ayah

7.2K 1K 444
                                    

Krik krikk krikkk

Bunyi jangkrik terdengar dibalik semak semak. Aku kini sedang berjalan dengan sugawara untuk pulang. Hari sudah malam, kami menemui oikawa cukup lama.

"bagaimana??" suara sugawara terdengar oleh kuping ku.

"apanya??"

"abang ku, tooru" dia terdiam sejenak. "bagaimana pendapatmu tentang dia??"

Aku berpikir sejenak, oikawa cukup asik. Hanya saja....

Flash back on

Aku melihat keluar jendela kafe, sementara dua orang disamping ku sedang bercengkrama lebar. Hah,,, mungkin kalau mereka bukan kakak adik, aku sudah pergi dari sini.

"kau kenapa? Daichi??" sugawara mencoel kuping ku. Aku yang mengantuk itu langsung menoleh kaget.

"tidak, aku hanya sedikit mengantuk" ucap ku tanpa menoleh.

"mungkin dia tidak nyaman, koshi" oikawa meminum kopi nya sambil menatap kami. Aku sedikit kaget dengan apa yang dikatakan oikawa itu, tentu saja bukan itu alasannya.

"bukan itu,,, aku hanya tidak ingin menggangu percakapan kalian" aku berkata cepat dan terburu buru.

"kau temannya koshi, jadi santai saja dengan ku" oikawa tertawa kecil.

"kalian adalah adik kakak, jadi aku tidak enak jika menggangu kalian" aku meminum kopi susu ku. Ya,,, aku memesan kopi susu karena sugawar yang menyuruh nya.

"tenanglah daichi,, bagiku kau spesial" sugawara tersenyum kepadaku. Aku seperti mendapat hadiah yang sangat indah, rasanya seperti aku menjadi ironmen. "anggota lain juga spesial bagiku" tambah sugawara.

"hah?? Anggota lain juga ya..." halu ku gagal....

"hahaha, ku ajak kau melayang tinggi ~ dan ku hempaskan ke bumi~" oikawa bernyanyi sambil tertawa.

Aku yang kesal dan malu hanya bisa mengembuskan nafas. Saat sugawara sibuk dengan minumannya, aku menatap tajam kearah oikawa dan hal itu membuat nya tertawa lebih keras.

"dasar jamet tanah aniki" batin ku kesal kepada oikawa

Flash back off

Hanya saja... Dia menyebalkan.

"hah,, dia cukup baik, dia juga membuatku cepat akrab dengan nya" kata ku yang tentu saja tidak semua benar.

"owh syukur lah" sugawara tersenyum kepada ku. "kita akan berpisah disini ya,," tambah nya saat kita sudah dekat dengan pertigaan.

"ahhh, yak. Sampai jumpa besok" ucap ku. "maksudku sampai jumpa saar masuk sekolah" mengingat besok adalah hari libur.

"ehm,, ja ne,," sugawara pergi kearah dimana rumah nya berada. Dan aku pergi ke arah lain nya.

🌸🌸🌸

Aku menghempaskan tubuh ku ditempat tidur. Aku menatap langit-langit kamar ku. Sepi dan hening, bahkan suara jarum detik pun tidak terdengar.

Kringg!!! Kring!!!!

Suara telfon merusak keheningan itu, aku bangkit dari tempat tidur. Aku terdiam melihat nama orang yang menelfon ku itu.

"ayah"

Sudah lama sekali ia tidak menelfon ku. Aku mangambil benda pipih itu, dan mengangkat telfon nya.

"ada apa? ayah?"

"daichi, kenapa kau tidak pernah mengangkat telfon dari nya?? Dia hanya ingin berbicara dengan mu"

Seperti biasa, dia langsung ke inti pembicaraan. Tanpa bertanya bagaimana kabarku, bagaimana hari ku.

"aku sibuk, ayah" hanya itu jawaban yang ku bisa berkan untuk nya.

"dia tunangan mu, seharusnya kau harus lebih mementingkannya daichi!"

Suaranya meningkat, aku tahu betul dia sedang marah. Tapi aku tidak peduli.

"aku tidak pernah menganggap dia adalah tunangan ku" aku terdiam sejenak. "dia adalah gadis yang baik ayah, tapi aku juga punya orang yang aku sukai"

"aku lebih tau dari pada kau, daichi. Ini demi masa depan mu juga!!"

"ayah,, kau bukan memperdulikan masa depan ku. Kau hanya menginginkan kekayaan dan kekuasaan dari keluarganya. Wajar saja ibu pergi." ucapku yang mulai kasar dan kesal.

"daic-"

Aku langsung mematikan telfon itu agar pembicaraan tidak semakin memanas. Aku kembali menghempaskan tubuh ku lagi. Dering telfon terus berbunyi namun tidak aku hiraukan.

Aku berdiri dari tempat tidur. Aku memilih segera pergi kedapur untuk makan daripada berdiam diri dikamar sambil mendengarkan dering terlfon.

Aku berjalan santai menuju dapur. Tapi, semua itu berubah saat aku melihat sebuah sosok rambut putih berbaju hitam sedang duduk terdiam dimeja dapur ku. Ia menghadap membelakangi ku, dan hanya diam tanpa melakukan apa pun.

"SUGAWARA-SAN!!!!" ucapku kaget. "kenapa kau ada didapur ku!!!!!"

Sugawara yang sedang terdiam itu kaget saat aku tiba tiba teriak, walaupun tidak sekaget diriku.

"hahahaha, kunci rumah ku tertinggal dikelas. Sekolah juga sudah tutup, jadi aku ingin menginap dirumah mu" sugawara menggaruk kepalanya sambil setengah tertawa.

"kenapa kau tidak menelfon ku?? Atau kenapa kau tidak menekan bel??" tanyaku seribu tanya.

"bel rumah mu sepertinya rusak,,, aku sudah menekannya. Karena tidak ada jawaban aku masuk saja kerumah mu. Waktu mau kekamar mu, aku lihat kau sedang telfonan dengan orang. Jadi aku menunggumu didapur"

Disini aku belajar, bahwa sugawara juga bisa mines ahklak. Untung sayang. Kalo orang lain yang melakukan itu, mungkin sudah kupukul kaki nya dan ku kurung di bawah tanah.

"emhh,,, baiklah, kau boleh menginap dirumah ku.." kata ku setelah kembali tenang. Aku membawa sugawara kedalam kamar.

"maaf merepotkan, boleh kah aku meminjam kamar mandi mu dan meminjam bajumu??" tanya sugawara

"hah?? Tidak apa apa, silahkan,," aku memberikan handuk kepadanya. Lalu aku mencari baju yang cocok dengan sugawara.

"kamar mandi nya ada dibawah dekat dapur" aku memberikan baju ku kepada sugawara. Sugawara mengucapkan terimakasih dan segera turun kelantai bawah.

Aku duduk dipinggir tempat tidur, menatap pantulan diriku pada cermin dihadapanku. "kayaknya ada yang spesial tapi apa??" ucap ku. Aku mengalihkan pandangan ku ke tas Sugawata yang terletak tidak jauh dari tempat tidur.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

"Apa yang spesial ya...."

Empat detik...

Lima detik...

Cling!!!

"SUGAWARA MENGINAP DIRUMAH KUUU!!!!!!" Aku berdiri kaget.

"dia sedang ada dikamar mandi ku!!!!!" aku berjalan mondar mandir.

"dia memakai handuk ku!!!!!" aku merobohkan badan ku ke kasur.

Bisa bisa nya aku baru konek......

Sebunyikan Aku Dari Dunia, Daichi. (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang