TIME WITH YOU

970 89 13
                                    

'Sepenggal kisah tentang aku, kau dan hobiku'
-

Pada jaman dahulu kala, hiduplah sepasang Raja dan Ratu yang tinggal di sebuah kastil megah nan mewah. Sang raja sangat mencintai Sang ratu, begitu pun sebaliknya. Hidup mereka terlihat sangat sempurna, namun ada satu yang kurang... mereka belum memiliki seorang putra.

Sudah berbagai macam cara mereka lakukan, namun anugerah yang diharapkan itu belum kunjung tiba. Akan tetapi hal itu tidak membuat rasa cinta Sang raja untuk Sang ratu berkurang, justru sebaliknya; cinta Sang raja semakin dalam untuk Sang ratu. Ia sangat tidak ingin melihat raut sendu di wajah cantik pasangan hidupnya, hingga ia berjanji dalam hati akan melakukan apa pun untuk membuat orang yang ia cintai bahagia, dengan apa pun caranya.

Hingga suatu hari datanglah seorang tabib istana yang mengak---

“Aku pulang...”

Dengan refleks aku menghentikan ketikan kesepuluh jariku di atas keyboard notebook yang ada di pangkuanku ketika mendengar suara seorang pria yang amat kukenali, suamiku. Aku menoleh ke arahnya yang terlihat lesu, sepertinya ia lelah. kukembangkan sebuah senyuman manis untuknya, sekedar untuk menyambut kepulangannya dari bekerja.

“Selamat datang, Sayang...”

Dan... setelahnya raut wajah lelah itu terkembang senyuman manis nan tampan. Ia mendekatiku kemudian menundukkan wajahnya pada wajahku, seketika aku menutup mata saat bibir merah kecoklatan favoritku itu mendarat tepat di atas keningku.

“Aku mencintaimu, Hinata.” Ungkapnya.

Aku membuka mata perlahan kemudian tersenyum dengan pipi yang terasa terbakar. Padahal hal ini sudah menjadi kebiasaan suamiku saat pulang bekerja setelah pernikahan kami dua bulan lalu, namun entah kenapa setiap sentuhannya... setiap ungkapan cintanya... selalu saja memberikan efek yang berlebihan untuk hatiku. Ah entahlah, aku seakan merasa jatuh cinta padanya setiap hari.

“Sebaiknya kau mandi dulu, Naruto-kun.” Ucapku, lantas mengalihkan atensiku kembali pada layar monitor yang masih menyala di hadapanku. Biar bagaimanapun aku harus secepat mungkin menyelesaikan pekerjaanku karena akhir bulan ini harus selesai.

Kudengar ia menghela napas panjang, tak lama kurasakan tangan kanan berkulit eksotis itu mengacak pelan rambutku.

“Yasudahlah... aku mandi dulu, Sayang.” Ucapnya kemudian, aku hanya mengangguk tanpa menatapnya. Pikiranku sedang memikirkan apa yang selanjutnya akan kutulis di dalam cerita fiksiku. “Ah, satu lagi... istirahatlah kalau sudah merasa lelah.” Lanjutnya.

Setelahnya, kudengar langkah kaki panjang suamiku perlahan menjauh lantas menghilang setelah suara pintu tertutup berdebam.

Nah, sekarang waktunya. Fokuslah, Hinata...

Ah, sampai di mana ceritanya tadi?

Hingga suatu hari datanglah seorang tabib istana yang mengaku bisa membantu mewujudkan keinginan mereka untuk memiliki seorang buah hati. Lalu...

Aku terdiam. Entah kenapa pikiranku mendadak buntu.

Lalu apalagi ya?

Aku memutar otakku, mencoba berpikir hal apa lagi yang bisa kutulis untuk melanjutkan ceritaku. Tapi...

Nihil.

ONESHOT NaruHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang