Sekolah Horor

11 14 39
                                    

Banyak hal mistis yang kerap terjadi di Sekolah. Bahkan banyak rumor-rumor yang sering kita dengar mengenai Sekolah angker. Rumor paling populer dari semua rumor yang beredar, ada rumor Sekolah bekas Rumah Sakit atau tanah Kuburan. Sudah tak asing lagi bagi kalian para anak sekolahan, yang sering menggosipi makhluk tak kasat mata tersebut.

Bahkan rumor-rumor aneh lainnya masih sering bertebaran di kalangan anak sekolahan. Namun sejatinya, sekolah adalah tempat kita menuntut ilmu tanpa harus membicarakan arwah yang seharusnya tak pernah kita jumpai.

Malam ini, aku akan bercerita tentang pengalaman hororku ketika aku menduduki bangku SMK. Dan perkenalkan, namaku Citra. Siswi Jurusan Tata Busana, namun aku sudah lulus beberapa tahun lalu. SMK ku terletak di daerah Jawa Timur. Dan asal kalian tau, banyak cerita mistis yang sering aku dengar dari mulut ke mulut tentang SMK ku ini. Awalnya aku tak peduli, hingga akhirnya aku mulai merasakan kehadiran mereka. Mereka selalu mengawasimu tanpa kamu sadari.

***

Hari itu setelah selesai mata pelajaran produktif, aku memutuskan pamit ke toilet untuk memenuhi panggilan alamku. Awalnya ketika aku masuk toilet, aku tak merasakan keganjalan apapun. Bahkan toilet perempuan di SMK ku cukup terawat dan bersih. Namun suasana di toilet bisa dibilang sedikit suram, karena cat putih yang memoles tembok nampak terlihat mulai memunculkan noda-noda kecoklatan.

Toilet kala itu sepi. Tak ada satupun orang kecuali aku. Tanpa memerhatikan kanan-kiri, aku langsung masuk di bilik toilet sebelah kanan. Namun detik itu juga aku merasakan suatu keganjalan. Tiba-tiba bilik di sampingku terdengar seperti ada seseorang yang sedang menyiram WC.

Aku positif thinking kala itu, dan berpikir mungkin ada orang yang tengah menyiram kencingnya. Tapi suara siraman tersebut terdengar jelas dan aku bergumam, "Perasaan tadi toilet gak ada siapa-siapa, deh."

Kebetulan setiap toilet memiliki celah kecil di bawahnya. Dan ketika aku mengintip, tak ada seorangpun. "Hm, bukannya kalo ada yang lewat biasanya 'kan keliatan kakinya. Kok ini enggak, ya?"

Bulu kudukku seketika meremang. Tetapi di detik itu, aku terus saja berpikir positif dan beramsumsi jikalau aku sedari tadi tak menyadari ada siswa lain yang memakai toilet samping. Bahkan ketika aku selesai menyiram WC, bunyi itu masih ada. Bunyi orang yang sedang menyiram WC tersebut masih terdengar jelas.

Hal aneh lagi-lagi terjadi. Ketika aku berada di ambang pintu kamar mandi, suara itu telah menghilang dan toilet kembali sunyi. Lantas aku iseng melihat kondisi toilet yang nengeluarkan suara percikan air tersebut. Dan sontak aku syok ketika melihat bahwa bilik toilet tersebut kering, bahkan tak ada bekas jejak kaki basah yang biasanya membekas ketika kita keluar dari toilet.

Dan asal kamu tahu, pintu bilik toilet tersebut di kunci. Bahkan pintu tersebut di gembok dan di rantai karena pintu toilet tersebut tidak berfungsi dengan baik, serta dalam kondisi perbaikan. Dan aku baru teringat, jika bilik tersebut sedang di renovasi.

Jadi siapa yang tadi menyiram WC?

Lantas siapa yang bersamaku?

***

Tetapi kejadian mistis yang pernah ku alami bukan itu saja. Namun ada satu lagi pengalaman horor yang aku alami di SMK.

Awalnya aku dan lima rekanku lembur di Sekolah untuk menyelesaikan tugas akhir membuat gaun. Sore menjelang maghrib, tak ada hal yang aneh. Bahkan kami sesekali berbincang membicarakan soal gaun. Namun salah seorang rekanku bernama Dean tiba-tiba berkata, "Eh cerita hantu, yuk!"

"Ah, jangan deh. Gue kan orangnya penakut," jawab rekanku yang lain bernama Dinda.

"Idih gitu aja takut," ejek Dean. "Gua mau cerita nih, soal hantu penunggu di belakang sekolah itu loh. Tau gak? Katanya ada Kuntilanak yang suka nampakin diri pas menjelang maghrib."

Aku lantas bergidik ngeri, mengingat kami lembur hingga menjelang maghrib. "Woi, udah jangan ngomongin hantu. Nanti hantunya beneran nampakin diri loh."

"Halah, koyo kon tau ndelok demit wae," ketus Raja. (Halah, kayak lu pernah liat hantu aja)

"Gw pernah liat!"

"Dimana?" tanya Dean dengan antusias.

"Di toilet cewek."

"Salah liat kali," sahut Erna yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan kami. "Wong aku bendino nang jeding wedok, ndak ono opo-opo." (Orang gue tiap hari ke toilet cewek, gak ada apa-apa)

"Beneran! Gue--"

"Udah-udah!" potong Dinda yang notabene adalah penakut. "Nanti kalo 'mereka' denger gimana?"

"Wedi?" (Takut?) ejek Raja. "Lagian nih ya--"

Tok! Tok! Tok!

Sontak kami berlima menoleh ke sumber suara. Awalnya kami sedikit takut ketika mendengar ketukan di pintu, terlebih lagi kami sedang membahas 'mereka' yang tak kasat mata. Namun kami bisa bernafas lega. Ternyata di ambang pintu adalan Pak Usman, satpam SMK.

"Ndak mulih, Nduk? Wis Maghrib iki," ujar Pak Usman. (Gak pulang, Nak? Udah Maghrib ini)

"Inggih, Pak!" (Iya, Pak!) jawab kami hampir bersamaan. Kami segera beres-beres dan bersiap untuk pulang.

Di antara kami berlima, aku paling terakhir turun dari tangga karena banyak perlengkapan yang aku bawa. Rekan-rekanku bahkan sudah berjalan di halaman sekolah, sementara aku masih berada di lorong menuju tangga. Adzan Maghrib sudah berkumandang, dan lorong SMK nampak suram dengan cahaya yang remang-remang. Atmosfer horor ternyata lebih mencekam dari apa yang kubayangkan sebelumnya.

Dan saat aku akan turun di tangga menuju lantai satu, aku melirik tangga menuju lantai dua di sebelahku. Aku tertegun, dan jantungku berdesir tatkala aku melihat kaki yang berjalan tanpa alas kaki.

Tidak! Bahkan itu bukan di sebut kaki, sebab yang berjalan menuju lantai dua hanya sepasang potongan kaki dari mata kaki, sampai jari-jari. Aku mengedipkan mata beberapa kali, berharap aku salah lihat dan hanya berhalusinasi. Namun aku masih melihat sosok kaki itu dengan jelas. Berjalan tanpa alas kaki, tetapi ketika menginjak anak tangga terdengar seperti mengenakan sepatu fantofel. Suaranya jelas 'ku dengar, bahkan sangat mengerikan ketika diingat.

Aku berusaha rileks dan pura-pura tak melihat apalagi mendengar langkahnya. Berusaha sekuat tenaga ku tahan mulutku agar tak mengeluarkan teriakan histeris, dan cepat-cepat pergi dari tempat ini meskipun detak jantungku mulai berirama aneh. Lantas aku menoleh lagi ke arah belakang, dan kaki itu telah menghilang.

Kaki tanpa kepala ...

Tanpa badan ...

Bahkan tanpa betis sekalipun ...

Entahlah.

TAMAT



Kim🐧🔪

Ssst, Mereka di Belakangmu! [Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang