5

371 46 1
                                    

Hermione

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hermione

Pagi ini aku mengawali hari dengan memasak pancake yang merupakan menu sarapan favorit Scorpius. Kejadian tadi malam saat aku meninggalkannya begitu saja membuat ku bersalah, ku harap pancake ini dapat mengurangi rasa bersalahku.

"Mommy" itu suaranya.

Scorpius muncul dari kamarnya dengan mengantuk. Ia mengusap matanya dan berjalan kearah ku dengan linglung, menggemaskan.

"Pagi dear" ku hampiri Scorpius yang kini terlihat sedang mengumpulkan kesadaran.

"Pagi, Mommy sudah tidak marah?" matanya kini terlihat bergetar.

"Oh maafkan Mommy Scorp, seharusnya aku tidak bertindak seperti itu" ku peluk tubuh anak ku, Scorpius hanya mengangguk dibahu ku tanda jika ia mengerti.

Ku angkat tubuhnya dan membawanya duduk di meja makan yang terhubung dengan dapur. Aku mengambil pancake yang telah ku masak dan menaruhnya didepan Scorpius.

"Wahhh" Scorpius terlihat bahagia begitu melihat sarapannya pagi ini.

"Terima kasih Mommy" setelah mengatakan itu ia langsung melahap sarapannya dengan semangat. Melihat itu tentu aku merasa bahagia.

"Sama-sama, habiskan pancake itu" Scorpius membalas ucapan ku dengan mengacungkan jempol tanda mengerti.

###

Scorpius

Hari ini aku sampai di sekolah tidak sepagi biasanya karena Mommy meninggalkan tanda pengenalannya sehingga kami harus kembali untuk mengambil. Saat aku membuka pintu ternyata kelas sudah terisi hampir semua murid. Suasana yang tadinya ramai mendadak hening saat aku melangkah kaki.

Dapat kurasakan kini semua orang tengah menatapku. Saat aku menuju meja tak sengaja aku menangkap pembicaraan tentang diriku.

"Benarkah itu?"

"Ya, anak itu melakukannya lagi. Dan kali ini ia melakukan hal mengerikan"

"Hal mengerikan? ceritakan!"

"Kemarin ia mendorong Cony sampai terjatuh di trotoar. Dan kau lihat hari ini Cony tidak masuk, bisa kau bayangkan hal mengerikan apa yang menimpanya"

"Dia mengerikan..."

Aku berusaha mengabaikan pembicaraan itu dan terus berjalan ke meja walaupun dapat aku rasakan punggung ku terasa seperti ditusuk oleh tatapan mereka yang tajam.

###

Pelajaran pertama kami adalah membuat kerajinan dan kini saatnya istirahat untuk bermain di taman. Begitu bel istirahat berbunyi murid-murid berhamburan meninggalkan kelas. Mereka dengan antusias menuju taman, tetapi tidak dengan ku. Saat ini aku malas berada dikeramaian setelah tatapan tajam dan penuh kengerian yang mereka berikan padaku sepanjang kelas.

Kini aku duduk dibawah pohon yang rindang dan ku keluarkan buku Akhir Perang Dunia II yang Mommy berikan padaku. Aku selalu menggunakan waktu istirahat bermain untuk membaca buku yang kubawa dari rumah. Hal ini aku lakukan lantaran aku tidak begitu suka bermain dan tidak ada yang mau bermain dengan ku.

Aku tengah membaca bab terakhir saat sepasang kaki berdiri dihadapan ku.

"Hey aneh" dari suaranya dapat kukenali itu Eva.

"Pergilah, aku sedang tidak ingin berurusan dengan mu" aku mencoba menghiraukan dia dan lanjut membaca buku.

Tiba-tiba buku yang tengah ku baca lenyap dari genggaman ku. Tanpa sadar aku berdiri dan dengan kesal menatap Eva yang kini berdiri tidak hanya sendiri, tetapi sebagian temen sekelas ku berada disekitarnya.

"Upss kau marah" ia menatapku dengan raut mengejek.

"Berikan buku itu"

"Tidak mau" ucapnya enteng.

"Berikan buku itu atau.." Eva memotong ucapanku.

"Atau aku akan melemparmu. Hahaha lempar aku jika berani, seperti yang kau lakukan pada Cony" mendengar itu aku merasa marah.

Dan perasaan itu muncul lagi, perasaan marah dalam diriku seperti berubah menjadi energi dan memberontak untuk keluar. Aku mencoba menahan energi yang tidak kuketahui itu. Tapi sayang tubuh ku ternyata masih terlalu lemah untuk menahannya.

"EVAAAAA!" jeritan panik menghantam telingaku.

Tiba-tiba aku merasa kehilangan kesadaran. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi tapi yang jelas dapat ku rasakan sekujur tubuhku kesakitan, rasanya sakit seperti ada benang jahit melilit tubuh dan perlahan-lahan menggores kulitku. Tidak tahan dengan itu akupun menyerah dan seketika kegelapan menghampiri ku.

###

Perlahan-lahan kesadaran ku kembali. Saat aku membuka mata aku menyadari jika kini aku berada ditempat yang tidak kuketahui.

Sebuah gang yang tampak suram, gang itu berisi orang-orang aneh yang tampak mengerikan untuk ku, disisi gang ini terdapat toko-toko dengan tulisan yang tidak aku mengerti. Contohnya penyewaan kupu-kupu malam, nikmati malam mu dengan minum memabukkan, ataupun jasa pijat.

Sebenarnya tidak ada yang aneh dari tulisan jasa pijat yang aku lihat disalah satu bangunan jika saja kalimat itu tidak diiringi logo wanita yang entah melakukan apa, terlihat menjijikkan untukku.

"Hei nak, sedang apa kau" kurasakan sebuah tangan yang besar menepuk pundakku.

Saat aku melihat siapa itu seketika badan ku membeku. Tiga orang pria dewasa dengan wajah sangar kini tengah menatapku. Badan mereka besar dan kekar, aku dapat melihat urat-urat yang menonjol diantara lengannya dan wajah mereka dipenuhi luka yang menambah kesan seram.

Melihat diriku hanya diam, salah satu dari mereka yang berambut panjang dengan telinga dipenuhi anting membuka suara.

"Sepertinya kau tersesat, jika kau mau kami dapat mengantarkan mu pulang" ia mengakhiri ucapannya dengan terkekeh, yang mana itu membuatku takut.

Pria yang menepuk pundak ku tiba-tiba merangkul tubuhku. Mendapatinya berbuat demikian aku langsung memberontak.

"Lepaskan aku, lepaskan!" tidak ada perubahan apapun, tubuhku masih dalam rangkulannya yang kini malah mengerat.

"Hahaha mencoba kabur nak" rasanya saat ini aku ingin menangis saking takutnya. Aku takut jika mereka berniat berbuat jahat pada ku. Aku takut tidak bisa melihat Mommy lagi setelah ini. Dan benar saja air mata terjun menuruni pipiku.

"Tolong lepaskan aku paman" suaraku terdengar putus-putus.

"Lihat dia menangis"

"Hahaha" mereka tertawa puas melihat ku menangisi.

"Hei kalian lepaskan anak itu!" telingaku menangkap sebuah suara yang tidak asing.

BUKK

Suara hantaman yang sangat keras terdengar. Tiba-tiba rangkulan ditubuh ku melonggar. Saat ini dapat kulihat pria yang tadi merangkulku tengah tergeletak dengan hidung mengeluarkan darah dan wajah yang terlihat memerah akibat pukulan.

____

22/01/21

ObscurusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang