Bagian 2

1.2K 177 37
                                    

Lisa kembali duduk di cafenya, di meja yang sama dan di posisi yang sama. Dengan segelas milkshake yang sudah separuh diminum dan puding mangga yang tinggal piringnya saja. Sedang tidak ada pekerjaan apapun. Dia lebih suka duduk di tempat ini setiap tidak ada pekerjaan soal cafenya. Ruang kerjanya terasa membosankan hingga melihat pelanggan datang silih berganti dan obrolan yang terjadi bersamaan terasa lebih menarik bagi Lisa.

Gadis ber-hoodie hitam di atas kepala itu menunduk sejenak pada layar ponselnya, menggulir time line Instagram-nya. Sembari berpikir apakah sebaiknya dia menolak permintaan temannya untuk menggantikannya bekerja malam ini. Lisa ingin pulang saja. Meski tidak yakin temannya bisa mencari pengganti di waktu mepet ini.

Sibuk dengan ponsel dan pikirannya sendiri membuat Lisa tidak sadar seseorang telah duduk di depannya tanpa permisi. Tanpa permisi pula menyingkirkan milkshake dan piring puding Lisa lalu menggantinya dengan semangkuk ice cream sundae ukuran normal.

"Oh!" Lisa mendongak dari ponselnya karena terkejut mendapati seorang pria bertopi dan bermasker duduk didepannya. "Apa yang kau lakukan, Jiyong-ssi?"

Kwon Jiyong, yang duduk didepan Lisa mengedikkan bahu singkat. "Semua orang suka eskrim. Makanlah."

"Apa ini artinya kau memaafkanku?" Tanya Lisa mengambil sendok kecil yang datang bersama eskrimnya tadi. Dia menunggu jawaban G-Dragon sebelum benar-benar menyendoknya. Ini sudah dua hari setelah malam itu. Malam ini juga pop-up store PMO selesai. Letaknya kurang dari 100m dari cafe Lisa jadi wajar saja Jiyong bisa sampai ke sini dengan mudah.

"Bisa di bilang begitu. Makanlah. Aku yang traktir."

Lisa mengangkat alis. "Ini cafeku, Jiyong-ssi. Kalau aku kau, aku bisa memesan semua menu masing-masing satu tanpa perlu membayar. Tapi terimakasih karena telah memaafkanku dan untuk eskrimnya."

"Bisakah kau tidak memanggilku seperti itu? Terdengar canggung untukku."

"Lalu? Oppa?" Lisa hanya bercanda saat mengatakannya. Selanjutnya dia kembali menyendok eskrimnya. Memang benar semua orang suka eskrim.

"Hmm, ya. Oppa saja." Sikap Jiyong pun sama acuhnya saat mengatakan itu. Dia sibuk memandangi ponselnya setelah itu. Yang jika ponselnya adalah seorang wanita mungkin sudah tak karuan karena jemari Jiyong terus menyentuhnya.

"Oppa kesini hanya untuk membelikanku eskrim?" Lisa memecah keheningan setelah beberapa saat.

"Hmm.. sebenarnya aku lapar." Jiyong melambai hingga seorang pelayan menghampiri untuk memberikan buku menunya. Jiyong lalu mengembalikannya setelah selesai memesan.

Hening kembali dan Lisa memilih memasang earphone, mendengar musik melalui ponselnya. Sampai pelayan datang membawa pesanan Jiyong dan pria itu bertanya lagu apa yang sedang Lisa dengarkan di sela acara makannya.

"Laguku. Hanya iseng saat aku tidak punya hal untuk di kerjakan. Dan DJ hanya untuk mengisi waktu luang," sahut Lisa sambil melepas earphone-nya.

"Dj? Dimana?"

"Oppa sering kesana."

"Cakeshop? Ehh, tidak. Monkey Museum? Sungguh? Kenapa aku tidak pernah melihatmu?"

Lisa terkekeh singkat. "Bagaimana bisa melihatku kalau pandangan oppa tertutupi banyak dada besar dan paha mulus setiap kali oppa datang kesana?"

"Apa sebanyak itu?"

Lisa mendengus. "Oppa tidak sadar?"

"Kau akan ke sana nanti?" Jiyong memilih mengabaikan dengusan Lisa. Sudah selesai makan dan meminum air mineralnya langsung dari botolnya.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang