The Plan

1.7K 124 8
                                    

—Hamamelis – Mantra—

—Hamamelis – Mantra—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💐

Luke's POV

Sesuatu menepuk-nepuk pipiku dengan pelan. Erangan keluar dari mulutku karena merasa terganggu. Aku tipikal orang yang menyukai bangun pagi. Tapi, tidak di hari Minggu. Hari ini adalah hari bersantai. Meski memang di hari biasa pun aku banyak bersantai, tapi aku memberi diriku sendiri keistimewaan di penghujung minggu. Aku mengeluarkan gumaman pelan sembari mengalihkan wajah ke sisi lainnya. Tapi bayangan hitam di balik kelopak mataku yang tertutup telah berganti warna menjadi merah. Bantal yang semula ada di bawah kepalaku berpindah tempat ke depan wajah. Menutupi berkas-berkas sinar yang hendak mengusir kantuk.

"Luke, bangun." bisik sebuah suara di balik bantal.

Mendengar suara yang sedikit asing tapi mulai familiar ini, aku pun menyingkirkan bantal dari wajah dan bangun terduduk dari posisiku yang semula berbaring. Karena perubahan gravitasi yang tiba-tiba kepalaku mendadak sedikit pening dan aku pun mengerang.

"Ada apa? Apa kau sakit?" tanya suara itu lagi.

Ketika aku membuka kedua kelopak mataku, dua telapak besar tangan laki-laki menangkup wajahku.

"Damon..." gumamku saat aku sudah bisa melihat dengan jelas wajah laki-laki dihadapanku.

"Apa kepalamu baik-baik saja?" dia mengulangi pertanyaannya dan aku pun tersenyum dengan mata menyipit menghindari cahaya silau yang merangsek dari jendela kaca.

"Aku baik-baik saja." jawabku sambil mengangguk kecil.

Damon memasang wajah lega dan menyingkirkan anak-anak rambut yang berantakan.

"Selamat pagi." sapaku padanya.

Untuk sesaat setelah mendengar sapaanku, Damon tertegun yang membuat gerakan tangannya terhenti dan wajahnya menunjukkan ekspresi sedikit terkejut, namun segera setelahnya tubuhnya rileks dan senyum lembut terulas di bibir.

"Selamat pagi, apa tidurmu nyenyak?" sapanya balik yang kujawab dengan gumaman dan anggukkan.

"Baiklah, sebaiknya kau membersihkan diri dulu, setelahnya kita bisa turun untuk sarapan." ujarnya padaku.

Aku menyingkirkan bantal yang ada di pangkuanku, selimut yang menutupi pinggang ke bawah, lalu turun dari tempat tidur. Damon juga beranjak untuk berjalan duluan ke kamar mandi dan aku menyusul tepat di belakangnya.

Saat aku masuk ke kamar mandi, Damon keluar dari balik pintu kaca. Suara air mengalir keluar dari keran yang sedang mengisi bathtub. Damon membuka lemari gantung di kamar mandi, lalu mengeluarkan sebuah handuk baru yang masih bersih. Dia meletakkan handuk itu di rak, menutup lemari, lalu berjalan ke luar dari kamar mandi. Sementara aku sedang berusaha menanggalkan atasan piyama yang kupinjam dari Damon dan bawahan celanaku.

Seducing My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang