza menyemangati dirinya sendiri

Clek

"Setannn " teriak Khanza mengagetkan ketiga pemuda yang saat ini berada di luar pintu rumahnya

"Heii spada "ujar kedua pemuda kembar itu sontak membuat Khanza yang menutupi wajahnya dengan kedua tangannya langsung melepaskannya

" Lama banget sih Lo dek buka pintunya udah lumutan gue nih yang nunggu Lo " sewot khenzo dari luar pintu rumahnya

"Lah gue kira setan fyuhh Lo pada buat gue jantungan untung aja ini jantung kagak lompat "balas Khanza sambil memegang dadanya karena terkejut melihat ketiga pemuda di depannya yang ia kira setan itu

"Hosh hosh ada apa Za gue sampai lari larian dari  belakang karena dengar teriakan Lo , Lo gak kenapa napa kan atau ada pencuri atau setan hah dimana Za kasih tau gue " heboh kedua sahabatnya Khanza yang sontak dihadiahi tatapan tajam oleh Khanza yang membuat kedua wanita itu terdiam seketika

Ketiga pemuda itu langsung menyelonong masuk ke dalam dengan mata yang masih menatap kedua sahabat Khanza mereka bingung siapa gadis yang berada disini dengan penampilan yang jauh dari kata feminim itu lalu khenzo pun mendongakan kepalanya  meminta penjelasan kepada sang adik

"Siapa mereka Za ?"tanya khenzo

"Bisa di bilang temen bisa di bilang sahabat jadi terserah Lo mau ngagep apa "balas Khanza datar ia terlalu malas menjelaskan panjang lebar kepada khenzo yang beberapa Minggu ini tidak pulang kerumah karena pertengkaran abangnya dan juga mamanya waktu di meja makan itu

"Terus mereka ngapain disini "tanya khenzo yang masih menatap lekat Hanin
Sontak Hanin yang di tatap seperti itu pun risih tetapi mau bagaimana lagi memang khenzo abangnya si Khanza selalu seperti itu terhadap orang baru kenapa Hanin bisa tau karena Khanza sering bercerita tentang keluarganya terhadap sahabat sahabatnya itu

"Mereka nginep di sini suruh siapa Lo gak pulang pulang gue kan takut di rumah sendirian mana mama jarang pulang lagi "ujar Khanza sendu

" Dimana wanita jalang itu dia gak pulang lagi  , tuh wanita pasti lagi asik sama pacarnya itu cihh jijik gue jadinya "balas khenzo dengan wajah memerah menahan amarahnya dan tidak lupa tangannya yang nengepal kuat sampai kuku kuku jarinya memutih dan setetes darah pun keluar dari kepalan tangannya karena kuku tajamnya yang menancap kepalan tangannya itu

"Bang tangan Lo !!!" teriak Khanza dan langsung menarik tangan khenzo untuk segera ia obatin dan perilaku Khanza tidak luput dari perhatian kedua pemuda kembar itu yang sedari tadi memperhatikan perilakunya dengan sangat intens tanpa disadari oleh Khanza

TBC

Jangan lupa tinggalkan votement nya ya gaes 

Panen Rambutan (Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang