malam yang sunyi

7K 930 337
                                    

Daichi Pov

"hoaamm" sugawara yang berjalan bersamaku tampak mengantuk.

"film nya membosan kan?? " tanya ku.
"aaahhh,, ya,, alur cerita yang murahan" kata sugawara mengeluarkan ponsel nya. "sudah jam delapan malam"

"kau mau pulang? Ayo kita beli martabak buat dirumah dulu" kataku menarik sugawara ketempat orang jualan martabak.

"hahhh,,, aku masih mau disini. Kita belum ke tamezone, gramekamu, ramahyani, terus belum beli moonbucks. Ayooo masih ada waktuuu" rengek sugawara menolak tarikanku.

"waktu sih banyak. Uang nya yang nggak. Hemat ayo hemat, buat masa depan" balas ku memperkuat tarikan.

"masa depan nanti aja dipikirinnya, sekarang kesono duluuuu" kata sugawara yang memperkuat tolakkan nya. Alhasil terjadilah peristiwa antara tarik-menarik yang menjadi pusat perhatian (cie perhatian) orang-orang.

"oke oke" kataku melepaskan tangan sugawara dan mengangkat tangan. Sugawara yang mendengar aku menyerah tampak senang.

"okee sekarang ke tamezone!! Atau gk beli buku dulu di Gramekamu" ajaknya mulai berjalan semangat.

"tapi kasih jatah nanti malam ya" seketika gerakan semangat sugawara terhenti setelah aku mengatakan itu.

"bakso nya sebungkus bang,, "ucap sugawara pasrah sambil membayar.

Jahat TwT batin ku dari jauh.

😪😪😪

"kenyang nya" kataku sambil mengelus elus perut ku. Sungguh ulang tahun yang sempurna. Semua rancana berjalan lancar. Termasuk rencana pura-pura pusing biar Sugawara mau menginap dirumahku.
Untuk ulang tahun kali ini, aku berikan gelar sebagai ulang tahun terbaik ku. Tapi,, rencana dikasih jatah nya gagal. Tapi,, gk ada salah nya kalo minta lagi. Siapa tau hati sugawara ternyentuh dengan perjuangan ku.

"sugawara..." panggil ku kemudian menyadari kalau sugawara juga sedang menatap ku dengan pandangan aneh.

"daichi,,, kamu nggak apa apa?? " tanya nya. Aku hanya terdiam bingung dengan pertanyaan nya itu. "dari tadi kamu senyum senyum sendiri, seakan akan mau bilang ke siapapun kalau kamu yang paling ✨woah✨ didunia" katanya.

"hah?? Aku gk mikirin itu kokk, aku mikirin yang lain" kataku berusaha menjaga nama suci ku.

Sugawara kini menatapku curiga. Kini dia menutupi badannya dengan tangan nya. "kamu nggak lagi mikirin hal kotor kan"

"ya enggak lahh, ya kalii aja. Cuma mau minta jatah doangg" kataku.

/plak

Pukulan selembut sutra mendarat tepat di ubun ubun kiri ku dengan koordinat 6 LU-11 LS dan 95 BT - 141 BT. "aduhh!! " pekik ku.

"jangan aneh aneh, malem malem tuh mendingan tidur. Nggak nambah dosa, masuk surga. " kata sugawara merapikan peralatan makan dan membawa nya ke dapur.

Setelah itu, aku hanya melamun dan menunggu sugawara selesai memcuci peralatan makan nya. Aku berpikir mungkin kalau minta jatah satu kali lagi, bakal dikasih. Tapi waktu aku mau minta lagi ke sugawara, dia sedang mencuci sebuah pisau.

"nggak nggak nggak. Gk lucu kalo ada setan lewat" kata ku membatalkan niat ku.

Aku kembali terdiam lagi. Pikiran ku kosong, aku seperti boneka penghias sofa. Sugawara yang sepertinya sudah selesai mencuci berjalan menuju tangga yang mengarah kekamar. Dia berhenti sebentar dan memandangiku.

Sebunyikan Aku Dari Dunia, Daichi. (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang