Mimpi

10 6 14
                                    

Mimpi atau bunga tidur memang hal yang sering orang alami ketika ada sesuatu yang mengganjal dalam dirinya. Seperti memikirkan sesuatu, atau orang-orang sering menganggap mimpi adalah pertanda dari kejadian yang akan datang. Namun sesungguhnya mimpi hanyalah bunga tidur yang tak perlu di pikirkan.

Terkadang mimpi bisa menjadi hal yang menyenangkan ataupun hal yang buruk. Seperti halnya dengan mimpi anehku beberapa hari lalu. Berawal dari ketukan di pintu, hingga mimpi aneh yang bahkan masih terkemas rapi dalam memoriku.

Aku akan bercerita sedikit pengalaman mistisku hingga aku terlalu takut untuk memejamkan mata di malam-malam selanjutnya. Tentang ketukan pintu, tentang gadis cantik itu, dan tentang pria tanpa kepala yang selalu menghantui di setiap mimpiku.

Benar, hantu itu ada.

***

Siang itu, seperti biasanya aku menghabiskan waktu dengan bermain handphone dan menonton televisi. Ya, itu rutinitasku setiap hari selain sekolah dan belajar.

Rumahku memang selalu seperti ini. Ayah dan ibuku selalu bekerja, dan mereka akan pulang ketika jam menunjukkan pukul 12 malam. Dan itu pun jika mereka gak lembur. Bahkan ketika kejadian itu, aku tak pernah merasakan firasat buruk. Namun ketika aku sedang asyik menonton film melalui Youtube, aku mendengarkan suara ketukan pintu.

Tok! Tok! Tok!

Sontak aku segera meninggalkan posisi rebahan santuyku dan buru-buru turun tangga. Namun ketika aku membuka pintu, aku tak mendapati siapapun.

"Mungkin cuma perasaan gue doang," gumamku.

Aku lantas kembali menutup pintu dan menatap sekeliling. Tiba-tiba bulu kudukku meremang ketika memandang rumahku yang minim cahaya itu. Ya, aku sengaja menyalakan sedikit lampu di rumahku, karena aku tak terlalu suka dengan cahaya yang menyilaukan mata. Namun di detik berikutnya aku tertawa hambar dan mencoba untuk positif thinking.

"Apaan sih, Dian. Hantu tuh gak ada kok, hahaha." racauku gak jelas.

Aku kembali naik tangga dan melanjutkan ritual rebahan santuyku. Namun niat itu 'ku urungkan ketika suara ketukan kembali mengganggu pendengaranku. Secepat kilat aku lari menuju pintu dan berseru.

"Apaan sih?! Bercanda lo gak lu-- eh? Gak ada orang?" Aku menatap sekeliling pekarangan rumahku yang tak terlalu luas, dan tak ada seorangpun disana. Bahkan pagar rumahku masih tertutup dengan rapat. Karena emosiku sudah di ujung tanduk, aku kembali berseru.

"Woi keluar! Jangan akting jadi makhluk halus! Gue gak takut sama hantu! Lu pasti manusia, 'kan? Keluar! Gangguin orang lagi rebahan santuy aja. Dasar bocil kurang kerjaan!" Aku segera membanting pintu. Tak peduli dengan tetanggaku yang mungkin saja mendengar seruan tak jelas dari bibirku.

***

Malam pun tiba, dan jam sudah menunjukkan pukul satu lewat lima belas menit. Kantuk sudah mulai menyerangku, dan aku memutuskan untuk pergi tidur. Namun sebelum tertidur, aku menatap langit-langit kamarku. Lantas anganku melayang pada kejadian siang tadi. Jika di pikir-pikir lagi, mana mungkin ada orang iseng yang mengetuk pintu rumahku.

Jika pun itu anak ibu-ibu kompleks, mereka tak pernah bermain di daerah depan rumahku. Dan jika digali lebih logika lagi, kalau ada orang masuk rumahku, pasti akan terdengar suara pagar terbuka. Tapi ini tidak sama sekali, bahkan pagar tadi masih tertutup rapat.

Karena tak mau berlarut-larut memikirkan hal itu, aku berniat memposisikan tubuhku tepat menghadap tembok. Namun aku kembali mengurungkan niatku karena tubuhku tak bisa di gerakkan! Badanku kaku, dan seakan tak mau mengikuti perintahku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ssst, Mereka di Belakangmu! [Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang