30 | Dark Side

1K 129 17
                                    

⚠️ W A R N I N G ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ W A R N I N G ⚠️

***

Itu June.

Jenna yang menyadari kedatangan wanita itu, kontan memberi jarak dengan Julio. Ada dehaman yang keluar di bibirnya ketika Jenna beranjak bangkit dan melepaskan rengkuhan yang mereka tanamkan. June masih diam, tatapannya sukar diartikan lantaran wanita itu memandang Julio.

Sementara itu, beberapa detik setelah pandangannya bertemu dengan sepasang mata milik June, Julio membuang muka ke arah lain. Ia tidak bisa mendeskripsikan bagaimana penampilan June saat ini.

June tampak sangat berantakan, rambutnya terlihat kusut dengan wajah sembap dan lingkaran mata yang membengkak. Tubuhnya hanya dibaluti oleh piyama satin berwarna merah. Mungkin wanita itu langsung bergegas ke apartemennya tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.

"Julio," panggil Jenna, memecah keheningan. "June datang, kayaknya gue harus pergi. Banyak yang perlu kalian bicarakan berdua sekarang."

Tak ada jawaban yang keluar dari bibir keduanya. Jenna menghela napas berat, mulai mengambil langkah untuk pergi meninggalkan kamar. Sejenak, Jenna berpapasan dengan June di ambang pintu. Wanita itu mempersilakan June buat masuk ke kamar Julio dan membiarkan pintu tertutup, meninggalkan June dan Julio dalam keheningan.

Di sisi lain, June mendekati Julio di bibir kasur. Kakinya seperti mati rasa saat berdiri di hadapan lelaki itu. Aura dingin menguar di wajah sang kekasih yang bahkan enggan menatapnya. Tetapi ia tahu, Julio berusaha mengontrol emosinya dengan mengepalkan kedua tangan hingga tubuhnya terlihat begitu tegang.

"Babe." June memberanikan diri untuk membuka suara. "Gue—"

"Ada urusan apa lo ke sini?" tanya Julio tajam.

"Maaf, gue nggak tau kalau bakal kayak gini jadinya." June menundukkan kepala, takut melihat wajah Julio yang mulai kalap. "Lo salah paham. Kita—"

"Salah paham?" Julio tertawa sinis. "Lo bahkan nggak mau mendengarkan penjelasan gue soal kesalahpahaman lo hari itu. Terus, untuk apa gue percaya kalau apa yang gue liat cuma salah paham?"

June menggelengkan kepalanya dengan cepat, berupaya membendung air matanya yang ingin luruh dalam seketika. Tidak bisa, June tidak bisa mendapati suara Julio yang terasa menusuk di dadanya. Tetapi sekarang bukan waktunya June untuk menangisi semua kesalahan yang ia buat.

"Lo nggak tau apa yang terjadi semalam—"

"Sekali pun gue nggak tau, jelas-jelas apa yang gue liat tadi udah menjelaskan semuanya. Lo tidur berdua sama Aksa, apa itu belum cukup jelas?" Julio mengencangkan wajahnya, terang sekali menahan emosi yang kian memuncak. "Kalian bahkan nggak mengenakan sehelai pakaian pun, Ms. Collins."

June berusaha meredakan amarah Julio dengan mengulurkan sebelah tangan, bermaksud ingin menyentuh bahu lelaki itu. Namun, Julio menepis kasar. Sentakan kuatnya bikin June meringis kesakitan dalam sekejap.

Something in Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang