i. curhat

8.9K 1.1K 154
                                    

"beh,"

jeongwoo mendecih pelan. maniknya menatap seseorang yang sedang duduk sambil membaca koran.

"babeh,"

merasa dipanggil, woojin —ayah jeongwoo malingin atensinya yang semula terfokus pada lembaran kertas berganti menghadap anak semata wayangnya.

"piye?"

"disuruh duduk dulu kek, pegel nih." kata jeongwoo sok-sokan megangin kakinya.

woojin ngelepas kacamata yang sedang ia pakai. abis itu, nepuk pelan space lebih disampingnya. sore-sore gini emang enaknya duduk santai di belakang rumah.

"kenapa kamu?"

jeongwoo nyengir, "tadi kakak abis dari mini market depan komplek. terus waktu mau balik, ada anak jatoh depan kakak."

"ga kamu tolongin?"

"eh, 'kan kakak diajarin sama babeh buat ngebantu orang yang lagi kesusahan." woojin senyum bangga dengernya, dia ngacungin dua ibu jarinya di depan wajah sang anak.

"terus terus?"

"kakak bantu 'kan, tapi itu anak nangis terus beh." jeongwoo ngehela napasnya kasar, "kakak kira, kakinya sakit. tapi waktu ditanya sakit apa engga, dia bilang malah engga." sambungnya.

woojin ngangguk dua kali, mendengarkan dengan khidmat segala cerita dari jeongwoo.

"terus kenapa nangis?"

"ciki kesukaannya ancur beh, ditelindes sama truk."

"WEH! UNTUNG AJA BUKAN DIA YANG DITELINDES!" semprot woojin menggebu, sampai-sampai bermuncratan itu air dari mulut.

"gatau beh, kakak aja heran." serbu jeongwoo sambil ngelapin wajahnya dari kuah sang bapak tercinta.

"terus? gimana lagi?"

jeongwoo berusaha nahan senyumnya, dia malingin mukanya ke arah pohon mangga yang tumbuh tinggi tak jauh dari dirinya.

"anaknya manis, kakak suka hehe."

[ ༶ ]

• park woojin ab6ix as bapack jeongwoo.

jeongwoo jd softboi, bikin ambyar:'

[i] sweet boi | iksan boys ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang