"Ry, kita mau kemana sih pagi-pagi gini?" Tanya Vitha sesaat setelah mobil Gery melaju menerobos jalanan yang masih lenggang. "Ry..."
"Udah, santai aja. Mau tidur lagi dulu juga boleh. Udah sampai ntar aku bangunin." Vitha sedang malas berdebat. Ia pun patuh. Sesekali menatap jalanan, sesekali mengamati sosok lelaki di sampingnya. Sampai akhirnya ia pun terlelap kembali pagi ini.
# # #
"Istirahat dulu yuk?!" Ajak Chris pada Wina. Wina setuju mereka lalu duduk di salah satu bangku taman kompleks perumahan mereka. Wina menatap Chris dalam. Meski kakaknya itu tidak bercerita banyak, Wina paham. Ada sesuatu yang kakaknya pendam, sembunyikan, dalam.
"Ko, kalau Koko butuh tempat cerita. Aku siap kok dengerin Koko curhat." Ujar Wina serius. Chris melirik adiknya itu, seulas senyuman pun terpampang di bibirnya.
"Makasih, Ci." Sahut Chris sembari menarik nafas.
"Mau lanjut atau mau pulang aja?" Tanya Wina akhirnya.
"Terserah kamu."
"Kayaknya kita pulang aja deh." Putus Wina. "Lagian udah cukup keringatan." Wina beralasan padahal ia ingin kakaknya itu istirahat.
"Ya ayo." Chris setuju lalu beranjak.
"Hai..." Sapa Wina saat berpapasan dengan seseorang.
"Ehh Wina." Ia balas menyapa, lalu mengangguk santun pada Chris.
"Ga, tugas kemarin udah selesai belum?"
"Aku belum semua. Kamu?"
"Sama." Wina nyengir.
"Paling telat itu lusa kan di kumpulinnya. Ada waktu buat ngerjainnya lagi. Yang harus dikumpulin besok prakarya kan?"
"Iya, udah beres prakarya?"
"Udah."
"Sama aku juga udah." Wina tampak asyik mengobrol dengan Angga tetangga berbeda blok yang sekaligus teman sekolah Wina. Menyadari kakaknya yang terabaikan, Wina pun segera pamit. "Oke deh, aku duluan ya?"
"Siap..." Jawab Angga sembari kembali mengayuh sepedanya. Tampak dia akan melakukan gowes bersama komunitasnya, terlihat dari style dan juga kaos yang dia kenakan.
"Itu temen kamu?"
"Iya, dia ketua kelas aku."
"Hmmm jangan-jangan."
"Nggaklah, dia udah ada yang punya." Elak Wina.
"Nggak apa-apa sebelum janur kuning melengkung." Goda Chris.
"Nggak...nggak... Aku yakin dia bukan jodoh aku."
"Masa?!"
"Ihh Koko." Rajuk Wina. "Stop talking about him. Dia pacar temen aku."
"Ok..ok... I am sorry. Ya udah yuk jalan lagi."
Mereka pun kembali berlari kecil menuju rumah orang tua mereka. Sesampainya di rumah Chris langsung duduk di meja makan. Menunggu sarapan yang dibuat asisten rumah tangga nya siap hidang.
"Tumben langsung nongkrong di meja makan?"
"Laper, ngantuk. Jadi abis makan mau lanjut tidur."
"Kok tidur? Koko nggak akan ke gereja?" Koko menatap adiknya sekilas. Menelan saliva sebentar lalu mencoba tersenyum.
"Gimana ntar. Nggak lucu kan orang-orang pada ibadah. Aku malah ketiduran akibat ngantuk."
"Salah sendiri nggak tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Luar Biasa
RomanceKadang kita mencintai tanpa dicintai dan juga dicintai tanpa mencintai. Tapi bagaimana jika semesta berkendak kita bersama? Bisakah seiring tanpa saling mencintai? Atau perpisahan lebih baik? Disclaimer : Cerita hanya khayalan belaka. Jika terdapat...