Ep.6 (LOST)

13 3 1
                                    

Pegunungan Grand Combin,Swiss—10:00 a.m.

Syuting dimulai dengan mendaki gunung itu bersama. Banyak obrolan mengiringi mereka,gelak tawapun tak terhindarkan. Lizzy berusaha memberikan reaksi yang alami ketika para pemain tetap memberikan umpan padanya.

Dia mencuri-curi kesempatan melirik kedua laki-laki yang berada di sampingnya kini. Tidak ada yang mencurigakan dari wajah mereka yang saat ini tertawa terbahak-bahak karena jokes yang dilakukan oleh Lee Jay.

Ketika mereka sampai di pos pertama,mereka mengusulkan untuk istirahat sebentar dan menikmati suasana. Akhirnya,mereka beristirahat sebentar dan melihat-lihat sekeliling tetapi tetap dihimbau untuk tidak jauh-jauh dari rekan-rekan crew. Takutnya,mereka akan menemui bahaya yang tidak di inginkan oleh mereka sendiri.

Syuting kali ini memang berbeda dengan episode musim lalu. Crew pun hanya sedikit yang ikut serta karena musim ini ada beberapa konsep yang di rubah untuk acara itu. Antara lain ialah para pemain dibiarkan mandiri untuk mengetes seberapa kuat mereka bertahan.

Para manager tidak diperbolehkan ikut naik dan hanya berada di bawah gunung. Untuk itu,sekarang Lizzy merasa sendiri. Namun, para pemain mencoba untuk memancing dia untuk ikut dalam interaksi mereka.

Tetapi,Noah tetap memantau Nona nya selalu dengan menggunakan drone yang dia terbangkan sejak Lizzy memulai syuting. Drone itu tidak menimbulkan suara dan bisa berkamuflase jadi tidak akan terlihat oleh mata telanjang.

“Apa kau merasa canggung?” tiba-tiba suara Tae terdengar jelas di teliganya. Menoleh,ternyata benar Tae sedang berdiri disampingnya dengan pose tangan dimasukan ke dalam saku.

“Em sedikit.” Balas nya sembari berdehem. Dia kembali menatap kedepan,pemandangan siang ini tidak begitu cantik,tetapi tetap mengesankan. Dulu,ketika dirinya kabur bersama Noah,mereka selalu melihat pemandangan seperti ini.

Tae terkekeh,menunduk lalu menatap lurus seperti Lizzy. “Rileks saja. Ini juga merupakan acara  kami yang pertama.” Ucapnya terdengar dewasa.

“Begitukah.” Lizzy tidak tahu harus memberikan tanggapan seperti apa. Dan hanya itu yang keluar dari mulutnya.

“Kau pernah naik gunung?” Tanya Tae mencairkan suasana diantara mereka.

“Belum,ini pertama kalinya.” Balasnya,jika saja ini bukan syuting,Lizzy tidak akan menanggapi pertanyaan tidak penting ini.

“Benarkah? Wahh,kau akan merasakan lelah dan tubuhmu akan terasa kaku. Hati-hati saja dalam melangkah,kadang kau bisa terpeleset jika tidak melihat jalanmu.”

Tae terlihat menasehati Lizzy yang hanya melirik dan bergumam mendengar nasehat itu. Tidak tahu saja,jika Lizzy bahkan sudah pernah bermalam dihutan lebih dari dua minggu.

Lizzy meminum air sebelum melanjutkan syuting,dia hanya memakai ransel sedang dan hanya di isi oleh air mineral dan makanan ringan. Tidak lama,PD memberikan perintah untuk segera memulai syuting.

Mereka kembali mendaki agar tidak terlalu malam ketika mereka sampai di pos kedua. Di pos kedua nanti,mereka akan mendirikan tenda untuk bermalam.

“Ini lebih baik dari pada kita mendaki gunung paling tinggi. Aku tidak yakin bisa bertahan.” Ucap Jay.

“Hei,apa kau tidak ingat ketika kita mendaki gunung Halla? Dia bahkan berkata ingin buang air besar ketika hampir berada di puncak.” Komentar Hye Jo yang ingat peristiwa memalukan itu.

“Noona,jangan menyebutnya lagi. Aku malu,disini bahkan ada Queen. Astaga!” rengek Jay yang malu ketika kejaidan itu di ingatkan lagi.

Semua tertawa melihat reaksi Jay yang seperti anak kecil merajuk.

The Dark Side Of  WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang