Hermione
"Mom"
"Mom"
"Mommy"
Sebuah suara lembut membangunkan ku dari tidur tak lama kemudian dapat kurasakan guncangan di bahu, saat ku buka mata terlihat sosok laki-laki imut yang menghalangi cahaya masuk dari celah-celah jendela, sosoknya kini menangkup pipiku dengan tatapan memelasnya.
"Mom bangun, aku lapar" Tidak tahan dengan tatapan memelasnya aku pun mencium pipinya dengan gemas.
"Hentikan Mom, aku sudah dewasa"
Raungnya sembarai mendorong wajah ku."Hahaha, mana ada orang dewasa yang menangis jika tidak ada dongeng sebelum tidur"
Mendengar ucapan ku seketika wajah anak ku merengut karena tidak bisa menyangkalnya. Ya laki-laki muda di hadapan ku ini adalah anak ku yang bernama Scorpius Granger tahun ini usianya akan menginjak usia 7 tahun.
###
Rambut pirang pucatnya berkibaran tertiup angin dan mata coklatnya yang menurun dari ku menatap ku dengan polosnya, senyum manisnya yang akan selalu aku jaga tidak kunjung hilang dari wajahnya.
"Mommy pergi kerja dulu, baik-baik di sekolah" ku dekap anak ku seakan tidak rela berpisah dengannya walau sedetik pun.
"Aku akan baik-baik saja Mom, jangan khawatir" caranya menenangkan ku membuatku seringkali tidak percaya jika usianya akan menginjak 7 tahun.
"Scrop ingat pesan Mommy, saat jam pulang langsung pulang..."
"Jangan berbicara dengan orang asing, siang nanti bibi Anna akan mengantarkan makan siang ku, kunci pintu dan jaga rumah. Mom aku mengerti, tidak usah mengulangnya" ucapnya sambil merengut.
"Oke oke, maafkan Mommy. Baiklah sampai jumpa Scrop"
Aku berusaha meyakinkan diri ku jika anak ku akan baik-baik saja, lagi pula jarak sekolah nya dan tempat tinggal kami hanya 2 blok dan tempat ini adalah tempat yang membosankan dengan tingkat kejahatan yang rendah.
Scorpius
"Sampai jumpa Mom, hati-hati dijalan" kulambaikan tangan ku kepada Mommy, setelah melihatnya menghilang dibalik tikungan jalan aku pun berbalik masuk ke area sekolah.
Pagi ini udara cenderung dingin, seperti biasa aku berangkat terlalu pagi karena Mommy harus bekerja, belum ada murid yang datang dan sejauh pandangan ku hanya terlihat paman penjaga sekolah yang sibuk dengan koran paginya.
Saat aku membuka pintu kelas aku langsung di suguhi warna-warna ceria yang tidak sesuai dengan suasana hati ku setiap aku memasukinya.
###
Setelah jam pulang aku tidak langsung pulang ke rumah melainkan pergi ke taman dekat rumah ku, kalian mungkin menyebutku anak yang nakal karena tidak mengikuti kata-kata Mommy tapi percayalah aku bosan di rumah, aku kesepian walau ada bibi Anna yang menemani ku sesekali tetapi aku tidak terlalu menyukainya, dia jahat. Bibi Anna mudah emosi dia suka membentak ku bahkan memukul ku jika aku berisik, aku bingung mengapa dia bersikap seperti itu padahal itu rumah ku Mommy pun tidak keberatan jika aku berisik, sayangnya aku tidak bisa memberitahu Mommy masalah ini karena aku tidak ingin melihatnya sedih dan membuatnya mengeluarkan uang tambahan agar aku bisa dititipkan di sekolah sampai sore hari lagi pula aku tidak suka berlama-lama di sekolah.
𝑇𝑎𝑝...𝑡𝑎𝑝...𝑡𝑎𝑝..
Langkah kaki terdengar mendekati ayunan tempat ku duduk, ternyata mereka teman sekelas ku. Dylan, Aland dan pemimpin mereka Cony oh tidak lupa satu-satunya teman perempuan mereka Eva. Mommy selalu mengajarkan aku untuk melindungi perempuan dan jangan membenci mereka tetapi itu semua tidak berlaku bagi Eva karena sifat manipulatif nya yang sering membawa ku dalam masalah.
"Hei aneh, apa yang kau lakukan di wilayah kami?" Suara yang terdengar sinis itu berasal dari Aland, anak laki-laki bertubuh kurus tinggi dengan rambut hitam cepak.
"Cuma duduk" aku bangkit berdiri untuk pergi karena tidak ingin memancing keributan dengan mereka tetapi saat melewati mereka sebuah kaki menyandung ku, seketika aku pun menghantam tanah, tidak sakit memang karena aku jatuh di tumpukan pasir.
"Opss tidak sengaja" ujar Cony diikuti suara cekikikan pengikutnya.
"Jangan memasuki wilayah kami aneh" setelah mengatakan itu aku merasakan pasir berhamburan di sekitar mata ku bahkan beberapa ada yang masuk, tentu saja itu ulah Cony dia menendang pasir di dekat kepala ku.
Dengan menahan tangis aku mencoba bangkit berdiri, ingin rasanya aku membalas mereka tapi aku teringat Mommy dia akan sedih jika aku terlibat masalah. Sambil mengucak mata aku pergi meninggalkan taman, dari belakang masih terdengar tawa mereka yang puas membully ku.
###
Hermione
waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam saat aku memasuki rumah, hari ini perpustakaan tempat ku berkerja cukup ramai akibatnya kepulangan ku tertunda karena banyak buku-buku yang harus aku tata ulang.
Saat memasuki ruang keluarga terlihat pemandangan anak ku Scorpius sedang terkantuk-kantuk di depan televisi yang menayangkan beruang ungu yang menari. Melihat itu terukir senyum di wajah ku yang tidak bisa ku tahan.
"Terima kasih masih memberikan ku kebahagiaan Merlin"
Ku hampiri dia dan ku usap surai pirangnya dengan lembut, melihatnya saat ini membuat ku teringat sosok dari masalalu yang coba aku kubur.
"Nhh Mommy sudah pulang" Suara Scropuis menyadarkan aku dari lamunan.
Terlihat ia mengucak mata seketika aku tersadar jika mata anak ku memerah tidak wajar, muncul rasa khawatir yang tidak bisa ku bendung.
"Scrop ada apa dengan mata mu"
"Aa itu, bukan apa-apa Mom, ini efek bangun tidur" suaranya terdengar ragu.
"Mommy membawakan buku baru tidak?" aku tahu dia mencoba mengubah topik, kebiasaannya jika aku mulai khawatir dengan dirinya.
"Iya, Akhir Perang Dunia II sesuai pesanan mu yang mulia"
Ku berikan buku yang aku bawa dari perpustakaan, dapat kulihat matanya berseri-seri menatap buku itu. Scorpius memang seperti ku dia kutu buku angkut sudah setahun ini dia menyukai bacaan berat yang baginya bacaan ringan, Gen kutu buku memang menurun ke anak ku.
____04/01/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Obscurus
Fanfiction𝙊𝙉 𝙋𝙍𝙊𝘾𝙀𝙎𝙎┇ 𝘿𝙍𝘼𝙈𝙄𝙊𝙉𝙀 ________ Karena masa lalunya yang pahit Hermione memutuskan pergi dari dunia sihir meninggalkan segelintir orang yang masih peduli dengannya dan tidak menggunakan sihir lagi untuk selamanya. Kematian istrinya ti...