02. sial

59 8 3
                                    

Jeongwoo tak menduga jika hari yang sangat ia hindari malah terjadi hari ini. Hari ketika seluruh orang akan membencinya.

Seluruh sekolah menatap Jeongwoo kesal, tatapan penuh benci tak ada satu pun tatapan yang bersahabat.

Jeongwoo yakin hari ini bakal datang tapi dia tidak menduga kalau akan datang secepat ini.

"gue udah curiga sama lo dari awal dan ternyata kecurigaan gue selama ini bener dan gue kecewa wo" ucap salah satu teman sekelas jeongwoo

"gue kecewa sama lo wo"

Jeongwoo hanya menatap datar teman-temannya percuma jika ia membela diri mereka tidak akan percaya.

Jeongwoo sudah di cap 'pembunuh' oleh mereka.
















3 bulan yang lalu~

Jeongwoo sedang menghabiskan waktu istirahatnya di atap sekolah. Ia malas jika harus ke kantin, lagi berada di fase malas bertemu banyak orang.

Ia merebahkan dirinya diatas sofa, menjadikan kedua tangannya sebagai bantal. Memejamkan matanya seraya menikmati angin sepoy-sepoy.

"jeongwoo!"

Jeongwoo membuka matanya, menoleh ke sumber suara. Ia tersenyum saat tau kalau sahabatnya lah yang memanggil dia.

"kenapa Le?" tanya jeongwoo

"aku bukan anak laki kok dipanggil le?"

Jeongwoo terkekeh "nama kamu kan Lea" gadis itu mengangguk sebagai jawaban

"oh iya Wo aku mau ngasih tau sesuatu hehe" Jeongwoo hanya mengernyit

Dengan senyumannya Lea menarik tangan Jeongwoo "emakk anakmu mau diculik sama Leaa hueee"

"apesi lu kampret gausah drama deh"

Lea membawa Jeongwoo kepinggir atap tak ada pembatas maupun pager disitu. Cocok banget buat tempat bundir.

"Lea mau bundir?"

"Jeongwoo aja deh Lea masih pengen kawin" jeongwoo bergedik ngeri

Tettttttttttttttt

Belum sempat Lea mengatakan sesuatu bel masuk sudah berkumandang. Anjai berkumandang.

Jeongwoo berjalan duluan meninggalkan Lea yang cemberut, ngambek sama bel sekolah.

"sampe kapan kamu ngejogrok disitu?" tanya Jeongwoo dengan kedua tangan yang dimasukkan di saku celana

Lea terkekeh dan mulai jalan tapi sialnya kakinya terkilir membuat badannya terhuyung-huyung. Jeongwoo secepat gledek berlari kearah lea.

Tapi belum sempat 2 langkah Lea sudah terjatuh ke bawah dan Lea tewas ditempat saat itu juga.

Jeongwoo tak bisa berkata-kata hanya memandangi mayat Lea yang sudah berlumuran darah. Air mata Jeongwoo tak bisa tertahankan.

Ia kehilangan sahabatnya, satu-satunya sahabat. Ia kehilangan orang yang ia sayangi untuk selamanya.

Sejak kejadian saat itu kehidupan Jeongwoo penuh dengan penyesalan. Kalau saja ia dapat berlari cepat seperti Bolt mungkin Lea akan tertolong.









































"bukan gue yang bunuh Lea"

"mana ada maling ngaku kalau mereka ngaku gabakal ada polisi gabakal ada peraturan pemerintah!" ucap teman sebangku Jeongwoo

Semua temannya pergi meninggalkan jeongwoo. Miris.




Malam sebelum tidur Jeongwoo teringat perkataan Ben kemarin.

"apa iya ini azab? kan kemaren gue ga dateng ke gunung yang diucapin Ben"

Jeongwoo menarik selimutnya mencoba untuk tidur tapi matanya gamau merem kan Jeongwoo kesel.

Ia mengambil handphone nya dan melihat ada notif baru dari Ben, gak lebih tepatnya dari grup pendaki itu.

PENDAKI(13)

Ben
Jeongwoo mana Jeongwoo keloar lo sukijem!

Jeongwoo
orang ganteng disini

Ben
kurang berat ga tadi? gue kasihan sih tadi liatnya tapi kan gue gabisa bantu elo

Jeongwoo
lah lo tau semuanya dong!

Ben
ben is EVERYWHERE and Ben is tau EVERYTHING

Jihoon
bacot banget si Ben

Ben
hehe ntar malem Jihoon yaa

Jihoon
HAH APANYA BAGONG?! gausah ngadi2 lo robot!

Ben
tunggu aja Hun, paiting!!

Di lain sisi jihoon udah was was bisa aja dia diculik om-om terus dijual ke tante-tante kalau beneran kan lucu.

Kasihan emaknya nanti gapunya anak ganteng lagi kalau dia diculik. Kasihan adek Jihoon ntar dia gapunya kang ojek lagi.

"fyi, gue belom pernah punya pacar"

Jihoon membawa centong ditangannya sebagai alat pelindung dari mara bahaya.

"gue masih jomblo bro jangan mati sekarang tulung"

Setengah jam berlalu tapi tak terjadi apa-apa, suasana dikamar Jihoon masih sepi hanya ada suara tokek yang terdengar.

Dan suara kentut Jihoon jika saja ia kentut waktu itu.

Aku butuh kepastiannn kejelasan~

Jihoon terkejut lalu mengambil handphone nya, ternyata notif dari-

"WHAT THE FAK"

Unknown
cepat bayar hutangmu jihoon!

pendaki | treasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang