Ceroboh

21 4 0
                                    

Gerimis kecil memulai hari di pagi ini, tampak seorang gadis yang mengenakan seragam SMA dengan hijab berwarna abu-abu yang telah terpasang di kepalanya dengan baju putih dan rok abu-abu ditubuhnya. Gadis tersebut seperti sedang menunggu angkutan umum di halte tempatnya berdiri.

Pluk

Gadis itu menepuk keningnya, seakan ada sesuatu yang terlupa.

"Ehh tadi aku udah bawa buku bahasa Indonesia belum ya, semoga aja ada deh, kalau sampai gak ada harus ke rumah lagi bisa-bisa nanti malah terlambat" tanpa perlu berlama-lama lagi, ia langsung membuka ranselnya dan ditaruhnya ransel itu di atas bangku halte. Ia check isi tasnya dengan teliti takut halnya ada yang terlewat barang sedikit pun.

Mencari dan terus Mencari barang yang ia curigai telah tertinggal.

TAP. Akhirnya ketemu. Terlihat jelas sebuah buku tulis yang bertuliskan atas nama "Khanza Fatimah Azzahra" serta kelas dan mata pelajarannya itu. Huft...Alhamdulillah, ternyata bawa dikira gak bawa, leganya.

"Angkotnya mana ya gak lewat-lewat juga,"

"Kalau terlambat lagi pastinya dihukum kayak waktu itu" lanjutnya.

Gadis berseragam SMA itu mulai gelisah lantaran langit pun semakin lama semakin cerah menampakkan langit biru. Berusaha tenang, ia mengisi kegelisahannya dengan bersenandung kecil sebagai pengalihan seraya menunggu dengan sabar angkutan umum yang ia pergunakan itu datang.

Lama menunggu angkot datang, akhirnya yang di tunggu-tunggu oleh gadis tersebut tiba. Ia segera masuk kedalam angkot tersebut.

Khanza Fatimah Azzahra. Begitulah nama lengkap gadis tersebut, dengan ia mengambil sepenggal kata Khanza sebagai panggilan sehari-hari. Merupakan gadis yang cantik nan shalihah, pintar dalam akademik, rajin serta penurut, dan masih banyak hal lainnya yang terdapat di diri Khanza.

Khanza merupakan siswi kelas 12 akhir. Tentu saja sebentar lagi ia akan disibukkan dengan berbagai buku mapel dan kertas-kertas yang begitu banyak untuk di pelajari. Ia tinggal di Jakarta bersama umma dan Aba nya. Namun, Aba Khanza sedang tidak ada di kota Jakarta ini karenakan abanya sedang memantau pembangunan pesantren daerah kota Semarang, Jawa Tengah.

Waktu pun terus berjalan, tak terasa Angkot yang dikendarainya sudah berhenti didepan gerbang sekolah tempat Khanza menuntut ilmu. Khanza turun dari angkot, ia membuka payungnya kembali karena langit masih juga belum menampakkan sinar matahari. Tak lupa Khanza membayarnya terlebih dahulu.

Sebelum melangkah Khanza menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan tenang. Kegiatan yang sering ia lakukan sedari dulu guna mengurangi rasa tidak nyaman dalam dirinya. Mulailah ia mengucap basmalah sebelum aktivitas.

Bismillahirrahmanirrahim

Khanza melangkah lebih dekat dengan gerbang sekolahnya, ia melihat security yang ia kenal dan dekat dengannya selayaknya salah satu keluarga di sekolah ini.

"Uwahh, enaknya dingin-dingin begini mah yaa minum kopi tapi sayangnya kurang gorengan"

"Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh, selamat pagi pak Sadi" sapa Khanza kepada bapak security yang dipanggilnya pak Sadi, tampak sedari awalannya Pak Sadi sedang duduk sambil menyesap kopi di pos security sekolah yang dimana saat ini keadaannya sedang hujan menjadikan udaranya sedikit dingin.

Kemudian Pak Sadi melihat kemana datangnya arah suara yang menyapanya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh, eh nak Khanza, pagi juga. duhh sudah sampai saja rajinnya" ujar pak satpam.

"Hehehe iya nih pak, soalnya Khanza takut telat lagi makanya lebih awal pak. Ya sudah kalau begitu, Khanza izin masuk dulu ya pak. Semangat pak Sadi, wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh" pamit Khanza kepada bapak security dengan ramah.

Khanza [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang