Part 5

25 4 0
                                    

Hari cepat sekali bergulir, tanpa sadar siang yang terik berganti oleh malam. Usai sudah libur singkat hari raya, usai juga masa singkat Nana bermalas-malasan. Mengharuskan dia kembali pada rutinitas statis yang menggulungnya dalam penat. Pagi tadi Gandi dan Jihan menjemputnya, sepakat untuk kembali bersama-sama ke perantauan dan mobil Gandi yang dipilih menjadi transportasi mereka.

"Aduh aku masih ngantuk banget, Beb. Mau tidur lagi deh nanti," keluh Jihan sambil merenggangkan sendi dan otot leher.

"Padahal sepanjang perjalanan kamu tidur terus loh," sahut Gandi.

"Yaampun, kemarin aku tuh fangirling. Jadi cuma sebentar tidurnya," jelas Jihan.

Gandi masih fokus pada kemudi, "Kasihan banget sih pacar aku. Ya udah mulai hari ini nggak usah fangirling, biar kamu enggak begadang," ujar Gandi sarat dengan sindiran.

Jihan cemberut dengan mata membulat, "Nggak bisa, dong. Kamu nggak bisa larang aku, mereka suami aku loh, Beb."

Gandi mengeleng-gelengkan kepala mendengar jawaban kekasihnya itu. Sebenarnya tidak heran dengan tingkah Jihan sebab sebelum mereka memutuska untuk berpacaran, Jihan sudah lebih dulu menggilai para idol KPOP.

"Dek, lu kenapa diam ae? Semua cewe kek Jihan juga nggak, sih?"

Nana menghela napas kesal, pertanyaan Gandi menganggu ia yang sedang sibuk dengan ponselnya, scroll time line Instagram untuk membunuh bosan, dan enggan mencuri dengar pembicaraan pasangan kekasih yang lebay sekaligus tidak penting itu.

"Nggak lah. Aku sih pilih tidur," jawab Nana.

"Salah kalau kamu tanya Nana. Dia dari dulu emang enggak tertarik sama mereka," sahut Jihan.

"Tapi Nana logis. Dia tahu kalau malem waktunya tidur," kata Gandi

"Tapi Nana juga bakal begadang kalau nemu drakor seru," balas Jihan tak mau kalah.

Gandi melirik Nana dari kaca spion, gadis itu masih sibuk dengan ponselnya, "Bener, Na?"

"Ya dong. Saya juga butuh refresh otak, Bang," jawab Nana, lalu menerima tos dari Jihan.

"Dasar kalian. Nggak heran sahabatan, klop dari lahir sih ini."

Nana dan Jihan tergelak mendengar kalimat Gandi, kalau tentang KPOP mungkin dia tidak terlalu tertarik tapi bukan berarti tidak suka, terkadang masih mendengarkan beberapa lagu mereka hanya saja tidak se-suka Jihan. Tapi apabila K-Drama, ah jangan tanya bagaimana Nana menyukainya, tentu saja dia sangat menyukai serial-serial dari negeri gingseng itu, terlebih dia sudah sering menonton K-Drama sedari duduk dibangku SD.

"Iya dong. Ya 'kan, Na?"

Nana mengacungkan jempolnya, "Yoi."

Jihan melirik Nana yang duduk di belakang dari kaca spion, matanya melebar saat mendapati gadis itu tersenyum dan tidak berhenti menatap ponsel. Pikirannya dipenuhi oleh kata-kata Nana soal makan siang bersama gadis itu dengan Fauzan, walaupun Nana sudah bercerita dan menyangkal tegas soal gadis itu dan Fauzan sudah punya hubungan lebih, rasanya otak Jihan tidak bisa dengan mudah menerimanya. Bukan dia tidak mempercayai Nana, tentu saja Jihan percaya pada gadis itu. Hanya saja apabila dipihak Nana memang tidak ada sesuatu apapun, namun ia yakin maka dipihak Fauzan lah yang menyimpan rasa untuk sahabatnya itu.

Dia menyenggolkan lengan ke Gandi. Gandi menoleh sekilas pada Jihan, lalu kembali fokus mengemudi.

"Kenapa, Han?"

"Beb, lihat deh. Nana senyum-senyum sambil liat HP," bisik Jihan pada Gandi.

Gandi ikut melirik Nana dari kaca spion, "Ya terus? Ada yang salah?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HealingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang