18 | Selfish

1.9K 160 9
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Rest in peace, Julio Cakrawala.

Seorang pendeta memimpin kebaktian pada kediaman Cakrawala siang itu. Di hadapan mereka, wajah Julio terpajang dalam bingkai. Seluruh anggota keluarga Cakrawala menundukkan kepala, dengan menangkupkan kedua tangan seiring ayat-ayat alkitab dibacakan.

Kematian Julio seakan menjadi sesuatu yang misterius. Dimi sengaja menutupi media massal tentang kematian lelaki itu, di tengah-tengah publik yang masih sibuk memperbincangkan hilangnya Julio selama beberapa minggu terakhir.

"Roma 14 ayat 8. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Amen."

Sesi doa disusul dengan melontarkan pujian berakhir dalam beberapa menit. Semua turut berbelasungkawa mengenang kepergian lelaki itu, termasuk beberapa karangan bunga yang memenuhi bagian depan mansion dari sebagian keluarga yang berhalangan hadir.

"Turut berduka cita atas kembalinya Julio ke Bapa di Surga. Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberikan kekuatan dan penghiburan pada keluarga yang ditinggalkan. Selamat jalan, Julio," tutup sang pendeta, mengakhiri kebaktian yang diadakan pada pagi hari ini.

Dengan selendang terkulai di bahu Shelna, wanita itu membiarkan tubuhnya jatuh dalam tangkapan Chandra. Menutupi seluruh isakan sehingga tak ada yang bisa melihat betapa sembap wajahnya selain wanita itu sendiri.

"Gue nggak habis pikir sama Dimi, Can," lirih Shelna, sepelan mungkin agar hanya Candra yang bisa mendengarnya. "Lio nggak melakukan tindakan kriminal yang berat, dia nggak perlu sampai menahan gue untuk pergi ke sana. Gue cuma mau datang ke makam Julio. Apa sesulit itu?"

"Kak." Candra menepuk punggung Shelna pelan. "Mungkin Kak Dimi cuma lagi syok aja kemarin, jadi dia nggak bisa berpikir jernih."

"Dengan mem-blacklist gue dari setiap penerbangan ke Los Angeles?"

Sentakan miris yang Chandra dapat membuat pria itu tidak punya kata-kata yang tepat untuk meredakan amarah Shelna. Sejak ucapan Dimi tadi malam, hubungan kedua kakaknya itu sedikit memburuk. Shelna memilih buat menghindar dari Dimi untuk sementara waktu. Lalu paginya, Chandra menemukan Shelna yang rupanya tertidur di kamar Julio sambil mencengkeram salah satu pakaian lelaki itu.

Pikiran Chandra semakin keruh saat ini. Namun, mendapati Shelna yang diam-diam menyembunyikan tangisnya sepanjang malam, Chandra tidak bisa terus membisu tanpa bertindak apa pun pada Dimi. Pria itu sudah keterlaluan, tapi ia juga tidak mau mengambil keputusan yang sangat gegabah di tengah sedu-sedan menggenangi keluarga mereka.

Sepeninggalan pendeta dari kediaman Cakrawala, semua berkumpul di ruang khusus keluarga yang berada di mansion di bagian barat. Sejak tadi, Dimi hanya terdiam dengan tatapan kosong yang sukar diartikan. Sesekali ia melirik keberadaan Shelna dan Candra, kemudian menghela napas berat. Seolah-olah Dimi sedang menanggung banyak beban di punggungnya.

Something in Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang