Harusnya ini chapter terakhir tapi sepertinya reader pasti nggak rela deh
Happy reading
Setelah terjadi gempa. Apartemen tempat Sasuke tinggal hancur, Naruto membawa calon istrinya itu ke kediaman Namikaze. Sasuke bukan hanya akan diperkenalkan dengan kedua orang tua Naruto dan adiknya, namun ia juga akan tinggal bersama mereka agar Naruto bebas pergi bekerja tanpa harus memikirkan calon istrinya akan tinggal di mana.
Sambutan hangat menyambut kedatangan Sasuke saat memasuki kediaman Namikaze. Sasuke merasa sangat senang. Ia sudah lama tidak memasuki rumah seluas dan semewah kediaman Namikaze. Bahkan lebih mewah dari tempat tinggalnya dulu.
"Ayo masuk, Sasuke chan!" ajak Naruto sambil meraih tangan Sasuke.
Sasuke menerima tangan Naruto dan menggenggamnya. "Hn." Ia tersenyum.
'Apa boleh aku berharap menjadi bagian dari keluarga ini? Hidupku bagai Cinderella di dunia nyata dan Naruto yang menjadi pangeran,' suara hati Sasuke. Ia merasa ragu.
Naruto menggandeng tangan Sasuke dan membawanya memasuki kediaman Namikaze yang mewah itu.
Para pelayan yang mereka lewati tak henti memberi hormat dengan membungkuk dan mengatakan selamat datang kepada Naruto dan Sasuke. Sasuke terkejut saat para pelayan menyambutnya dengan kalimat "Selamat datang, nona Sasuke." Ternyata Naruto sudah memperkenalkan dirinya kepada para pelayan di rumahnya.
'Apa.. Ayah dan ibu Naruto juga sudah mengenalku? Aku kan belum pernah bertemu mereka. Apa reaksi mereka saat bertemu denganku? Apa mereka akan mengizinkanku untuk jadi istri si dobe?' suara hati Sasuke. Ia merasa malu dan gugup.
Naruto membawa Sasuke masuk melewati lorong rumah Naruto yang sangat panjang bak lorong bawah tanah tak berujung. Untung saja penerangannya baik jadi tidak gelap seperti lorong bawah tanah. Hanya panjangnya lorong saja yang mirip.
Mereka pun tiba di depan sebuah ruangan. Perlahan Naruto membuka slop pintu. Jantung Sasuke berdebar lebih kencang bahkan serasa hendak lepas.
Deg deg deg.
"Ah, kau sudah pulang, nak? Selamat datang!" sapa seorang wanita paruh baya bersurai merah terurai panjang. Wajahnya masih cantik meski sudah tidak muda lagi. Ia tersenyum dan berjalan mendekati Naruto dan Sasuke.
"Iya. Maaf, bu. Aku tidak langsung pulang ke rumah," kata Naruto memeluk sang ibu setelah melepaskan genggaman tangan Sasuke.
Ada rasa sedih saat Naruto melepaskan genggaman tangannya.
Pelukan pun usai. "Ibu, ini gadis yang bernama Sasuke. Uchiha Sasuke," ucap Naruto memperkenalkan Sasuke kepada sang ibu.
Sasuke menundukkan kepalanya. "Se.. Selamat siang, nyo..nyonya Namikaze," sapa Sasuke gugup.
Sang ibu yang bernama Namikaze Kushina tersenyum ramah. "Angkat kepalamu, nak," pinta Kushina. Sasuke pun mendongakkan kepalanya. "Wah.. Kau sangat cantik. Pantas saja putra sulungku sangat menyukaimu."
Blush. Wajah Sasuke merona. Ia sudah lama tidak ada yang memujinya dengan kata cantik.
Kushina meraih tangan Sasuke. "Jangan sebut aku nyonya tapi ibu. Hanya ibu karena kau akan segera menjadi istri anakku. Oke."
"Ba.. Baik, bu." Sasuke merasa canggung. Gugup dan malu. Perasaan yang sedang ia rasakan sedari tadi saat masuk ke kediaman Namikaze.
Kushina pun memeluk Sasuke sambil berbisik, "Ibu mohon padamu, Sasuke chan. Tolong jaga putra ibu yang hanya satu itu. Dia bangkit dari tidur panjangnya karenamu, jadi..kau adalah keajaiban. Kau dewi penyelamat kami."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Kubahagia (end)
FanfictionHanya cerita yang akan thor up pas lagi galau Kisah tentang seorang gadis malang yang bernama Uchiha Sasuke Oke. Hanya itu