Chap 1

1.5K 88 39
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide terinspirasi dari kehidupan nyata
Genre : hurt, romance
Pair : rahasia
Sifat karakter berbeda dengan versi anime dan manga
Terkadang ooc
Cerita gaje dan typo bertebaran





Happy reading

Hidup hanya satu kali di dunia ini. Mati juga satu kali. Ingin rasanya kumati. Mengakhiri hidup yang melelahkan ini. Penderitaan yang tak berujung. Dianggap sebagai anak pembawa sial. Kehadiran yang tak dianggap. Itulah diriku, Uchiha Sasuke. Gadis biasa yang sudah berumur 18 tahun dan baru lulus sma dengan nilai tertinggi di sekolah. Namun, aku sama sekali tidak merasa senang. Mengapa? Kedua orangtua dan kakakku lebih membanggakan adik kembarku, Hinata. Padahal aku lebih pintar darinya.

Sedari kecil aku sudah bisa merasakan kasih sayang yang berbeda. Meski kedua orang tuaku memberikan semua benda yang kuinginkan tapi mereka kerap kali tak memedulikanku. Hanya Hinata yang ada di pikiran dan di hati mereka. Bahkan saat berulang tahun pun aku harus berdiam di kamar. Mengadakan pesta ulang tahun seorang diri yang ditemani sebuah boneka rubah berwarna oranye yang kuberi nama Naruto. Hanya Naruto temanku satu - satunya sedari kecil hingga aku dewasa seperti saat ini.

Mungkin orang lain mengira aku merasa bahagia mendapatkan keluarga kaya yang dipenuhi kasih sayang melimpah. Akan tetapi cinta mereka semu. Palsu. Hanya di luar mereka menyayangiku. Di dalam rumah, mereka tak menganggapku ada.

Pernah suatu hari saat aku dan Hinata masih berusia 12 tahun. Aku dan dia harusnya pulang sekolah bersama namun Hinata menyuruhku untuk pulang lebih dulu dengan naik mobil jemputan. Akupun pulang lebih dulu atas permintaan Hinata tanpa tahu rencana busuknya.

Aku pulang ke rumah seperti biasa. Melihat ibu yang sedang merajut sweater untuk Hinata. Bukan untukku. Ibuku lebih memilih membelikanku sweater daripada membuatnya sendiri. Aku menerimanya. Mungkin ibuku lelah kalau harus merajut dua sweater untuk aku dan Hinata.

"Sasuke!" panggil ibuku dengan lembut kepadaku. Tak biasanya aku dipanggil selembut itu oleh ibuku. "Iya, bu? Ada apa?" tanyaku tak kalah lembut. Aku yang hendak naik ke atas tangga menuju kamarku, kuhentikan langkahku untuk menemui ibuku.

"Sini! Tolong coba pakai sweater ini!" pinta ibuku dengan tersenyum manis.

Akupun mencobanya. "Muat, bu. Sweater ini sangat lembu."

Ibuku tersenyum lagi. "Syukurlah. Hinata pasti senang. Jadi, buka lagi sweaternya."

Aku terkejut dan dengan cepat membuka sweater yang baru saja kucoba. Dengan hati kalut, aku pergi meninggalkan ibuku setelah kuserahkan sweater itu kepada ibuku.

Aku berlari melewati anak tangga tanpa takut jatuh. Masuk ke kamar dan mengunci pintu kamar. Boneka rubah yang bernama Naruto langsung kupeluk. Kulampiaskan semua unek - unekku. Aku menangis sambil memeluk Naruto dengan erat.

"Naruto, kenapa ibu begitu padaku? Pa padahal aku tidak pernah berbuat nakal. Ibuku sangat kejam," lirihku. Kumenangisi nasib malangku. Hanya bisa menangis.

Aku pikir hanya sampai di situ saja kesedihan dan kemalangan menimpaku. Namun saat makan malam. Hinata belum pulang. Aku ditanya oleh ayah dan ibu. Aku jawab kalau Hinata yang menyuruhku untuk meninggalkannya dan pulang lebih dulu. Namub mereka tidak percaya. Terlebih saat kakakku, Kak Itachi datang sambil menggandeng tangan Hinata.

Kondisi Hinata sangat mengenaskan. Bajunya robek dan yang lebih parah, adik kembarku telah diperkosa oleh sekumpulan remaja.

Harusnya kakakku dan kedua orangtuaku menyalahkan para remaja mesum atas apa yang terjadi pada Hinata. Nyatanya tidak demikian. Mereka malah menyalahkanku yang pulang lebih dulu. Hinata malah berkata aku meninggalkan dia seorang diri. Padahal tidak seperti itu.

Kapan Kubahagia (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang