Demi semua yang aku jalani bersamamu
Ku ingin engkau jadi milikku
Ku ingin kau di sampingkuTanpa dirimu ku hanya manusia tanpa cinta
Dan hanya dirimu yang bisa
Membawa surga dalam hatiku
~Krakkk!
Suara benda yang patah terdengar menggema di telingaku. Aku hanya mampu memandang kosong kacamataku yang hancur di atas lantai keramik itu, kemudian beralih pada seorang lelaki bertubuh tambun di depanku. Aku mendongak menatapnya, karena posisiku memang terduduk di lantai. Menatap pada wajah bengisnya yang tersenyum mengejek padaku.
Ah, kalau tidak salah, yang besar itu bernama Chouji, ketua preman di sekolah ini, sedangkan dua lelaki yang bertubuh lebih kecil di belakang lelaki itu sepertinya kaki-tangan si gendut tadi. Aku menatap mereka dengan datar, sebenarnya aku merasa teramat kesal sekarang.
Seriously, mereka menggangguku! Padahal aku sama sekali tidak pernah mengusiknya. Chouji, si gendut itu tiba-tiba mendorongku, membuatku jatuh terjengkang dengan pantatku menghantam lantai keramik, sehingga buku yang ku bawa jatuh berhamburan. Ah, jangan lupakan kacamataku yang terlepas, dan sekarang hancur berantakan.
Sakit? Tentu saja. Mereka selalu saja menyakiti hatiku, tak berbeda jauh ketika aku masih berada di sekolah lamaku. Mereka seakan sengaja ingin membangunkan macan yang sedang tertidur di dalam diriku. Maka dari itu, rasa dendam mengalir tiba-tiba dalam darahku. Lihat saja, aku akan membuat perhitungan dengan mereka tak lama lagi.
Tapi, untuk saat ini aku memilih diam. Aku murid baru di sini, aku tak ingin membuat keributan. Meskipun sejujurnya aku sangat mampu mematahkan tulang mereka semua sekarang, tapi aku akan menahannya. Ingat, hal yang paling menyenangkan lebih baik di lakukan di akhir, itu akan menjadi lebih mengesankan, right?
Lelaki tambun itu kembali menginjak kacamataku yang bahkan telah rusak dengan kaki kanannya, seolah ia merasa belum puas jika benda itu belum musnah. Wajah bengis itu kembali menatapku dengan senyum jeleknya.
"Ouch... sepertinya aku tak sengaja menginjak kacamata kudamu, Nerd!" Ucap si preman gendut dengan nada yang dibuat-buat, di sambut tawa kencang membahana dari kedua rekannya.
"HAHAHAHAHA."
Aku menatap mereka satu persatu, bergantian, meskipun dengan pandanganku yang sedikit kabur karena tak memakai kacamata. Akan ku ingat baik-baik wajah mereka.
"Kenapa? Mau menangis, ya?" itu suara salah satu lelaki di belakang tubuh Chouji, berusaha mengejekku dengan senyum pongahnya. Aku hanya mampu menatap lurus dengan mengepalkan kedua telapak tangan, menahan emosi yang kian tak tertahankan.
"Dasar cupu aneh!" ucap lelaki satunya lagi, entah siapa namanya. Dia meludah tepat di depan wajahku.
Aku hanya mampu menghela napas panjang, menggeram tertahan. Aku harus sedikit lebih bersabar, meskipun bersabar bukanlah diriku sekali. Kali ini aku harus bisa bertahan, setidaknya sampe kelulusan nanti, seperti apa kata Kakashi-Tousan.
Yah, aku melakukan semua ini untuknya; ayah angkatku. Aku sengaja mengubah penampilanku menjadi lelaki cupu dengan kacamata besar ber-frame tebal khas kutu buku, tentu dengan seragam yang sedikit kebesaran, ditambah dengan mengancingkan semua kancing baju sampai bagian kerah, tak lupa dengan tumpukan buku-buku yang selalu ku bawa.
How geeky I am!
Sudah lebih dari tiga sekolah mengeluarkanku dengan tidak terhormat. Mereka bilang aku monster, bahkan ada pula yang menyebutku psikopat gila. Kata mereka, akulah yang menyebabkan segala kekacauan di sekolah. Padahal aku hanya melakukan hal yang wajar; setidaknya menurutku.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT NaruHina
RandomKumpulan oneshot manis, asem, asin ... ramai rasanya :D All characters belong to Masashi Kishimoto Cover by HaiRif