Part 4

386 33 2
                                    

"Gimana Ibu, udah sehat?"

"Alhamdulillah."

"Syukur deh kalau udah sehat. Kamu ada pesanan catering lagi?"

"Bukan, ini buat acara kantor."

"Banyak? Mau dibantuin?" Vitha nampak berpikir sebentar.

"Boleh kalau nggak ngerepotin."

"Nggak sama sekali. Bawa daftar belanjaan nya?" Vitha mengangguk seraya menyerahkan list daftar belanjaan. "Tunggu bentar ya, kamu duduk dulu aja." Chris mempersilahkan Vitha duduk di sebuah bangku plastik.

Vitha menunggu sembari memainkan ponselnya. Lima menit kemudian, Chris datang dengan selembar struk.

"Ada barang yang kosong baru datang nanti sore."

"Yaa..."

"Buat kapan dipakainya?"

"Besok malam sih, cuma dikemas nanti beres jam kerja."

"Mau dianterin kalau nanti turun?"

"Bisa?"

"Bisa. Tapi bentar aku konfirmasi sama pengirimannya, jadi apa nggak jalan hari ini. Kalau jadi, bisa kok nanti sore kita kirim." Chris berjalan menuju meja kepala kasir, menelepon seseorang. Tak lama ia kembali pada Vitha. "Lagi dijalan, paling nanti sore turun dan barang pesanan kamu langsung dikirim ke tempat kamu. Minta alamatnya aja." Vitha tersenyum lega. Pasalnya dia agak malas jika harus keluar masuk toko lagi. Ia ingin segera makan siang. Vitha menuliskan alamat.

"Kirim ke sini aja ya." Pinta Vitha.

"Siap. Nanti sore ya sekitar jam 4 atau jam 5 an."

"Oke, Makasih."

"Sama-sama."

# # #

Vitha sedang sholat Ashar ketika Chris dan salah satu karyawan tokonya mengantar barang kekurangan belanja Vitha tadi siang. Melihat gadis itu berbalut mukena putih ada perasaan damai. Ingin ia berlama menikmati itu semua.

"Simpan di sini saja." Pinta Budi. Karyawan toko itupun patuh. "Ko, makasih ya." Ucap Budi pada seseorang yang berada di belakang karyawan tersebut. Chris mengangguk. "Udah selesai pembayarannya?"

"Udah, tadi Teh Vitha lunasin."

"Hai.." Vitha tiba-tiba muncul. "Lho...dianterin sama Koko ternyata."

"Iya supir lagi delivery ke lain tempat. Takut kesorean, saya kirim aja ke sini langsung."

"Makasih lho ya." Ucap Vitha.

"Sama-sama." Senyum Chris mengembang. "Abis sholat?" Tanya Chris. Vitha mengangguk. "Oke kalau gitu saya pamit dulu."

# # #

Chris sedang menikmati secangkir kopi di teras belakang rumahnya, tepat di tepi kolam renang saat Wina adiknya menghampiri.

"Kok aku mencium bau ada yang jatuh cinta ya disini."

"Waaah masa?!"

"Iya, bau nya menyengat banget malah. Koko lagi jatuh cinta?" Wina menyelidik dengan tatapan tajam.

"Maybe..."

"Sama siapa, Ko? Kok nggak cerita-cerita ama aku. Cantik nggak?" Cerca Wina. Chris mengangguk. "Aku kenal nggak?" Tingkat penasaran Wina meningkat. Chris menggeleng. "Emang siapa? Kalian kenal udah lama atau baru?"

"Baru."

"Cieee cinta pada pandangan pertama dong."

"Yaa kayaknya." Wina menatap Chris seksama. Merasakan ada kejanggalan atas perasaan Chris.

Cinta Luar BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang